Senin, 23 Januari 2012

gong xi gong xi

mei tiao dajie-xiaoxiang
每条大街小巷
mei ge ren di zuili
每个人的嘴里
jianmian di yi ju hua
见面第一句话
jiushi gongxigongxi
就是恭喜恭喜
gongxi gongxi gongxi ni ya
恭喜恭喜恭喜你呀
gongxi gongxi gongxi ni
恭喜恭喜恭喜你

-----##-----

dongtian yi dao jintou
冬天已到尽头
zhenshi hao di xiaoxi
真是好的消息
wennuan di chunfeng
温暖的春风
jiuyao chui xing dadi
就要吹醒大地
gongxi gongxi gongxi ni ya
恭喜恭喜恭喜你呀
gongxi gongxi gongxi ni
恭喜恭喜恭喜你

haohao bing-xue rongjie

皓皓冰雪融解
yankan meihua tu rui
眼看梅花吐蕊
manmanchangye guoqu
漫漫长夜过去
tingdao yi sheng jiti
听到一声鸡啼
gongxi gongxi gongxi ni ya
恭喜恭喜恭喜你呀
gongxi gongxi gongxi ni
恭喜恭喜恭喜你

jingguo duoshao kunnan

经过多少困难
lijin duoshao molian
历尽多少磨练
duoshao xin'er panwang
多少心儿盼望
panwang xin di xiaoxi
盼望新的消息
gongxi gongxi gongxi ni ya
恭喜恭喜恭喜你呀
gongxi gongxi gongxi ni
恭喜恭喜恭喜你
------------

lirik istikharah cinta

http://www.youtube.com/watch?v=J9YvpHAB1Tg

anak

Anak-anak bukanlah separuh dari orang dewasa, ia juga bukan replika dari seorang ayah atau ibu. Anak adalah manusia yang punya kemampuan bertahan hidup. Ia adalah harta yang paling berharga yang dititipkan Alloh kepada kedua makhluk yang disebut ayah dan ibu. Membesarkan seorang anak bukan hanya layaknya dipandang investasi bagi ayah dan ibu, dan juga layaknya robot yang diprogram untuk nantinya mematuhi dan menjalankan apa yang selalu diinginkan oleh keduanya. Ia punya dunianya menyayangi, memahami, mendidik, dan menghargainya sebagai makhluk juga perlu diperhatikan. Apalagi dalam kondisi anak yang serba kekurangan menyayangi sepenuh hati sudahlah seharusnya. Pengorbanan yang tidak sedikit dan dalam waktu yang tidak sebentar.

Ijinkan saya menuliskan sebuah lirik lagu ciptaan Mike Tramp, "When the children sing let's the new world begin..."
Kegembiraan dan keriangan seorang anak membawa dunia baru bagi sekelilingnya.

Secerca impian

Secercah cahaya dan harapan dibangun berawal dari mimpi. Tapi ketika bermimpi jangan takut jatuh dan mencoba bangkit kembali. Itu modal awal untuk merakit sebuah impian.

Kekuatan mimpi begitu luar biasa ketika kau pahami, betapa keyakinan akan mimpi dengan ridho Illahi menjadikan dasar kekuatan dalam mewujudkannya. Semua orang mempunyai mimpi, hanya yang membedakan orang sukses dengan yang tidak ialah berani untuk bermimpi.

Ku coba merakit impian, ku tulis satu persatu sebagai pengingatku ketika impian ini untuk diperjuangan dalam meraihnya. Ditambah dengan sebuah mindset akan keyakinan bahwa impian ini bisa terwujud.

Jalinan-Jalinan Impian Seorang ANON "Sukses"

1. Ku yakin dengan izin Allah SWT, saya bisa lulus kuliah selama 3,5 tahun.
2. Ku yakin dengan izin Allah SWT, saya memperoleh IPK 3,60 keatas saat wisuda.
3. Ku yakin dengan izin Allah SWT, saya bisa mendapatkan gelar dokter umur 23 tahun.
4. Ku yakin dengan izin Allah SWT, saya menikah pada umur 25 tahun.
5. Ku yakin dengan izin Allah SWT, saya bisa menikah dengan pria setia, sholeh dan taat , menyayangi keluarga dan orang di sekitar.
6. Ku yakin dengan izin Allah SWT, saya bisa membeli laptop dengan uang sendiri.
7. Ku yakin dengan izin Allah SWT, saya bisa mengumpulkan uang dari usaha sendiri.
8. Ku yakin dengan izin Allah SWT, saya menjadi PPT di pulau kalimantan.
9. Ku yakin dengan izin Allah SWT, saya dalam beraktivitas dalam menjaga kesehatan.
10. Ku yakin dengan izin Allah SWT, saya bisa melahirkan para generasi-generasi islami..
11. Ku yakin dengan izin Allah SWT, saya bisa mampu lancar berbahasa inggris dengan baik dan benar.
12. Ku yakin dengan izin Allah SWT, saya memperoleh nilai TOEFL 500..
13. Ku yakin dengan izin Allah SWT, saya bisa membahagiakan ortu utk naik haji
14. Ku yakin dengan izin Allah SWT, mempunyai balai pengobatan gratis untuk rakyat miskin.
15. Ku yakin dengan izin Allah SWT, saya mempunyai anak 3 (2 ikhwan dan 1 akhwat).
16. Ku yakin dengan izin Allah SWT, saya bisa membiayai kuliah adik saya sesuai dengan keinginannya.
17. Ku yakin dengan izin Allah SWT, saya bisa membuat buku kebidanan untuk ke manfaatan umat.
18.. Ku yakin dengan izin Allah SWT, saya bisa meneruskan profesi saya menjadi dokter spesialis dokter kulit


Sekalian dulu yang bisa saya ingin wujudkan. Masih banyak lagi yang belum tertuliskan. Bismillah semoga Allah bisa mengabulkan segala impian. :)

Ingin Membeli Waktu

Ingin Membeli Waktu

"Waktu bagaikan pedang dan tidak bisa berputar kembali," Sebuah pepatah.

Suatu hari ada seorang dokter bernama dr. Cahya, beliau merupakan dokter yang begitu terkenal dan banyak memiliki pasien dengan jam terbang yang begitu tinggi. Hampir setiap hari dia bekerja siang dan malam, bahkan hanya pulang ke rumah hanya untuk beristirahat dan pagi-pagi buta berangkat untuk bekerja.

dr. Cahya mempunyai seorang anak laki-laki yang bernama Asa yang berumur 7 tahun. Mereka tinggal bersama dengan istrinya di daerah kota besar yang begitu padat akan aktivitas kerjanya. Asa jarang sekali bisa berjumpa dengan ayahnya, karena waktu yang begitu padat untuk bekerja.

Suatu ketika dr. Cahya pulang ke rumah dan melihat anak semata wayangnya sedang menunggunya di ruang tamu. dr. Cahya menyapa anaknya, "Kamu belum tidur asa? Sudah malam begini."

"Aku sedang menunggu ayah pulang," jawab Asa.

"Ini sudah malam Asa saatnya tidur," balas dr. Asa.

"Ayah, boleh aku bertanya ke ayah?"

"Iya, apa yang mau Asa tanyakan," Sambil tersenyum.

"Ayah bekerja berapa lama?"

"Hmmm.... Dari jam 7 pagi sampai jam 9 malam. Menurutmu berapa lama?" tanya sanga ayah.

Sambil menghitung di selembar kertas, "Berarti ayah bekerja selama 14 jam. Gaji ayah berapa?"

"Ayah digaji Rp. 700.000,00 perhari," sapa ayahnya.

"Kalau begitu ayah digaji perjam Rp. 50.000?" tanya Asa.

"Iya benar, sekarang sudah malam segera tidur," perintah ayahnya.

"Ayah beloh aku meminjam uang ke ayah Rp. 3.000,00?" tanya Asa sambil mengenggam uang di tangannya.

Dokter Cahya sedikit kesal, "Cepat masuk ke kamar dan tidur Asa!"

Akhirnya Asa memasuki kamarnya dan tampak sedih di tempat tidurnya sambil memegang uang. Dokter Cahya merasa telah berbuat kasar dan segera untuk menghampiri Asa. Dokter Cahya meminta maaf, "Asa anakku sayang, maafkan ayah?"

Sambil terbata-bata Asa menyampaikan keinginannya, "Ayah aku meminjam uang ke Ayah supaya aku mempunyai uang Rp. 25.000,00. Ini aku mempunyai uang Rp. 23.000,00 dari hasil tabunganku."

Dokter Cahya merasa heran, "Untuk apa Asa meminjam uang? Asa tidak perlu pinjam uang ke Ayah, ini ayah berikan kepada Asa."

"Aku ingin membeli waktu ayah setengah jam untuk bermain ular tangga bersamaku. Karena aku kangen bersama ayah." Sambil menyerahkan uangnya ke Dokter Cahya.

Dokter Cahya merasa sedih dengan kondisi yang sedang dirasakan sekarang dan sambil memeluk Asa dengan erat, "Asa maafkan ayah jika ayah sekarang jarang bersamamu."


Inilah sebuah kisah tentang seorang anak yang rindu akan bersama ayahnya. Ini menjadi pelajaran berarti buat kita semua. Kita sebagai mahasiswa rantauan yang jauh dari orang tua dan keluarga harus mampu memberikan sebagian waktu kita untuk keluarga. Tidaklah bisa harta yang kita memiliki untuk menggantikan itu semua. Karena sebagai sosok generasi bangsa, ridho Allah SWT merupakan ridho dari orang tua. Sayangilah selagi meraka ada dan berbaktilah sampai akhir hayat.

Kamis, 19 Januari 2012

ballard score


bayi dengan ikterus


3.1 Pengkajian
Dilakukan pada tanggal 26 Agustus 2006
3.1.1 Data Subyektif
Identítas:
Nama : Bayi Azrul
Lahir : Tgl 22 – 8 – 2006 Jam 02.30 St B
Jenis : Laki – laki
No.Reg : 751 / 05
Data orang tua
Nama Ibu : Ny. SS
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : RT
Nama Ayah : Tn. M
Agama : Islam
Pendídikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
3.1.2 Keluhan Utama
 Kiriman dari dokter , Sp.A
 Bayi dengan Ikterus umur 4 hari dan diare
3.1.3 Riwayat Antenatal
G I Po Periksa di RS Surabaya.
Sudah dapat TT 1 x robarantia, kalk dan tambah darah
3.1.4 Riwayat Penyakit
Diabetus Militus : tidak pemah
TBC : tídak pemah
Asma : tidak pemah
Kuning : tidak pernah
3.1.5 Pola Kebiasaan
Pola Nutrisi
Makan 3x sehari, porsi cukup lauk pauk ikan ayam, tahu tempe. Sayur sop, kadang sayur asem, bening bayam. Pagi, sebelum makan pagi minum susu, siang kacang hijau. Sore teh, lain dari itu air putih setelah makan.
Pola merokok tidak pernah, minum minuman keras tidak pernah. Minum jamu seminggu sekali.
3.1.6 Riwayai Natal
Umur kehamilan 37 minggu cara persalinan normal spontan B.
Anak lahir menangis keras
Pemeriksaan Umum
BB: 3500gr, Panjang 50 cm, Suhu 37oC, Nadi l00 x/m, RR 24 x/m
BAB mencret cair ada ampas.
- Inspeksi :
Kulit : kering mengisut
Wama : kuning turgor kurang elastis
Kepala : caput succedaneum tidak ada, cephalo haematum tidak ada
Muka : simetris.
Mata :
Seklera : kuning
Conjungtiva : merah
Telinga : otitis media tidak ada
Abdomen : kembung positif
Hepatomegali : tidak ada
Hernia umbilicalis : tidak ada
Genetalia externa :
Testis : sudah turun dalam scrotum
Anus :
Atresia Ani : tidak ada
Kaki / Tangan : simetris
Jari-jari : lengkap
- Hasil Laboratorium
Bilirubin Direk : 1,9
Bilirubin Indirek : 15,6
F : Terapi dokter :
- Foto terapi 24 jam
- Colestin 3 x 125 mg
cek darah urobilin – bilirubin
A : Icterus Neonatus hari ke 4 dengan diarhe
P : Jelaskan hasil Pemeriksaan bayi kepada orang tua
Berikan tindakan sesuai advis dokter:
 Foto therapi 24 jam
 Colestin 3 x 125 mg
 Cek darah urobilin/bilirubin
Observasi: Suhu, nadi, RR, BAB, BAK
Anjurkan pada Ibu untuk memberi ASI dalam botol.
IMPLEMENTASI
TGL.26 – 08 -06
Memberikan penjelasan pada ibu tentang keadaan bayi
Jam 11.00
 Memberikan tindakan foto therapi dengan posisi terlentang 6 jam 1 dengan mata ditutup pakai kacamata hitam dari kain dan di dipakaikan popok saja.
Jam 11.20
 Memberikan obat puyer colestin 1 bks, 25 mg.
 Memberikan ASI.
Jam 11.30
Mengukur:
 Suhu 37° C, Nadi 100 x/mm, RR 28 x/mm
 Fototerapi sementara di stop.
 BAK lancar
 BAB Mencret cair ada ampas
Jam 12.30
 Mengontrol suhu 36° C. Fototerapi dimulai lagi posisi tetap terlentang.
 Memberikan minum ASI + Pasi per speen
Jam 17.00
 Merubah posisi fototerapi miring kanan dengan disandari botol berisi air dan dibungkus, di daerah punggung bayi BAB 2x mencret cair ada ampas.
Jam 18.00
 Mengukur suhu 377 C fototheraphi di stop sementara. Extra minum dan compres dingin.
Jam 19.00
 Mengukur suhu 372 C fototheraphi masih distop. Meminumkan obat puyer colestin 1 bks (125 mg).
Jam 20.00
 Memberikan Asi + pasi perspeen
 Mengukur suhu bayi 367C fototherapi dimulai lagi dengan posisi miring kanan
Jam 24.00, Merubah posisi tidur bayi miring kiri:
 Miksi lancar
 BAB mencret cair ada ampas
2-6-2004
Jam 06.30
S : - Ibu mengatakan anak semalam mencret 2x cair campur ampas.
- Sering menangis
- Tidak panas
O : Suhu 363 oC, Nadi 92 x/mm. RR 24 x/mm
BAK lancar, BAB mencret 2x cair campur ampas
Inspeksi
Kulit Kuning berkurang, Tugor belum elastis dan tidak kering
Periksa Ulang Laborat Jam 08.00
 Bilirubin Direk : 1,6
 Bilirubin Indirek : 13,4
A : Ikterus Neonatus dan diarhe belum teratasi
P : - Jelaskan hasil laborat pada ibu
- Lanjutkan foto terapi sampai dengan 24 jam
- Observatif suhu, nadi, RR,BAB, BAK
- Tambahkan ASI dan PASI per speen
- Beri obat diarhe
- Jelaskan pada íbu bila sudah 24 jam cek urobilin dan bilirubin lagi.
IMPLEMENTASI
- Memberitahu pada ibu hasil laborat
Jam 06.30
- Posisi bayi ganti telungkup
Jam 07.00
- Minum obat mencret pada bayi: colestin 125 mg (1 bungkus)
- Mengambil darah untuk cek urobilin dan bilirobin
- Mengukur suhu 36°C nadi 92 x/mm RR 24 x/mm
- BAB mencret 2x campur ampas, BAK lancar
- Memberi minurn ASI + PASI per speen
- Menjelaskan hasil laborat
Urobilin : 1,6
Bilirubin : 13,4
2-6-2004
Jam 12.00
S : - Ibu mengatakaa bayi mencret Ixadaampas
- Tidak rewel
- Minum tidak muntah
0 : - Suhu 3670 C, Nadi 94 x/mm, RR : 26 x/mm
- BAK : Lancar BAB mencret 1x campur ampas
Inspeksi :
Kulit masih sedikit kuning, turgor belum elastis.
A : - Bayi Ikterus Neonatus dan diarhe belum teratasi seluruhnya.
P : - Rubah posisi bayi dengan terlentang.
- Beri minum ASI dan PASI perspeen
- Observatif: Suhu, nadi, RR dan BAB, BAK.
IMPLEMENTASI
Jam 12.00 - Merubah posisi bayi dengan tidur terlentang
Jam 12.15 - Memberi minum ASI + PASI perspeen
Jam 12.20 - Mengukur suhu 367 °C, Nadi 94 x/mm, RR 26x/mm BAK lancar, BAB mencret 1x campur ampas.
Tanggal 2-6-2004
Jam 18.00
S : Ibu mengatakan bayi sudah tidak mencret sudah tidak rewel
Minum ASI dan PASI tidak muntah.
0 : Suhu 3640 C, Nadi 96x/mm, RR 28 x/mm
BAK : Lancar BAB : belum
Inspeksi :
- Kulit tidak kelihatan kuning
- Turgor baik
- Diarhe berhenti
A : Bayi Ikterus Neonatanatus dan diarhe teratasi
P : - Tunggu dokter untuk advis selanjutnya sampai waktu visite
- Beri obat mencret colestín 125 mg
- Ganti posisi bayi miring kanan
- Observatif suhu, nadi, RR, BAK, BAB
- 6 jam lagi rubah posisi tídur bayi miring kiri
IMPLEMENTASI
Jam 18.00 : Merubah posisi tidur bayi miring kanan.
Jam 18.15 : Memberi minum obat colesten 125 mg pada bayi
Jam 18.20 : Mengukur suhu 364 0C, Nadi 96 x/mm, RR 28 x/mm
BAK lancar, BAB lembek
Jam 24.00 : Merubah posisi tidur bayi miring kiri
TGL. 27-08-06 Jam 06.00
S : - Ibu mengatakan bayi
- Minum banyak ASI + PASI perspeen
- Tidak muntah.
- Tidak rewel.
- Tidak mencret, berak 1x lembek
0 : - Suhu 368o C, nadi 94 x/mm, RR 28 x/mm
BAK : Lancar BAB : Lembek
Inspeksi
- Kulit tidak kuning
- Turgor baík
A : Bayi Ikterus Neonatus dan Diarhe teratasi
P : - Beri minum ASI + PASI perspeen
- Cek laborat ulang advís dokter
- Hasil laborat laporkan dokter waktu visite
IMPLEMENTASI
Jam 08.00 : - Dokter anak visite
- Melaporkan hasil laboratorium
- Urobilik : negatíf
- Billrobm : negatif
- Dokter mengijinkan pulang dan mengarjurkan bayi 3 hari lagí kontrol
Jam 08.30 : Memberi minum ASI + PASI perspeen
Jam 09.00 : Kacamata bayi dilepas, bayi dipakaikan baju popok dan digendong lalu pulang, setelah orang tua melunasi biaya opname, susu bayi dibawakan pulang.
Evaluasi : - Bayi kelihatan sehat tidak kunig diarhe berhenti segera bayi dibawa pulang.
- Bayi kembali kontrol 2 minggu lagi

bayi dgn ikterus


ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN IKTERUS NEONATORUM TERHADAP BAYI Ny. “M” 

I. Data Subyektif
Pada tanggal 07 Oktober 2007
A. Identitas
Nama bayi : Bayi Ny. M
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tanggal lahir : 07-10-2007
Jam : 07.30 WIB
Anak ke : Satu

Nama Ibu : Ny. Mardiana F.
Umur : 24 tahun
Pendidikan : D 3
Agama : Islam
Pekerjaan : PNS

a. Keluhan utama
Bayi umur 8 jam dengan, nampak kekuningan didaerah kepala dan leher, facces berwarna seperti dempul, perut membuncit pembasaran pada hati, tidak mau minum dan reflek moro lemah.
b. Riwayat Persalinan Sekarang
1. Persalinan spontan pervaginam tanggal 07-10-2007 pukul 07.30 WIB.
2. Lama persalinan
Kala I : 10 Jam
Kala II : 30 menit
Kala III : 15 menit
Kala IV : 2 jam setelah persalinan
3. Bayi lahir tanggal 07 Oktober 2007 pukul 07.30 WIB, jenis kelamin laki-laki
c. Riwayat Post Partum
1. Keadaan umum ibu baik
2. TFU 2 jari dibawah pusat
3. Lochea : ada, rubra
4. Lactasi : ASI keluar sedikit
d. Kebutuhan dasar
1. Eliminasi : BAB (+), BAK (+)
2. Kebersihan : Tubuh bayi bersih

B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Fisik
Tanda-tanda vital :
Temp : 36,50 C
Pols : 120 x/menit
PB : 2800 gram
BB : 49 cm
RR : 44 x/menit
a. Kepala
UUB : datar UUK : datar
Moulage : O Sucadeneum : tidak ada
Bentuk kepala : simetris Keadaan tubuh : tidak ada kelainan
b. Mata
Bentuk mata : simetris Strabismus : tidak ada
Pupil mata : Normal Sklera : ikterik
Keadaan : bersih
c. Hidung
Bentuk : simetris
Pernafasan cuping hidung : tidak ada
Keadaan : bersih
Lubang hidung : lengkap
Warna kulit : Pucat kekuningan
d. Mulut
Bentuk : simetris Palatum : normal
Refleks hisap : baik Bibir : lengkap atas/bawah
Gusi : normal Warna bibir : pucat
e. Telinga
Posisi : simetris kanan-kiri, dan telinga teraba lunak
Keadaan : bersih, tidak ada sumbatan
Warna kulit : pucat agak kekuningan
f. Leher
Pembesaran vena / kelenjar : tidak ada
Pergerakan leher : dapat bergerak kekanan-kekiri
Warna kulit : kuning

g. Dada
Posisi : simetris
Mamae : Ada
h. Perut
Posisi : simetris
Tali pusat : basah
Tidak ada pembesaran dan benjolan
i. Punggung bokong
Tidak ada benjolan dan tidak terdapat spina bifida
j. Ekstrimitas
Jari tangan : Lengkap
Posisi dan bentuk : Simetris kanan-kiri
Jari kaki : Lengkap
Pergerakan : Aktif
Warna kulit pucat, kuku, tangan dan kaki berwarna agak kekuningan
k. Genetalia
Lengkap, terdapat testis dan skrotum sudah turun
Jenis kelamin : laki-laki
Anus : positif, tidak ada sumbatan
l. Reflek
1. Mencari (rooting) : kurang baik
2. Menghisap (sucking) : kurang baik
3. Menelan (swalowing) : kurang baik
4. Reflek kaki (stapping) : baik
5. Menggenggam (graping) : baik
6. Reflek morro : baik
m. Ukuran antropometri
BB : 2800 gram
Lingkar kepala : 34 cm
TB : 49 cm
Lingkar dada : 32 cm
Lila : 11 cm
2. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan lab, kadar bilirubin serum 100 umol/l

II. Interpretasi Data Dasar
1. Diagnosa :
Bayi baru lahir normal hari pertama dengan ikterus derajat I (pada kepala dan leher).
DS : Anak lahir tanggal 07 Oktober 2007 pukul 07.30 WIB
DO : Tanda-tanda vital
BB : 2800 gram Temp : 36,500 C
PB : 49 cm Pols : 120 x/menit
RR : 46 x/menit
APGAR SCORE : 8-9
2. Masalah
a. Penurunan kadar bilirubin
Dasar : terdapat warna kuning pada bagian kepala dan leher, hasil pemeriksaan lab kadar bilirubinnya 100 umol/dl
b. Perawatan tali pusat
Dasar : tali pusat masih basah
3. Kebutuhan
a. Pemenuhan nutrisi yang adekuat
b. Penyinaran pada dengan lampu fluorensi sebanyak 10 buah masing-masing 20 watt dan menjamur/menyinarkan bayi di bawah sinar matahari pagi selama 10-15 menit antara pukul 07.00-08.00 WIB
c. Merawat tali pusat agar tetap kering dan membungkusnya dengan kassa steril

III. Identifikasi Masalah Potensial
1. Potensial terjadinya ikterus pada derajat yang lebih lanjut
Dasar :
a. Dari hasil pemeriksaan lab didapatkan kadar serum bilirubin indirek 100 umol/l (derajat I)
b. Terdapat warna kuning pada daerah muka, leher dan kuku
2. Potensial terjadinya pemindahan mikro organisme pada tali pusat
Dasar : tali pusat masih basah

IV. Identifikasi Tindakan Segera dan Kolaborasi Segera
Kolaborasi bila ada komplikasi

V. Perencanaan
1. Jelaskan pada ibu cara perawatan bayi baru lahir :
a. Cara perawatan tali pusat
b. Personal hygiene bayi
2. Penanganan ikterus :
Ajarkan ibu cara menghangatkan/penyinaran bayi dengan sinar matahari di pagi hari untuk menurunkan kadar bilirubin
3. Libatkan ibu dalam pemberian ASI eksklusif
4. Libatkan ibu dalam imunisasi
5. Jelaskan tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir
6. Observasi kemajuan pertumbuhan dan perkembangan bayi

VI. Implementasi
1. Melakukan perawatan tali pusat
a. Tali pusat selalu dalam keadaan kering
b. Tali pusat harus dibungkus dengan kassa steril
c. Kebersihan harus selalu dijaga dengan cara mengganti kasa bila kotor

2. Menjaga bayi agar tidak hipotermi
a. Membungkus bagi dengan kain yang bersih, kering dan hangat
3. Membantu penurunan kadar bilirubin pada bayi
a. Menghangatkan/melakukan penyinaran pada bayi di bawah sinar matahari di pagi hari selama 15-20 menit antara pukul 07.00 – 08.00 pagi.
4. Membantu ibu untuk menyusui bayinya sesegera mungkin
5. Memberikan imunisasi hepatitis B ke-1 pada bayi baru lahir
6. Menjelaskan tanda-tanda bahaya BBL :
a. Warna kulit kuning terutama 24 jam pertama (kulit berwarna biru/pucat).
b. Tali pusat merah, bengkak, berbau busuk, keluar cairan atau nanah
c. Bayi kejang
d. Menghisap lemah, banyak muntah, mengantuk belebihan
e. Tidak BAK dan BAB 24 jam pertama
7. Melakukan pemantauan bayi baru lahir
a. Kemampuan menghisap
b. Keaktifan bayi
c. Keadaan umum bayi

VII. Evaluasi
1. Keadaan bayi lebih baik, sklera masih tampak ikterik
2. Tali pusat terawat baik
3. Bayi dalam kondisi hangat
4. Kemampuan menghisap bayi : baik, bayi tampak aktif, warna kulit mulai kemerah-merahan
5. Hasil pengukuran antropometri
BB : 2900 gram PB : 50 cm LL : 13 cm
LK : 34 cm LD : 33 cm


CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal 10 Oktober 2007 pukul 10.00 WIB, hari ke 3
S : a. Ibu mengatakan bayinya sudah mau menyusui
b. Ibu mengatakan bayinyaa sudah sering BAK
c. Ibu mengatakan bayinya sering menangis
O : Tanda-tanda vital
RR : 45 x/menit BB : 2900 gram
Suhu : 37,60 C PB : 50 cm
Nadi : 128 x/menit
a. Tanda-tanda ikterus sudah berkurang:
1. Warna kulit sudah tampak kemerahan
2. Sklera masih berwarna kuning
3. hasil lab : Kadar bilirubin 60 umol/dl
b. Tali pusat sudah layu dan terlihat terawat baik
c. Bayi sudah mau menyusui
d. Perut bayi tidak kembung
e. Eliminasi : BAK 7-8 x/hari
BAB 2-3 x/hari
f. Reflek : 1. Mencari (Rooting) : baik
2. Menghisap (sucking) : baik
3. Menelan (swallowing) : baik
4. Reflek kaki (stapping) : baik
5. Menggenggam (graping) : baik
6. Reflek moro : baik
A : Diagnosa
Bayi baru lahir dengan ikterus derajat I
Dasar : bayi baru lahir 07 Oktober 2007 dengan apgar 8-9
Masalah, untuk sementara tidak ada
Kebutuhan : a. Perawatan tali pusat
b. Perawatan bayi sehari-hari
c. Penyuluhan pada ibu dan keluarga tentang :
1. Personal hygiene bayi
2. Pemberian ASI eksklusif
3. Pertahankan suhu tubuh bayi
P : 1. Mandikan bayi dengan mandi lap 2 kali sehari
2. Merawat tali pusat
3. Berikan penyuluhan pada ibu dan keluarga tentang :
a. Personal hygiene bayi
b. Pemberian ASI eksklusif
c. pertahankan suhu tubuh
4. Tetap anjurkan ibu untuk menghangatkan bayinya dibawah sinar matahari pagi untuk menurunkan kadar bilirubin.

Tanggal 13 Oktober 2007, hari ke-7
S : a. Ibu mengatakan bayinya tidak rewel, bayi tidur  16 jam
b. Ibu mengatakan bayinya BAK  7-8 kali sehari, BAB 2 x sehari
c. Ibu mengatakan bayinya hanya minum ASI saja setiap jam.
O : a. Keadaan umum baik
Tanda-tanda vital :
RR : 50 x/menit BB : 3100 gram
Suhu : 37,20 C PB : 50 cm
Nadi : 130 x/menit
b. Eliminasi : BAK 7-8 x/hari
BAB 2 x/hari
c Reflek : 1. Mencari (Rooting) : baik
2. Menghisap (sucking) : baik
3. Menelan (swallowing) : baik
4. Reflek kaki (stapping) : baik
5. Menggenggam (graping) : baik
6. Reflek moro : baik
d. Warna kulit kemerahan, sklera masih tampak ikterik, tanda-tanda ikterus sudah berkurang
e. Tali pusat sudah lepas.
A : Diagnosa
Bayi baru lahir normal umur 7 hari
Dasar : bayi baru lahir normal spontan pervaginam tanggal 07-10-2007
Masalah, untuk sementara tidak ada
Kebutuhan : a. Perawatan bayi sehari-hari
b. Pemberian ASI eksklusif
c. Penyuluhan tentang imunisasi
P : a. Lakukan perawatan bayi sehari-hari :
Mandikan bayi dengan mandi rendam 2 x sehari karena tali pusat sudah puput.
b. Sarankan ibu untuk membawa anaknya secara rutin ke posyandu untuk memantau tumbuh kembang bayi.
c. Anjurkan ibu untuk memberikan ASI saja sampai usia 6 bulan

Tanggal 20 Oktober 2007, hari ke 14
S : a. Ibu mengatakan bayi minum ASI dengan kuat
b. Ibu mengatakan bayinya hanya minum ASI saja tiap jam
c. Ibu mengatakan bayinya BAK  7-8 kali sehari, BAB 2 x sehari
O : a. Keadaan umum baik
Tanda-tanda vital :
RR : 52 x/menit BB : 3100 gram
Suhu : 37,00 C PB : 50 cm
Nadi : 128 x/menit
b. Eliminasi : BAK 7-8 x/hari
BAB 2 x/hari
c Reflek : 1. Mencari (Rooting) : baik
2. Menghisap (sucking) : baik
3. Menelan (swallowing) : baik
4. Reflek kaki (stapping) : baik
5. Menggenggam (graping) : baik
6. Reflek moro : baik
d. Warna kulit kemerahan, sklera tidak ikterik
A : Diagnosa
Bayi baru lahir normal umur 14 hari
Dasar : bayi baru lahir spontan pervaginam tanggal 07-10-2007
Masalah : tidak ada
Kebutuhan : a. Perawatan bayi sehari-hari
b. Pemberian ASI eksklusif
c. Penyuluhan tentang imunisasi
P : a. Ajarkan ibu untuk perawatan bayi sehari-hari :
1. Mandikan bayi, dengan mandi rendam 2 x sehari
2. Anjurkan pada ibu jika terdapat tanda-tanda bahaya :
Suhu tinggi, kejang, diare, dan lain-lain segera bawa ke pusat kesehatan
b. Anjurkan pada ibu untuk memberikan ASI saja
c. Sarankan pada ibu untuk membawa anaknya ke posyandu secara rutin untuk memantau tumbuh kembang bayi

Induksi persalinan

Induksi persalinan berarti suatu usaha untuk mengakhiri kehamilan >28 minggu dengan berbagai cara dengan tujuan memulai proses persalinan secara pervaginam. Walaupun nantinya bisa saja proses ini diakhiri dengan Cesar atas indikasi misalnya gawat janin, kontraksi yang tidak beraturan dan lainnya.

Indikasi untuk dilakukan induksi persalinan dikelompokkan kedalam 3 yaitu indikasi janin, indikasi ibu dan gabungan keduanya. Indikasi janin misalnya : kehamlan lewat waktu, diabetes mellitus, gangguan pertumbuhan janin. Indikasi ibu misalnya: kenatin janin dalam kehamilan,hydramnion kronis, cacat bawaan janin. Sedangkan indikasi gabungan : preeklampsia dan eklampsia, KPD, Hipertensi kronis.

Tidak boleh dilakukan induksi pada : 1) Panggul sempit 2) Kelainan letak bayi, 3)Bekas Cesar (relatif) 4) Primi gravida tua (anak I usia >35 tahun)dengan komplikasi obstetri dan medis 5)Kelainan jantung 6)Kehamilan risiko tinggi 7) Adanya tumor di rongga pnggul.

Berbagai metode induksi/pematangan serviks tersedia saat ini, walaupun secara medis tidak semuanya dipergunakan diantaranya
1.Cara Non-Obat2an/tradisional
- Herbal : black cohosh, daun raspberry nerah dll (hasil tidak pasti)
- Hubungan Seksual
- Rangsangan puting susu
- Akupunktur
- TranSkutaneus Electical Nerve Stimulation (TENS)

2. Cara mekanis/bedah
- Laminaria (ganggang yg menyerap air)
- Balon kateter
- Strpping of the membrane
- Memecahkan ketuban (amnitomi)
3. Dengan obat-obatan (farmakologis)
- Prostaglandin
- Oksitosin dll

Konsekuenai dari gagalnya induksi adalah cesar, namun keberhasilan induksi bisa diramalkan dari matang atau tidaknya serviks (leher rahim). Yang mana oleh Tn.Bishop dibuatlah semacam sistem skoring untuk memprediksi keberhasilan induksi persalinan. Dalam skor ini ada 5 komponen penilaian yaitu pembukaan serviks, penipisannya, konsistensinya, arahnya dan stasion/ketinggian kepala bayi. Masing2 diberi nilai sesuai dengan keadaannya. Dikatakan cukup matang jika nilainya minimal 8. Semakin besar skornya maka semakin tinggi angka keberhasilan induksi persalinan.

Sebetulnya kalau masih ada waktu, maka sebelum induksi dilakukan agar angka keberhasilan tinggi, maka pada serviks atau lener yang belum matang dapat dilakukan terlebih dahulu usaha pematangan serviks seperti disebutkan diatas. Dewasa ini yang sedang tren adalah mematangkan serviks dengan mempergunakan prostglandin yang cukup populer cytotec atau gastrul, dengan dosis yang paling aman adalah 25 mikrogram (1/8 tablet), dengan interval pemberian 4-6 jam, maksimal 24 jam (tidak semua kasus bisa, KPD misalnya dibatasi waktu, bekas cesar tidak boleh memakai obat ini). Induksi persalinan berarti suatu usaha untuk mengakhiri kehamilan >28 minggu dengan berbagai cara dengan tujuan memulai proses persalinan secara pervaginam. Walaupun nantinya bisa saja proses ini diakhiri dengan Cesar atas indikasi misalnya gawat janin, kontraksi yang tidak beraturan dan lainnya.

Indikasi untuk dilakukan induksi persalinan dikelompokkan kedalam 3 yaitu indikasi janin, indikasi ibu dan gabungan keduanya. Indikasi janin misalnya : kehamlan lewat waktu, diabetes mellitus, gangguan pertumbuhan janin. Indikasi ibu misalnya: kenatin janin dalam kehamilan,hydramnion kronis, cacat bawaan janin. Sedangkan indikasi gabungan : preeklampsia dan eklampsia, KPD, Hipertensi kronis.

Tidak boleh dilakukan induksi pada : 1) Panggul sempit 2) Kelainan letak bayi, 3)Bekas Cesar (relatif) 4) Primi gravida tua (anak I usia >35 tahun)dengan komplikasi obstetri dan medis 5)Kelainan jantung 6)Kehamilan risiko tinggi 7) Adanya tumor di rongga pnggul.

Berbagai metode induksi/pematangan serviks tersedia saat ini, walaupun secara medis tidak semuanya dipergunakan diantaranya
1.Cara Non-Obat2an/tradisional
- Herbal : black cohosh, daun raspberry nerah dll (hasil tidak pasti)
- Hubungan Seksual
- Rangsangan puting susu
- Akupunktur
- TranSkutaneus Electical Nerve Stimulation (TENS)
2. Cara mekanis/bedah
- Laminaria (ganggang yg menyerap air)
- Balon kateter
- Strpping of the membrane
- Memecahkan ketuban (amnitomi)
3. Dengan obat-obatan (farmakologis)
- Prostaglandin
- Oksitosisn
- Realxin dll
Konsekuesni dari gagalnya induksi adalah cesar, namun keberhasilan induksi bisa diramalkan dari matang atau tidaknya serviks (leher rahim).  Dalam skor ini ada 5 komponen penilaian yaitu pembukaan serviks, penipisannya, konsistensinya, arahnya dan stasion/ketinggian kepala bayi. Masing2 diberi nilai sesuai dengan keadaannya. Dikatakan cukup matang jika nilainya minimal 8. Semakin besar skornya maka semakin tinggi angka keberhasilan induksi persalinan.

Sebetulnya kalau masih ada waktu, maka sebelum induksi dilakukan agar angka keberhasilan tinggi, maka pada serviks atau lener yang belum matang dapat dilakukan terlebih dahulu usaha pematangan serviks seperti disebutkan diatas. Dewasa ini yang sedang tren adalah mematangkan serviks dengan mempergunakan prostglandin yang cukup populer cytotec atau gastrul, dengan dosis yang paling aman adalah 25 mikrogram (1/8 tablet), dengan interval pemberian 4-6 jam, maksimal 24 jam (tidak semua kasus bisa, KPD misalnya dibatasi waktu, bekas cesar tidak boleh memakai obat ini).

Kamis, 05 Januari 2012

akeb bayi dengan caput succedaneum

BAB III
TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian
MRS : 03 April 2008 Jam : 04.00 WIB
Tanggal pengkajian : 03 April 2008 Jam : 10.00 WIB
No. register : 2777
Tempat : Ruang Neonatus RSD Mardi Waluyo Blitar
3.1.1 Data Subyektif
3.1.1.1 Biodata
Nama : By. Ny. “E”
Umur : 6 jam
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Anak ke : I
Biodata orang tua
Nama : Ny. “E” Nama suami : Tn. “H”
Umur : 34 tahun Umur : 40 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Penghasilan : - Penghasilan : -
Kawin ke : I Kawin ke : I
Lama kawin : 3 tahun Lama kawin : 3 tahun
Alamat : Jln. Kalimantan Gg. Buntu Blitar Alamat : Jln. Kalimantan Gg. Buntu Blitar
3.1.1.2 Keluhan utama
Ibu mengatakan bayinya menangis kuat, kulit kemerahan, bernapas tanpa menggunakan alat bantu, gerakan aktif dan pada kepala bayi bagian belakang terdapat benjolan yang teraba lunak.
3.1.1.3 Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan telah melahirkan anak ke 1 pada tanggal 03 April 2008 pada jam 04.00 WIB bayi lahir spontan, belakang kepala, tangis kuat, napas spontan, gerakan aktif, kulit kemerahan dengan jenis kelamin perempuan, ditolong bidan Ny. “S” dengan BBL : 3300 gram, PB : 50 cm, LD : 36 cm, MO : 39 cm, FO : 37 cm, SOB : 35 cm, A-S : 7 – 8 dan terdapat benjolan teraba lunak di belakang kepala.
3.1.1.4 Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan bahwa dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit menular seperti TBC, hepatitis, HIV/AIDS dan penyakit menurun seperti DM, jantung, asma dan tidak ada riwayat kembar.
3.1.1.5 Riwayat neonatal
a. Riwayat prenatal
Hamil ke : I
HPHT : 29 – 07 – 2007
HPL : 05 – 04 – 2008
UK : 39 minggu 5 hari
ANC
TM I : 3x di BPS Ny. “S”, dengan keluhan mual muntah.
TM II : 3x di BPS Ny. “S”, dengan tidak ada keluhan.
TM III : 4x di BPS Ny. “S”, dengan tidak ada keluhan.
Obat-obatan yang didapat :
TM I: B6 1x1 125 mg, Fe 1x1 500 mg, Vit. C 1x1 125 mg
TM II : Fe 1x1 500 mg, Kalk 1x1 125 mg, Vit. C 1x1 125 mg
TM III: Fe 1x1 500 mg, Kalk 1x1 125 mg, Vit. C 1x1 125 mg
Penyuluhan yang didapat :
TM I : Cukup istirahat, gizi seimbang, makan sedikit tapi sering dan kontrol 1 bulan atau bila ada keluhan
TM II : Senam hamil dan kontrol 1 bulan atau bila ada keluhan.



TM III : Perawatan payudara, beritahu tanda-tanda persalinan dan kontrol 1 minggu atau bila ada keluhan.
Imunisasi TT
TT CPW : 1x
Saat hamil 2x (UK 16 dan 20 minggu)
Gerakan janin dirasakan pada UK 16 minggu.

b. Riwayat natal
Bayi lahir pada kehamilan 40 minggu, merupakan kehamilan tunggal. Pada tanggal 02 April 2008 jam 12.00 WIB mengeluarkan lendir bercampur darah dan perutnya merasa kenceng-kenceng, kemudian ibu pergi ke bidan Ny. " S ". Dan jam 13.15 WIB DJJ Å 140 x / menit serta dilakukan pemeriksaan dalam oleh bidan Ny. " S " dengan hasil Æ 1 cm, ketuban Å, letkep, denominator UUK. Jam 17.15 WIB DJJ Å 136 x / menit serta dilakukan pemeriksaan dalam oleh bidan Ny. " S " dengan hasil Æ 4 cm, ketuban Å, letkep, denominator UUK. Kala I berjalan ± 15 jam, kemudian pada tanggal 03 April 2008 pukul 03.00 WIB bidan Ny. " S " merujuk pasien ke RSD Mardi Waluyo melalui UGD. Dan di ruang VK RSD Mardi Waluyo jam 03.15 WIB DJJ Å 136 x / menit serta dilakukan pemeriksaan dalam oleh Bidan Ny. " E " dengan hasil Æ 9 cm, ketuban Å, letkep, denominator UUK. Pukul 03.30 WIB terdapat tanda-tanda kala persalinan yaitu dorongan mengejan, tekanan anus, perineum menonjol dan vulva membuka, dan dipimpin persalinan. Saat kala II keadaan umum ibu lelah sehingga dilakukan inform konsen untuk dilakukan persalinan dengan vakum ekstraksi. Pukul 03.45 WIB dipimpin persalinan dengan vakum ekstraksi dan pukul 04.00 WIB bayi lahir dengan ekstraksi vakum, belakang kepala, warna ketuban jernih, ketika lahir langsung menangis keras, bernapas spontan A-S : 7 – 8, gerakan aktif, tidak ada kelainan, jenis kelamin perempuan, BB : 3300 gram, PB : 50 cm, MO : 39 cm, FO : 37 cm dan SOB : 35 cm. Terdapat caput Succedaneum.

c. Riwayat post natal
Setelah lahir segera dibersihkan, dikeringkan, dihangatkan dan langsung diberi ASI setelah 30 menit. Dilakukan reflek rooting, suckling dan swallowing, tali pusat tidak berdarah, bayi diberi salep mata tetracycline 1% 2,5 mg dan diinjeksi vitamin K 1 mg IM.




3.1.1.6 Riwayat imunisasi
HB uniject 5
BCG 5
Polio 5555
DPT 555
Hepatitis 5
Campak 5
3.1.1.7 Pola Kebiasaan Sehari-Hari
a. Pola nutrisi
Reflek rooting, reflek suckling dan reflek swallowing aktif.
Mendapat ASI ± 50 cc disertai ASI SGM ± 30 cc tidak tumpah.
b. Pola aktivitas
Saat pengkajian: Bayi tidur, terbangun saat bayi menetek dan menangis bila BAB dan BAK.
c. Pola istirahat
Saat pengkajian: Bayi tidur ± selama 3 jam dan terjaga saat pengkajian.
d. Pola eliminasi
Saat pengkajian: BAK 3x bau khas, warna kuning jernih.
BAB 1x, berupa mekoneum, warna hitam kehijauan, konsistensi lunak, bau khas.


e. Pola personal hygiene
Saat pengkajian: Bayi belum dimandikan sampai 6 jam setelah persalinan hanya dibersihkan dari sisa ketuban tanpa membersihkan vernik kaseosa pada tubuh bayi, ganti popok dengan segera setiap kali basah, BAK dan BAB.
3.1.2 Data Obyektif
3.1.2.1 Keadaan umum : Baik
BBL : 3300 gram
PB : 50 cm
LD : 36 cm
MO : 39 cm
FO : 37 cm
SOB : 35 cm
LILA : 10 cm
A-S : 7 – 8 .
3.1.2.2 TTV
Nadi : 140x/ menit
RR : 40x/ menit
Suhu : 36,8oC


3.1.2.3 Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Kepala : Rambut hitam lurus merata, UUB belum menutup dan UUK sudah menutup, bentuk simetris, terdapat caput succedaneum, bersih, tidak cepal hematoma.
Muka : Bersih, tidak ada oedem, tidak puacat, tidak icterus.
Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih keruh, tidak ada sekret, terdapat bekas salep mata..
Hidung : Bersih, tidak ada sekret, tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak oedem, tidak ada miliasis.
Telinga : Simetris, sedikit kotor, terdapat sedikit lanugo.
Bibir : Bentuk normal, warna merah muda, bersih, tidak ada labio schizis dan labio palato schizis.
Leher : Simetris, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis.
Dada : Kedua putting susu simetris dan warna jaringan putting susu jelas ( kehitaman ), tidak ada benjolan, tidak ada tarikan intercosta.
Axilla : Tidak ada lesi, tidak ada pembesaran limfe.
Abdomen : Tali pusat basah dan belum lepas, tali pusat bersih, tidak bau, tidak ada tanda-tanda infeksi tali pusat.
Punggung : Simetris, tidak ada spina bifida.
Genetalia : Labia mayora sudah menutup labia minora, tidak pseudomenorea, terdapat introitus vagina.
Anus : Tidak atresia ani.
Ekstremitas atas : Simetris, tidak ada kelainan gerak, jumlah jari lengkap, tidak oedem, pergerakan aktif.
Ekstremitas bawah : Simetris, tidak ada kelainan gerak, jumlah jari lengkap, tidak oedem, pergerakan aktif, tidak ada perdarahan pada paha kiri bekas injeksi vitamin K.
Integumen : Tidak ada tanda lahir, warna kemerahan, turgor baik, terdapat sedikit lanugo dan masih terdapat vernik kaseosa..
b. Palpasi
Kepala : Tidak ada oedem, tidak ada benjolan atau cekungan pada ubun-ubun tidak ada molase, tidak ada cepal hematoma dan terdapat caput succedaneum, teraba lunak melewati garis sutura.
Hidung : Tidak ada polip.
Mulut : Tidak ada sub mukosa yang terbelah, reflek rooting Å, reflek suckling Å, reflek swallowing Å.
Muka : Tidak oedem.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis, tonick neck reflek Å.
Dada : Tidak ada benjolan.
Axilla : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
Abdomen : Tidak ada pembesaran hati (hepatomegali).
Punggung : Tidak ada benjolan spina bifida.
Ekstremitas atas : Graps reflek Å/Å.
Ekstremitas bawah : Babynski reflek Å/Å.
c. Auskultasi
Dada : Tidak ada terdengar ronchi dan wheezing, bunyi nafas normal atau bersih.
Abdomen : Terdengar bising usus 8x/menit.
d. Perkusi
Abdomen : Tidak meteorismus.

Reflek-reflek :
a. Reflek pelindung
Morro reflek : Å
Tonik neck reflek : Å
Grasp reflek : Å / Å
Reflek berkedip : Å / Å
b. Reflek makan
Rooting reflek : Å
Suckling reflek : Å
Swallowing reflek : Å
c. Reflek babynski : Å / Å
3.1.2.4 Pemerikasaan penunjang
Tidak ada
3.1.2.5 Terapi yang diberikan
- Ampicillin 125 mg im 2x / hari
- Vit. K 1 mg
- Salep mata 1 % 2,5 mg

3.2 Identifikasi Diagnosa, Masalah dan Kebutuhan
Dx : By. Ny. “E” NCB Umur 6 Jam dengan caput succedaneum.
DS : Ibu mengatakan telah melahirkan anak ke I dengan normal, jenis kelamin perempuan pada tanggal 03 April 2008 jam 04.00 WIB dan mengatakan pada kepala bayinya teraba benjolan lunak.
DO : Keadaan umum cukup
TTV
Nadi : 140x/ menit
RR : 40x/menit
Suhu : 36,8oC
BB : 3300 gram
PB : 50 cm
LD : 36 cm
LK : MO : 39 cm
FO : 37 cm
SOB : 35 cm
LILA : 10 cm
A-S : 7-8
Bayi menangis kuat
Reflek makan
Reflek rooting Å
Reflek swallowing Å
Reflek suckling Å
Reflek pelindung
Reflek moro Å
Reflek graps Å / Å
Reflek babynski Å / Å
Reflek berkedip Å / Å
Tonick neck reflek Å
Warna kulit kemerahan
Jenis kelamin perempuan
Inspeksi
Kepala : Kepala terdapat benjolan
Palpasi
Kepala : Terdapat caput succedaneum, teraba benjolan lunak melewati garis sutura

3.3 Antisipasi Masalah Potensial
Tidak ada

3.4 Identifikasi Kebutuhan Segera
Tidak ada

3.5 Intervensi
Diagnosa : By. Ny. “E” NCB Umur 6Jam.
Masalah : Caput succedaneum
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 1 x 24 jam diharapkan keadaan umum bayi sehat.
Kriteria : TTV dalam batas normal
Suhu : 36,5 – 37,5oC
Nadi : 120 – 160x/menit
RR : 40 – 60x/menit
Kulit tubuh berwarna merah
Akral hangat
Kuku bayi tidak pucat
Tidak ada tanda-tanda infeksi
Reflek rooting : Å
Reflek suckling : Å
Reflek swallowing : Å
Integumen : Warna kemerahan, turgor baik, terdapat sedikit lanugo dan masih terdapat vernik kaseosa..
Abdomen : Tali pusat basah dan belum lepas, tidak ada tanda-tanda infeksi.
Benjolan caput succedaneum berkurang
Intervensi
1. Lakukan bina hubungan saling percaya pada ibu dan keluarga klien.
Rasional : Terjadi hubungan yang baik dan menciptakan kepercayaan klien terhadap tenaga kesehatan.
2. Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan.
Rasional : Mencegah terjadi infeksi.
3. Ganti popok yang basah karena BAK dan BAB bayi dengan segera.
Rasional : Mencegah pelepasan panas secara evaporasi.
4. Letakkan bayi di bawah lampu pemanas 60 watt dengan jarak minimum 60 cm dari bayi.
Rasional : Menjadikan lingkungan yang hangat dan mencegah hilangnya panas tubuh.
5. Observasi TTV setiap 6 jam
Rasional : TTV sebagai parameter untuk mengetahui keadaan pasien apakah dalam keadaan baik atau tidak.
6. Pelihara peralatan individual dan bahan-bahan persediaan untuk setiap bayi.
Rasional : Membantu mencegah kontaminasi silang terhadap bayi melalui kontak langsung atau infeksi droplet.
7. Pantau petugas, orang tua dan pengunjung terhadap penyakit, batasi kontak dengan bayi secara tepat.
Rasional : Membantu mencegah penyebaran infeksi ke bayi baru lahir.
8. Ajarkan teknik pencucian tangan yang tepat sebelum memegang bayi kepada orang tua dan sibling dengan menggunakan sabun desinfektan dan membilasnya di bawah air mengalir.
Rasional : Mencuci tangan yang benar adalah faktor tunggal yang paling penting dalam melindungi bayi baru lahir dari infeksi. Penggunaan sabun desinfektan efektif dalam melawan baik organisme gram positif dan gram negatif.
9. Gambarkan pada orang tua rasional yang tepat dari tindakan-tindakan yang diambil untuk mencegah cedera.
Rasional : Mengurangi ansietas orang tua yang disebabkan kurangnya pemahaman.
10. Anjurkan ibu untuk segera menyusui 2 – 3 jam sekali atau sesering mungkin.
Rasional : Kebutuhan zat gizi yang diperlukan oleh bayi akan tercukupi dan dapat membantu mempercepat involusi uterus dan memberikan kesempatan untuk orang tua dan bayi baru lahir memulai pengenalan dan proses kedekatan.
11. Instruksikan orang tua berkenaan dengan posisi bayi baru lahir setelah pemberian makan. Perhatikan reflek gag bayi.
Rasional : Kelemahan reflek gag membuat bayi baru lahir cenderung untuk aspirasi. Memberi posisi bayi baru lahir pada abdomen atau miring dengan gulungan handuk di punggung memungkinkan drainase eksternal mukus atau muntahan, menurunkan resiko aspirasi. Bila bayi ditempatkan pada keranjang, kepala harus dinaikkan 30-45 o.
12. Ajarkan ibu tentang perawatan tali pusat dengan benar.
Rasional : Dengan perawatan tali pusat yang benar dapat mencegah terjadinya infeksi.
13. Diskusikan perilaku bayi baru lahir setelah periode pertama dan selama periode reaktivitas kedua..
Rasional : Meningkatkan pemahaman tentang perilaku bayi.



3.6 Implementasi
Tanggal : 03 April 2008 Jam : 10.15 WIB
Diagnosa : By. Ny. “E” NCB Umur 6Jam dengan caput succedaneum.
Implementasi
1. Jam 10.15 WIB
Melakukan bina hubungan saling percaya pada ibu dan keluarga klien.
2. Jam 10.17 WIB
Mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan.
3. Jam 10.18 WIB
engganti popok yang basah karena BAK dan BAB bayi dengan segera.
4. Jam 10.20 WIB
Meletakkan bayi di bawah lampu pemanas 60 watt dengan jarak minimum 60 cm dari bayi.
5. Jam 11.00
Mengobservasi TTV setiap 6 jam
Hasil : Suhu : 36,8oC
Nadi : 140 x / menit
RR : 40 x / menit
6. Jam 11.15 WIB
Memelihara peralatan individual dan bahan-bahan persediaan untuk setiap bayi.


7. Jam 15.00 WIB
Memantau petugas, orang tua dan pengunjung terhadap penyakit, batasi kontak dengan bayi secara tepat.
8. Jam 15.02 WIB
Mengajarkan teknik pencucian tangan yang tepat sebelum memegang bayi kepada orang tua dan sibling dengan menggunakan sabun desinfektan dan membilasnya di bawah air mengalir.
9. Jam 16.00 WIB
Menggambarkan pada orang tua rasional yang tepat dari tindakan-tindakan yang diambil untuk mencegah cedera yaitu dengan tidak sering-sering mengangkat tubuh bayi dan memposisikan tidur bayi pada kepala yang tidak terdapat benjolan dan memberitahu orang tua bahwa benjolan pada kepala bayinya tidak perlu pengobatan. Jangan terlalu sering menyentuh benjolan pada bayi.
10. Jam 16.15 WIB
Menganjurkan ibu untuk segera menyusui 2 – 3 jam sekali atau sesering mungkin.
11. Jam 16. 20 WIB
Menginstruksikan orang tua berkenaan dengan posisi bayi baru lahir setelah pemberian makan. Perhatikan reflek gag bayi.
12. Jam 05.00 WIB ( tanggal 04 April 2008 )
Mengajarkan ibu tentang perawatan tali pusat dengan benar yaitu tidak membubuhkan apapun pada tali pusat dan tidak menutupnya dengan kassa.
13. Jam 10.15 WIB
Mendiskusikan perilaku bayi baru lahir setelah periode pertama dan selama periode reaktivitas kedua. Yaitu setelah periode reaktivitas pertama, bayi biasanya jatuh tertidur lelap, diikuti dengan periode kedua reaktivitas, yang meliputi terbangun, regurgitasi mukus, gag dan sering mengeluarkan feses mekonium pertama.

3.7 Evaluasi
Tanggal : 04 April 2008 Jam : 10.15 WIB
Diagnosa : By. Ny. “E” NCB Umur 2 hari dengan caput succedaneum.
S : Ibu mengatakan benjolan lunak di kepala bayinya terlihat lebih kecil dari hari sebelumnya.
O : Keadaan umum baik
BB : 3.350 gr
TTV : Suhu : 36,7oC
Nadi : 140 x / mnt
RR : 40 x / mnt
Antropometri
MO : 38 cm
SOB : 35 cm
FO : 36 cm
Injeksi HB uniject dipaha kiri
Tangis kuat
Reflek rooting : Å
Reflek suckling : Å
Reflek swallowing : Å
Inspeksi
Kepala : Benjolan caput succedaneum berkurang
Palpasi
Kepala : Teraba benjolan caput succedaneum mengecil dengan hasil pengukuran 10 cm.
Integumen : Warna kulit kemerahan
Abdomen : Tali pusat basah dan belum lepas, tidak bau, tidak ada tanda-tanda infeksi.
A : By. Ny. “E” NCB Umur 2 hari dengan caput succedaneum. Tujuan tercapai sebagian.
P : Intervensi dilanjutkan :
1) Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan.
2) Ganti popok yang basah karena BAK dan BAB bayi dengan segera.
3) Letakkan bayi di bawah lampu pemanas 60 watt dengan jarak minimum 60 cm dari bayi.
4) Observasi TTV setiap 6 jam
5) Anjurkan ibu untuk segera menyusui 2 – 3 jam sekali atau sesering mungkin.

CATATAN PERKEMBANGAN

Tanggal : 05 April 2008 Jam : 10.15 WIB
Diagnosa : By. Ny. “E” NCB Umur 3 hari dengan caput succedaneum.
S : Ibu mengatakan benjolan lunak di kepala bayinya terlihat semakin lebih kecil dari hari sebelumnya.
O : Keadaan umum baik
BB : 3.400 gr
TTV : Suhu : 36,7oC
Nadi : 140 x / mnt
RR : 40 x / mnt
Antropometri
MO : 37 cm
SOB : 34 cm
FO : 35 cm
Tangis kuat
Reflek rooting : Å
Reflek suckling : Å
Reflek swallowing : Å
Inspeksi
Kepala : Benjolan caput succedaneum semakin berkurang dan mulai tidak terlihat.

Palpasi
Kepala : Teraba benjolan caput succedaneum lebih mengecil dari hari sebelumnya. Dengan hasil pengukuran 8 cm.
Integumen : Warna kulit kemerahan, tidak ada tanda lahir, turgor baik.
Abdomen : Tali pusat kering dan belum lepas, tidak bau, tidak ada tanda-tanda infeksi.
A : By. Ny. “E” NCB Umur 3 hari dengan caput succedaneum. Tujuan tercapai.
P : Intervensi dilanjutkan di rumah. Pasien pulang :
1. Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan kepada bayi.
2. Ganti popok yang basah karena BAK dan BAB bayi dengan segera.
3. Letakkan bayi di bawah lampu pemanas 60 watt dengan jarak minimum 60 cm dari bayi.
HE :
1. Anjurkan ibu untuk kontrol 1 mg lagi
2. Anjurkan ibu untuk memberikan ASI selama 6 bulan tanpa makanan pendamping ( ASI eksklusif ).
3. Segera bawa bayi ke tenaga kesehatan bila :
a. Pernafasan sulit atau lebih dari 60x/ menit.
b. Kehangatan terlalu panas (>38oC atau terlalu dingin <>
c. Warna kuning (terutama 24 jam pertama) biru atau pucat, memar.
d. Pemberian makanan hisapan lemah, mengantuk berlebihan, banyak muntah.
e. Tali pusat merah, bengkak, keluar nanah dan bau busuk.
f. Tidak BAB dan BAK dalam 24 jam, tinja lembek, sering, hijau tua, ada lendir atau darah pada tinja.
g. Aktivitas menggigil atau tangis tidak biasa , lemas, terlalu mengantuk, lunglai, kejang, kejang halus, tidak bisa tenang dan menangis terus-menerus.
h. bayi tidak mau minum, terlihat kekuningan, tali pusat berbau dan badan panas.


Minggu, 01 Januari 2012

cara resusitasi


TATALAKSANA RESUSITASI BAYI BARU LAHIR 


Setelah melakukan penilaian dan memutuskan bahwa BBL perlu resusitasi, tindakan resusitasi harus 
segera dilakukan. Penundaan pertolongan akan membahayakan bayi. Pemotongan tali pusat dapat 
dilakukan di atas perut ibu atau dekat perineum. 


1. Tindakan Resusitasi Bayi Baru lahir dengan Tidak Bernapas atau Bernapas 
Megap-megap. 
Tahap I : Langkah Awal 
Langkah ini perlu dilakukan dalam waktu 30 detik. Bagi kebanyakan bayi baru lahir, 6 langkah awal di 
bawah ini cukup untuk merangsang bayi bernapas spontan dan teratur ( Sambil melakukan langkah awal ini 
: Beritahukan ibu dan keluarga, bahwa bayinya perlu pertolongan napas; Mintalah salah seorang keluarga
mendampingi ibu untuk member dukungan moral, menjaga ibu dan melaporkan bila ada perdarahan ). 


Adapun 6 langkah awal tersebut adalah : 


1) Jaga Bayi tetap hangat : 
Bagi bidan/Tenaga kesehatan yang sudah terbiasa : 
Letakkan bayi di atas kain yang ada di atas perut ibu, 
Bungkus bayi dengan kain tersebut, potong tali pusat, 
Pindahkan bayi ke atas kain di tempat resusitasi. 
Bagi bidan/tenaga kesehatan yang belum terbiasa melakukan tindakan di atas, lakukan sbb : 
Potong tali pusat di atas kain yang ada di bawah perineum ibu. 
Letakkan bayi di atas kain 45 cm dari perineum ibu,
Bungkus bayi dengan kain tersebut, 
Pindahkan bayi di tempat resusitasi. 
2) Atur Posisi Bayi 
Baringkan bayi terlentang dengan kepala didekat penolong. 
Ganjal bahu agar kepala sedikit ekstensi. 
3) Isap Lendir, Gunakan alat penghisap lender De Lee dengan cara sbb: 
Isap lendir mulai dari mulut dulu, kemudian dari hidung, 
Lakukan pengisapan saat alat pengisap ditarik keluar, tidak pada waktu memasukkan, 
Jangan lakukan pengisapan terlalu dalam ( jangan lebih dari 5 cm ke dalam mulut atau lebih dari 3 
cm ke dalam hidung ), hal itu dapat menyebabkan denyut jantung bayi menjadi lambat atau bayi 
tiba-tiba berhenti bernapas. 


4) Keringkan dan Rangsang bayi 
Keringkan bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya dengan sedikit tekanan. 
Rangsangan ini dapat membantu bayi baru lahir mulai bernapas atau tetap bernapas. 
Lakukan rangsangan taktil dengan beberapa cara di bawah ini : 
o Menepuk atau menyentil telapak kaki, 
o Menggosok punggung, perut, dada atau tungkai bayi dengan telapak tangan. 


5) Atur kembali posisi kepala bayi dan bungkus bayi 
Ganti kain yang telah basah dengan kain yang di bawahnya, 
Bungkus bayi dengan kain tersebut, jangan menutupi muka dan dada agar bisa memantau 
pernapasan bayi, 
Atur kembali posisi kepala bayi sehingga kepala sedikit ekstensi. 


6) Lakukan Penilaian Bayi 
Lakukan penilaian apakah bayi bernapas normal, tidak bernapas atau bernapas megap-megap ? 
Bila bayi bernapas normal, berikan bayi kepada ibunya : 
o Letakkan bayi di atas dada ibu dan selimuti keduanya untuk penghangatan dengan cara 
kontak kulit bayi ke kulit ibu, 
o Anjurkan ibu untuk menyusui bayi sambil membelainya. 
Bila bayi tidak bernapas atau bernapas megap-megap, mulai lakukan ventilasi bayi. 
Tahap II : Ventilasi 
Ventilasi adalah merupakan tahapan tindakan resusitasi untuk memasukkan sejumlah volume udara ke 
dalam paru dengan tekanan positip untuk membuka alveoli paru agar bayi bisa bernapas spontan atau 
teratur. 


Langkah-langkah : 
1) Pasang sungkup, Pasang dan pegang sungkup agar menutupi mulut dan hidung bayi. 
2) Ventilasi 2 kali 
Lakukan tiupan dengan tekanan 30 cm Air. 


Tiupan awal ini sangat penting untuk membuka alveoli paru agar bayi bisa mulai bernapas dan 
menguji apakah jalan napas bayi terbuka. 
Lihat apakah dada bayi mengembang. 
Bila dada tidak mengembang : 
o Periksa posisi kepala, pastikan posisi sudah ekstensi, 
o Periksa posisi sungkup dan pastikan tidak ada udara yang bocor, 
o Periksa cairan atau lender di mulut. Bila ada lender atau cairan lakukan pengisapan. 
Bila dada mengembang lakukan tahap berikutnya. 2. Tindakan Resusitasi Bayi Baru lahir dengan Air 


Ketuban Bercampur  mekonium 


Mekonium adalah feces pertama dari Bayi Baru lahir ( BBL ). Mekonium bersifat kental, pekat dan 
berwarna hijau kehitaman. Biasanya BBL mengeluarkan mekonium pertama kali sesudah persalinan ( 12 
– 24 jam pertama ). Sekitar 15% kasus mekonium dikeluarkan sebelum persalinan dan bercampur 
dengan air ketuban. Hal ini menyebabkan cairan ketuban berwarna kehijauan. Mekonium jarang 
dikeluarkan sebelum 34 minggu kehamilan. Bila mekonium telah terlihat sebelum persalinan dan bayi 
pada posisi kepala, monitor bayi dengan seksama karena merupakan tanda bahaya. 
Tidak selalu jelas kenapa mekonium bisa dikeluarkan sebelum persalinan. Kadang-kadang janin tidak 
memperoleh oksigen yang cukup ( gawat janin ). Kekurangan oksigen dapat meningkatkan gerakan usus 
dan membuat relaksasi otot anus. 


Dengan demikian janin mengeluarkan mekonium. Bayi dengan resiko 
lebih tinggi untuk gawat janin memiliki pewrnaan air ketuban bercampur mekonium ( warna kehijauan ) 
lebih sering, misalnya bayi kecil untuk masa kehamilan ( KMK ) atau bayi post matur. 


Bila air ketuban bercampur mekonium berwarna kehijauan, maka bayi dapat kemasukan mekonium 
dalam paru-parunya selama di dalam rahim, atau mekonium masuk ke paru-paru sewaktu bayi memulai 
bernapas begitu lahir. Tersedak mekonium dapat menyebabkan pneumonia dan mungkin kematian. 


Untuk itu diperlukan pertolongan segera dengan melakukan tindakan resusitasi Bayi Baru Lahir dengan 
Air Ketuban Bercampur mekonium. Langkah-langkah Tindakan Resusitasi BBL dengan Air ketuban 
Bercampur Mekonium sama dengan pada BBL yang air ketubannya tidak bercampur mekonium, hanya 
berbeda pada : 
1) Saat kepala lahir sebelum bahu keluar, isap lender dari mulut lalu hidung. 
2) Setelah seluruh badan bayi lahir, lakukan penilaian apakah bayi bernapas normal ? 
Jika bernapas : potong tali pusat, dilanjutkan dengan Langkah Awal. 
 
Jika tidak bernapas : letakkan bayi di atas perut ibu dengan posisi kepala didekat penolong, buka 
mulut lebar, usap mulut dan ulangi isap lender, potong tali pusat, dilanjutkan dengan Langkah 
Awal. ( Ingat, Pemotongan tali pusat dapat merangsang pernapasan bayi, apabila masih ada air 
ketuban dan mekonium di jalan napas, bayi bisa tersedak ( aspirasi ). 

perawatan tali pusat


Ujung tali pusat akan mengering dan putus pada 7 – 10 hari sesudah bayi lahir, bisa juga 15 – 18 hari atau lebih. Orang tua dianjurkan untuk meletakkan popok yang dilipat di bawah area tali pusat dan menggunakan alkohol pada pusat beberapa kali sehari agar tali pusat dalam keadaan bersih dan kering.
Tali pusat dibersihkan dengan menggunakan alkohol dimulai disekitar hubungan antara tali pusat dan kulit.
Untuk meningkatkan proses pengeringan dan penyembuhan pada saat memandikan bayi baru lahir tidak dianjurkan untuk di celupkan dalam bak mandi asampai tali pusat putus dan umbilikus sembuh.
Orang tua dapat menggunakan metode sponge bath sampai jaringan granulasi menutupi bagian tali pusat yang lepas. Penutupan tali pusat tidak dianjurkan karena akan memperlambat proses pengeringan.
Warna merah dan pengeluaran bau yang tidak sedap disekitar umbilikus harus diperhatikan karena sebagai tanda adanya infeksi tali pusat dan dilaporkan untuk mendapatkan perawatan dan pengobatan yang lebih lanjut.
Tujuan tali pusat terbuka atau tidak ditutup dengan kassa alkohol adalah :
meningkatkan granulasi
memudahkan dan mempercepat pengeringan pada tali pusat






KETERAMPILAN MEMANDIKAN BAYI BARU LAHIR (NEONATUS) DAN PERAWATAN TALI PUSAT

PERSIAPAN ALAT
Handuk dan waslap bersih
Sabun bayi dan shampoo
Alkohol 70%
Cotton bud atau kapas bersih
Kapas untuk membersihkan perineal
Waskom atau bak mandi bayi
Bengkok
Air hangat
Popok dan pakaian bersih
Keranjang untuk baju kotor

PROSEDUR TINDAKAN

I. Tahap Pra Interaksi
1. Baca catatan perawatan dan catatan medis klien
2. Rencanakan mandi sesuai dengan pola makan dan tidur, memandikan bayi baru lahir pada pertengahan waktu makan memiliki beberapa keuntungan yaitu bayi akan siap dalam prosedur.
3. Siapkan ruangan
4. tetapkan tujuan dilakukan prosedur
5. Siapkan alat – alat
6. Cuci tangan

II. Tahap Orientasi
Berikan salam, panggil klien dengan namanya
Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada keluarga klien


III. Tahap kerja
berikan kesempatan keluarga bertanya sebelum kegiatan dilakukan
Kaji temperatur tubuh serta tanda  dan gejala adanya distress pernafasan
Memandikan :
Pastikan bayi dalam posisi nyaman dalam pegangan atau terbaring dalam inkubator
Periksa kembali temperatur air dengan suhu 37 – 38 derajat celcius/ hangat – hangat kuku, air dalam waskom hanya digunakan untuk menyeka (sponge bath) dan membersihkan rambut.
Mulai memandikan : usap mata dari kantus dalam ke kantus luar, gunakan air bersih dan bagian berbeda untuk tiap – tiap mata.
Bersihkan wajah dengan lembut, gunakan air biasa / tanpa menggunakan sabun.
Membersihkan rambut :
-          pegang bayi dengan aman, gunakan ”football hold”, basahi rambut dengan air secara lembut
-          Usapkan shampoo bayi dengan menggunakan lap, bilas rambut dan keringkan kulit kepala dengan cepat
Membersihkan telinga luar, bersihkan dengan gerakan memutar dan gunakan bagian yang berbeda untuk tiap – tiap- telinga.
Membersihkan tubuh dan ekstremitas :
-          setelah melepas selimut mandi/ pakaian bayi, bersihkan leher, dada, lengan dan punggung dengan cara yang sama
-          bersihkan tubuh dengan sabun dan air, bilas dengan hati-hati dan keringkan bagian tubuh yang dibersihkan sebelum berpindah ke bagian yang lain
membersihkan genetalia :
-          Bayi perempuan : bersihkan labia secara perlahan-lahan dengan arah dari depan ke belakang.
-          Bayi laki-laki : terik kulup dengan lembut dan sejauh-jauhnya, bersihkan ujun glands dengan gerakan memutar dan kembalikan kulup dengan segera setelah dibersihkan.
Bersihkan dan keringkan daerah perineal
Tidak dianjurkan menggunakan bedak, minyak atau lotion pada kulit bayi
Gunakan alkohol untuk perawatan tali pusat jika perlu angkat tali pusat agar perawatan lebih adequat.
Gunakan popok dengan lipatan ke depan dan berada dibawah tali pusat, biarkan tali pusat dalam keadaan terbuka.
Gunakan pakaian bayi yang tepat sesuai dengan kondisi lingkungan.

IV. Tahap Terminasi
Bersihkan dan kembalikan peralatan mandi, rapikan ruangan senyaman mungkin dan kembalikan alat-alat pada tempat semula
perhatikan respon bayi
cuci tangan
Evaluasi kegiatan yang telah dilakukan sesuai dengan tujuan yang diharapkan