Tingkat Kecerdasan Anak adalah Warisan dari Ibu?
Pernahkah Anda
mendengar anjuran “carilah istri yang cerdas supaya bisa mempunyai anak yang
cerdas karena kecerdasan itu diturunkan dari seorang ibu”. Namun, Anda pasti
bingung dan bertanya-tanya, yaitu bagaimana kecerdasan itu diturunkan dari ibu?
apakah kecerdasan itu bisa ditingkatkan? dan apa saja yang mempengaruhi
kecerdasan?
Untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan itu, berikut uraian yang mungkin bisa menjadi referensi
Anda.
Apakah Kecerdasan Diturunkan?
Menjelang akhir 1997,
seorang ilmuwan mengumumkan bahwa ia telah menemukan satu gen kecerdasan di
kromosom 6. Orang kebanyakan memiliki urutan tertentu pada gen tsb, tapi
anak-anak cerdas dengan IQ 160 yang diteliti olehnya memiliki urutan agak
berbeda pada gen IGF2R tsb. Penemuan Robert Plomin ini segera mengundang
kontroversi. Tak banyak perdebatan dalam sejarah sains yang berlangsung seseru
perdebatan seputar kecerdasan. Parameter uji kecerdasan dengan IQ sendiri
merupakan kontroversi. Di akhir 1990-an, banyak ilmuwan memperkenalkan
kecerdasan yang lain: emotional, spiritual, adversity quotience, dll. Seorang
pakar, Howard Gardner, bahkan telah mendefinisikan 9 jenis kecerdasan yang
berbeda, di antaranya kecerdasan visual, kecerdasan verbal, kecerdasan musik,
bahkan kecerdasan atletik. Penelitian yang terakhir ini rasanya lebih adil.
Mengatakan Mozart, Hemingway, atau Zidane lebih bodoh daripada Newton, kini
akan terdengar cukup konyol.
Penelitian lain
dilakukan Thomas Bouchard. Dimulai th 1979, ia mengumpulkan pasangan-pasangan
kembar terpisah dari seluruh dunia dan menguji kepribadian dan IQ mereka. Hasil
yang diluar dugaan dari penelitian ini adalah korelasi antara anak-anak adopsi
yang dibesarkan bersama ternyata nol. Artinya,tidak ada pengaruh asuhan
keluarga terhadap IQ. Jika bukan asuhan keluarga, lalu apa yang menentukan IQ?
Jawabnya adalah peran penting rahim seorang Ibu! Menurut studi lain, pengaruh
peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam kandungan terhadap kecerdasan tiga kali
lebih besar dibanding apapun yang diperbuat oleh orangtua sesudah bayi lahir.
Kesimpulan yang dapat
diambil dari studi tadi adalah, kali ini menurut Ridley, bahwa kira-kira
separuh IQ kita dapatkan melalui pewarisan, dan kurang dari 20% berasal dari
asuhan keluarga. Sisanya berasal dari kandungan, sekolah, dan teman sepergaulan.
Sifat pewarisan IQ sewaktu anak-anak porsinya kurang lebih 45%, sedangkan pada
masa akhir remaja naik menjadi 75%. Sejalan dengan pertumbuhan, anak secara
berangsur mengekspresikan kecerdasan bawaan dan meninggalkan pengaruh-pengaruh
sebelumnya yang ditanamkan orang lain. Akhirnya, meskipun terbukti sahih bahwa
kecerdasan diwariskan, sifat pewarisan bukan berarti tidak dapat berubah.
Kecerdasan bawaan sangat berperan, sebagaimana pengaruh lingkungan asuhan tak
dapat disepelekan. Ambillah orok dari sepasang suami-istri profesor mekanika
kuantum dan doktor biologi molekuler, lalu besarkanlah ia di Nusa Tenggara
Timur, tempat dimana anak-anak menderita marasmus. Tujuh belas tahun kemudian
kita akan membuktikan kesimpulan Ridley.
Siapa yang Lebih Berperan dalam Mewariskan Kecerdasan pada Anak?
Faktor genetik seorang
Ibu seangat berpengaruh terhadap kecerdasan anak. Menurut ahli genetika dari
UMC Nijmegen Netherlands Dr Ben Hamel “Pengaruh itu sedemikian besar karena
tingkat kecerdasan seseorang terkait dengan kromosom X yang berasal dari ibu”.
Karena itu, ibu yang
cerdas berpotensi besar melahirkan anak yang cerdas pula. “Dengan demikian,
lebih baik memiliki ibu yang cerdas daripada ayah yang cerdas,” ujar Hamel.
Namun, kelainan genetika dari seorang ibu juga dapat diturunkan kepada
anak-anaknya, termasuk di antaranya retardasi mental.
Dalam keadaan normal,
setiap manusia memiliki 23 pasang kromosom yang terdiri atas 22 pasang kromosom
autosom dan sepasang kromosom seks. Ada 23 kromosom berasal dari ibu yang disebut
kromosom XX dan 23 pasang lagi berasal dari ayah yang disebut kromosom XY.
Kromosom dari ayah dan
ibu akan bergabung saat terjadinya fertilisasi, yaitu pertemuan antara sel
sperma dan sel telur yang akan menghasilkan zigot. Dalam keadaan normal, zigot
akan melakukan pembelahan sel secara mitosis sehingga setiap sel dalam tubuh
manusia akan membawa informasi genetik yang sama.
Otak dikatakan
berfungsi optimal jika memiliki kemampuan berfikir kreativ dan innovative pada
saat yang tepat. Untuk mendapatkan sel otak yang bisa berfungsi maksimal,
selain factor genetic, juga dipengaruhi oleh asupan gizi, dan ransangan luar.
Genetik diturunkan dari
kedua orang tua, asupan gizi dan ransangan dari luar tergantung dari bagaimana
kita memenuhi kebutuhan gizi anak, dan melayani anak, apakah permainan,
interaksi orang tua dan anak. Permainan edukatif dan yang banyak mengundang
kreativitas anak tentu akan lebih baik untuk perkembangan otak yang sempurna.
Sehingga kecerdasan yang sebenarnya itu adalah akumulasi dari genetic, supply
gizi dan ransangan. Dengan artian walaupun orang tua mempunyai genetic yang
baik, tapi anak tidak diberi makanan yang baik dan tanpa diransang justeru
kecerdasan itu nggak akan muncul sempurna.
Bagaimana Seorang Ibu
Berperan Penting dalam Pewarisan Kecerdasan Anak?
Bagaimana bisa seorang
ibu menjadi penentu kecerdasan anak-anaknya? Mungkin pertanyaan ini akan
terdengar kurang indah ditelinga kaum laki-laki karena pada dasarnya seorang
anak terlahir dari pertemuan antara sperma (laki-laki) dan ovum (perempuan)
melalui proses fertilisasi dimana setelah terjadi proses fertilisasi tersebut,
kedua sel gamet itu akan melebur menjadi satu dan membentuk zygot kemudian
membelah menjadi morula, blastula, gastrula, dan berdiferensiasi menjadi
makhluk hidup kecil di dalam rahim yg disebut dengan fetus (janin).
Ovum merupakan sel
gamet yang terdiri dari inti sel dan sitoplasma lengkap dengan organel-organel
yang akan berperan dalam proses pembelahan dan perbanyakan sel. Sperma
merupakan sel gamet yang terdiri atas kepala dengan inti sel dan ekor yang
mengandung mitokondria sebagai pemberi energi bagi pergerakan sperma.
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa 14 jam setelah proses fertilisasi maka
ekor sperma yang mengandung mitokondria akan dilepas dan dibuang, inti sel ovum
dan sperma akan melebur menjadi satu sehingga terbentuklah sel baru (zygot) 2n.
Inti zigot merupakan gabungan antara inti sperma dan ovum sedangkan sitoplasma
dan organel-organel sel berasal dari organel sel ovum. Dari penjelasan ini dapat
diketahui bahwa prosentase peran ovum lebih besar daripada sperma dalam
aktivitas pembelahan sel selanjutnya.
Di sinilah awal peran[1] Ibu dalam menentukan
kecerdasan, yaitu melalui mitokondria. Yang menarik, mitokondria ini hanya
diwariskan oleh ibu, tidak oleh ayah. Sebab, mitokondria berasal dari sel telur
bukan dari sel sperma (sebagaimana penjelasan sebelumnya). Dalam setiap sel
manusia ada sebuah organela yang sangat strategis fungsinya. Organela ini
dinamakan mitokondria. Organelnya berongga berbentuk bulat lonjong, selaputnya
terdiri dari dua lapis membran, membran dalam bertonjolan ke dalam rongga
(matriks), serta mengandung banyak enzim pernapasan. Tugas utama mitokondria
adalah memproduksi kimia tubuh bernama ATP (adenosin tri phosphat). Energi
hasil reaksi dari ATP inilah yang menjadi sumber energi bagi manusia.
Mitokondria bersifat semiotonom karena 40 persen kebutuhan protein dan enzimnya
dihasilkan sendiri oleh gennya. Mitokondria adalah salah-satu bagian sel yang
punya DNA sendiri, selebihnya dihasilkan gen di inti sel. Itulah sebabnya
investasi seorang ibu dalam diri anak mencapai 75 persen.
Keseimpulannya, berdasarkan uraian 3 pertanayaan di atas. Secara
teori, kecerdasan anak mungkin sangat dipengaruhi oleh kecerdasan seorang ibu.
Namun, fenotip (penampakan) yang kita lihat bukanlah melulu hasil dari faktor
genetik melainkan hasil interaksi dengan lingkungan juga.
Circle me on G+ : aRief LordZY
Tidak ada komentar :
Posting Komentar