Minggu, 16 September 2012

Anemia Kronik


Sel-sel darah merah,anemia dan polisitemia.
Dalam bab ini kita akan membahas sel-sel darah dan sel-sel pada sistem limfatik pertama-tama akan kita bahas fungsi sel darah merah, yang merupakan sel darah terbanyak dan diperlukan untuk menghantarkan oksigen ke jaringan.
Sel-sel darah merah (eritrosit)
Fungsi utama sel darah merah,yang juga di kenal sebagai eritrosit adalah pengangkutan hemoglobin,yang elanjutnya mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan.pada beberapa hewan tinkat rendah, hemoglobin beredar sebagai protein bebas dalam plasma dan tidak terkandung didalam sel darah merah.jika hemoglobin terbebas dalam plasma manusia, kira-kira3 persen dari hemoglobin tersebut bocor melalui membrane kapiler masuk kedalam ruang jaringan atau melalui membrane glomerulusginjal masuk kedalam filtrate glomerulus setiap kali darah melewati kapiler. Oleh krena itu, agar hemoglobin tetap berada dalam aliran darah manusia,hemoglobin harus tetep berada didalam sel darah merah.
Selain mengangkut hemoglobin,sel darah merah juga mempunyai fungsi lain.contohnya,sel tersebut mengandung sejumlah besar karbon anhidrase,suatu enzim yang menganalisis reaksi revesibel antara karbon dioksida(CO2) air untuk membentuk asam karbonat (H2 CO3)yang dapat meningkatkan kecepatan reaksi ini beberapa ribu kali lipat.cepatnya reaksi ini membuat air dalam darah mengangkut sejumlah besar CO2 dalam bentuk ion bikarbonat (HCO3)dari jaringan ke paru-paru.Di paru-paru, ion tesebut diubah kembali menjadi CO2 dan dikeluarkan kedalam atmosfer sebagai produk limbah tubuh.Hemoglobin yang terdapat didalam sel merupakan asam-basa yang baik (seperti halnya pada kebanyakan protein)sehingga sel darah merah bertanggung jaawab untuk sebagaian besar daya asam basa seluruh darah.
Bentuk dan ukuran sel-sel darah merah.
sel darah normal berbentuk lempeng bikonkaf dengan diameter rata-rata kira-kira 7,8 mikrimeter dan dengan ketebalan 2,5 mikrometer pada bagian yang saling tebal serta 1 mikrometer atau kurang dibagian tengahnya.Volume rata-rata sel darah merh adalah 90 sampai 95 mikrometer kubik. Bentuk sel darah merah dapat berubah-ubah ketika sel berjalan melewati kapiler.sesungguhnya,sel darah merah merupakan suatu “kantung”yang dapat diubah menjadi berbagi bentuk .selanjutnya karena sel yang normal mempunyai kelebihan membrane sel untuk menampung banyak zat di dalamnya,maka perubahan bentuk tadi tidak akan meregangkan menbransecara hebat,dan sebagai akibatnya,sel tidak akan mengalami rupture,seperti yang terjadi pada banyak sel lainnya.
Konsentrasi sel-sel darah merah dalam darah merah
permilimeter kubik adalah 5.200.000 (+ 300.000)pada wanita normal.4.700.000 (+300.000);pada wanita normal.4.700.000 (+300.00).orang yang tinggal di dataran tinggi mempunyai jumlah sel darah merah yang lebih besar.
Jumlah Hemoglobin dalam dalam sel.
sel-sel darah merah mampu mengonsetrasikan hemoglobin dalam cairan sel sampai sekitar 34 gram per 100 mililiter sel.Kosentrasi ini tak akan melebihi nilai tersebut,karena nilai ini merupakan betas metabolic mekanisme pembentukan hemoglobin sel. Selanjutnya,pada oang normal,presentase hemoglobin hampir selalu mendekati nilai maksimum dalam setiap sel, Namun, bila pembentukan hemoglobin dalam sel dapat turun sampai dibawah nilai tersebut,dan volume sel darah merah juga dapat menurun karena jumlah darah hemoglobin yang mengisi sel menjadi berkurang.
Bila hematokrit (persentase sel dalam darah normalnya 40 sampai 45 persen) dan jumlah hemoglobin dalam masing-masing sel bernilai normal,maka seluruh darah seorang pria rata-rata mengandung 14 gram per 100 mililiter sel.
Seperti dalam pembahasan bab 40 yang berhubungan dengan transport oksigen.134 mililiter oksigen.Oleh karena itu,pada seorang pria normal,jumlah maksimum sebanyak kira-kira20 mililiter oksigen dapat dibawa dalam bentuk gabungan dengan hemoglobin 100 mililiter darah, dan pada wanita normal,oksigen yang dapat diangkut sebesar 19 mililiter.
Produksi sel-sel darah merah
Daerah-daerah tubuh yang memproduksi sel darah merah.
Dalam minggu-minggu pertama kehidupan embrio.sel-sel darah merah primitive yang berhenti diproduksi di yolk sae.Selama pertengahan trimester masa gestasi.hati dianggap sebagai organ utama untuk memproduksi sel-sel darah merah,namun terdapat juga sel-sel darah merah dalam jumlah cukup banyak yang diproduksi dilimpa dan dikelenjar limfe.lalu kira-kira selama bulan terakhir kehamilan dan sesudah lahir,sel-sel darah merah hanya diprodusi disumsum tulang.
Pada dasarnya sumsum tulang dari semua tulang memproduksi sel darah merah sampai seseorang berusia 5 th;tetapi sumsum tulang panjang,kecuali bagian proksimal humerus dan tibia.menjadi sangat berlemak dan tidak memproduksi sel-sel darah merah seelah berusia kurang lebih 20 th.setelah usia ini, kebanyakan sel darah merah diproduksi dalam sumsum tulang membranosa,seperti vertebrata,sternum,rusuk,dan ilium. Bahkan dalam tulang-tulang menjaddi kurang produktif seiring dengan bertambahnya usia.
Pembentukan sel darah
Sel stem hematopoietik pluripoten penginduksi pertumbuhan,dan penginduksi diferensiasi.
sel darah memulai kehidupanya didalam sumsum tulang dari suatu tipe sel yang di sebut stem hematopoietik pluripoten,yang merupakan asal dari semua sel dalam darah sirkulasi.memperlihatkan urutan pembelahan sel-sel pluripoten untuk membentuk berbagi sel darah sirkulasi.sewaktu sel-sel darahini telah membentuk satu jalur khusus pembelahan sel dan di sebut commited stem cells.
Berbagi commited stem cells,akan menghasilkan koloni tipe sel darah yang spesifik suatu commited stem cells yang menghasilkan eritrosit disebut unit pembentuk koloni eritrosit.dan singkatan CFU-E digunakan untuk menandai jenis sel stem ini. Demikian pila,unit yang membentuk koloni granulosit dan monosit ditandai dengan singkatan CFU-GM,dan seterusnya.
Pertumbuhan dan reproduksi berbagisel stem diatur oleh bermacam-macam protein yang disebut penginduksi pertumbuhan.telah dikemukakan empat penginduksi pertumbuhan yang utama masing-masing memiliki cirri khas tersendiri.salah satunya adalah interleukin-3 yang memulai pertumbuhan dan reproduksi hampir semua jenis commited stem cells yang berbeda-beda,sedangkan yang lain hanya menginduksi pertumbuhan pada tipe-tipe sel yang spesifik.
Penginduksi pertumbuhan akan memicu pertumbuhan dan bukan memicu diferensiasi sel-sel deferensiasi sel adalah fungsi dri rangkaian protein yang lain,yang disebut penginduksi diferensiasi.masing-masing protein ini akan menghasilkan satu tipe untuk berdiferensiasi sebanyak satu langkah atau lebih menuju ke sel darah dewasa bentuk akhir.
Pembentukan penginduksi pertumbuhan dan penginduksi diferensiasi itu sendiri dikendalikan oleh faktor-faktor diluar sumsum tulang.contohnya pada eritrosit (sel darah merah), paparan darah dengan oksigen yang randah dalam waktu yang lama akan mengakibatkan induksi pertumbuhan.pada sel darah putih penyakit infeksi akan menyebabkan pertumbuhan diferensiasi dan akhirnya pembentukan sel darah putih tipe tertentu yang diperlukan untuk membrantas setiap infeksi.
Tahap-tahap diferensiasi sel darah merah
Sel pertama yang dapat dikenali sebagi bagian dari rangkaian sel darah merah adalah proeritoblas,dengan rangsangan yang sesuai,sejumlah besr sel ini dibentuk dari sel-sel stem.
Begitu proeritoblas ini terbentuk,maka ia akan membelah beberapa kali,sampai akhirnya membentuk banyak sel darah merah matur sel-sel generasi pertama ini disebut basofil eritrobls sebab dapat dipulas dengan zat warna bias,sel yang terdapat pada tahap ini mengumpulkan sedikit sekali hemoglobin pda generasi berikutnya.
Materi basofilik yang tersisa dalam retikulosit normalnya akan menghilang dalam waktu 1 sampai 2 hari,dan sel kemuian menjadi eritrosit matur.karena waktu hidup retikulosit ini pendek maka konsentrasinya di antara semua sel darah merah normalnya sedikit kurang dari 1 persen.
Pengaturan produksi sel darah merah peran eritrosit.
Jumlah total sel darah merah dalam sistem sirkulasi diatur dalam kisaran batas yang kecil,sehingga 1 jumlah sel-sel darah merah yang diangkut selalu tersedia untuk mengangkut oksigen yang cukup dari paru-paru ke jaringan,menjadi berlimpah sehingga aliran darah tidak terhambat.hal-hal kita ketahui tentang mekanisme pengaturan ini diperhatikan.
Oksigenasi jaringan adalah pengatur utama produksi sel darah merah.setiap keadaan yang menyebabkan penurunan transportasi sejumlah oksigen ke jaringan biasanya akan meningkatkan kecepatan produksi sel darah merah.jadi bila seorang menjadi begitu anemis akibat adanya perdarahan atau kondisi lainya,maka sumsum tulang segera memulai memproduksi sejumlah besar sel darah merah.selain itu,bila terjadi kerusakan pada sebagian besar sumsum tulang akibat sebab apapun,terutama oleh terapi sinar-x akan mengakibatkan hyperplasia sumsum tulang yang tersisa dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhan sel darah merah dalam tubuh.
Didaratan yang sangat tinggi,dengan jumlah oksigen dalam udara yang sangat rendah,oksigen dalam jumlah yang tidak cukup itu diangkut kejaringan,dan produksi sel darah merah dalam darah yang mengatur produksi sel,melainkan jumlah oksigen yang diangkut kejaringan dalam hubunganya dengan kebutuhan jaringan akan oksigen.
Berbagi penyakit pada sistem sirkulasi yang menyebabkan penurunan alairan darah melalui pembuluh darah sewaktu melewati paru-paru dapat juga meningkatkan kecepatan produksi sel darah merah.Hal ini tampak jelas terutama pada  keadaan gagal jantung yang lama,dan pada kebanyakan penyakit paru,karena hipoksia jaringan yang timbul akibat keadaan ini akan meningkatkan produksi sel darah merah,dengan hasil akhir berupa kenikan hematokrit dan biasanya juga akan mengakibatkan volume darah total.
Eritropoiten merangsang produksi sel darah merah,dan pembentukanya meningkat sebagai respons terhadap hipoksia.
Stimulus utama yang dapat merangsang produksi sel darah merah dalam keadaan oksigen yang rendah adalah hormone dalam sirkulassi yang disebut eritropoietin yaitu suatu glikoprotein dengan erat molkul kira-kira 34.000 tanpa adanya eritropoietin,keadaan hipoksia tida akan berpengaruh atau pengaruhnya sedikit sekali Dallam perangsangan reproduksi.
Peran ginjal dalam pembentukan eritropoietin.
Pada orang normal,kira-kira 90  persen dari seluruh eritropoietin dibentuk dalam ginjal;sisanya  dibentuk di hati.bagaian ginjal pembentuk eritropoitein masih belum diketahui dengan pasti.ada satu kemungkinan yang cukup kuat bahwa eritropoitein disekresi oleh sel epitel tubulus ke sel tubulus yang sangat banyak mengkonsumsi oksigen,sehingga merangsang produksi eritopoitein.
Bila kedua ginjal seseorang diangkat atau rusak akibat penyaakit ginjal,maka orang tersebut akan menjadi sangat anemis,sebab10 persen eritopoitein normal yang dibentuk jaringan lain (terutama di hati)hanya cukup menyediakan sepertiga sampai setengah dari produksi sel darah merah yang diperlukan oleh tubuh.
Pengaruh eritropoietin dalam pembentukan sel-sel drah merah.
Bila kita menempatkan seseorang dalam atmosfer yang kadar oksigenya rendah,eritoprotein akan mulai dibentuk dalam bebeapa menit sampai beberapa jam,dan produksinya mencapai adanya sel darah merah baru dalam sirkulasi darah sampai 5 hari kemudin.berdasarkan fakta ini,penelitian lain sudah ditentukan bahwa pengaruh eritopoitein adalah merangsang produksi preitroblas dari sel stem hematopoietic di sumsum tulang.cepatnya produksi sel ini terus berlangsung selama orang tersebut teteap dalam keaddaan oksigen rendah,atau sampai jumlah sel darah merah telah terbentuk cukup mengangkut oksugendalam jumlah yang memadai kejaringan walaupun kadar oksigenya rendah.
Pematangan sel darah merah kebutuhan vitamin B 12 (sianokobalamin)dan asam folat
Karena adannya kebutuhan yang berkeseimbangan untuk memenuhi sel darah meah,maka sel eritropoietik sumsum tulang merupakan salah satu sel yang tumbuh. Oleh karena itu seperti yang diperkirakan pematangan dan kecepatan produksinya sangat dipengaruhi oleh status nutrisi seseorang.
Dua vitamin yang khususnya penting untuk pematangan sel akhir darah merah adalah vitamin B12 dan asam folat.keduanya penting untuk sintesis DNA karena masing-masing vitamin dengan cara yang berbeda dibutuhkan untuk pembentukan timidin trifosfat,yaiti salah satu zat pembangun esensial DNA.oleh karena itu kurangnya vitamin B 12 atau asam folat dapat menyebabkan abnormalitas dan pengurangan DNA dan akibatnya adalah kegagalan pematangan inti dan pembelahan sel selanjutnya sel-sel pada eritroblastik pada sumsum tulang,selain gagal berpoloferasi secara cepat akan menghasilkan sel drah merah yang lebih besar dari normal.i sebut makrosit dan sel itu sendiri mempunyai membren yang sangat lemah dan sering kali berbentuk tidak teratur.Dan ovulasi berbeda dengan bentuk lempeng bikonkaf yang biasa sel yang berbentuk kurang baik ini, setelah masuk dalam darah sirkulasi mampu mengangkut oksigen secara normal.akan tetapi kerapuhanya menyebabkan sel tersebut memiliki masa hidup yang pendek,yaitu setengah sampai sepertiga normal.Oleh karena itu dikatkan bahwa defisiensi vitamin B12 atau asam folat dapat menyebabkan kegagalan pematangan dalam proses eritropoiesis.
Kegagalan pematangan sel akibat buruknya absorpsi vitamin B12-anemia pernisosa
Penyebab umum kegagalan pematangan adalah adanya kegagalan untuk mengabsorbsi vitamin B12 dari traktus gastrointestinal.hal ini sering terjadi pada penyakit anemia pernisiosa dengan dasar kelainan berupa atrofi mukosa lambung yang gagal menghasilkan secret lambung normal.sel-sel pariental pada kelenjar lambung menyekresi glikoprotein yang disebut faktor intrinsik yang bergabung dengan vitamin B12 dari makanan,sehingga B12 dapat diabsorbsi oleh usus.Hal tersebut dapat terjadi dengan cara :
1.    Faktor intrinsic berkaitan erat dengan vitamin B12 dalam keadaan terikat B12 terlindungi dari pencernaan oleh sekret gastrointestinal.
2.    Masih dalam keadaan terikat faktor-faktor intrinsic akan berkaitan dengan reseptor khusus yang terletak di brush berder membran sel mukosa di elium.
3.    Kemudian vitamin B12 diangkut kedalam darah selama beberapa jam berikutnya melalui proses pinositosis yang mengangkut faktor intrinsik bersama vitamin melewati membran.Oleh karena itu kekurangan faktor intrinsik akan menyebabkan kekurangan tersedianya vitamin B12 akibat kelainan absorbsi.
Begitu vitamin B12 sudah diabsorbsi dari traktus gastrointestional maka vitamin ini akan disimpan dalam jumlah yang besar dihati dan kemudian dilepaskan secara lambat sesuai kebutuhan sumsum tulang.Jumlah minimum vitamin B12 yang dibutuhkan setiap hari untuk menjaga supaya pematangan sel darah merah tetap normal hanya sebesar 1 sampai 3 mikrogram,dan hanya disimpan dihati dan jaringan tuuh lainnya kira-kira 1000 kali jumlah ini jadi  untuk menimbulkan anemia akibat kegagalan pematangan dibutuhkan gangguan absorpsi B12 selam 3 sampai 4 tahun.
Kegagalan pematangan yang disebabkan oleh defiseinsi asam folat (asam pteroliglitamat).
Asam folat adalah bahan normal yang ditemukan .pada sayuran hijau,buah-buahan,dan daging terutama (hati)namun bahan ini mudah rusak selama makanan dimasak.selain itu pada orang-orang dengan kelainan absorpsi gastrointestinal misalnya sering mengalami penyakit usus halus yang disebut sprue (sariawan usus),seringkali mengalami kesulitan yang serius dalam mengabsorbsi asam folat maupun vitamin B 12.Oleh karena itu sebagaian besar kegagalan manutrisi disebabkan adanya defisiensi absorpsi asam folt dan vitamin B12 di usus.
Pembentukan hemoglobin
Sintesis hemoglobin dimulai dalam proeritrofoblas dan berlanjut bahkan dalm stadium retikulosit pada pembentukan sel darah merah.Oleh karena itu ketika retikulosit meninggalkan sumsum tulang dan masuk kedalam aliran darah,retikulasi tetap membentuk sejumlah kecil hemoglobinsatu hari sesudah dan seterusnya sampai sel tersebut menjadi eritrosit dan maatur.
Tiap-tiap rantai emmpunyai berat molekul kira-kira 16.000 empat rantai ini selanjutnya akan berikan longgar satu sama lain untuk membentuk molekul hemoglobin yang lengkap. Terdapat beberapa variasi kecil di berbagai rantai sub-unit hemoglobin, bergantung pada susunan asam amino di bagian polipeptidanya.  Tipe-tipe rantai itu disebut rantai alfa, rantai beta, rantai gamma, dan rantai delta. Bentuk hemoglobin yang paling umum pada orang dewasa yaitu hemoglobin A, merupakan kombinasi dari dua rantai alfa dan dua rantai alfa dan dua rantai beta. Hemoglobin A mempunyai berat molekul 64.458.
Karena setiap rantai hemoglobin mempunyai sebuah gugus protein prostetik heme yang mengandung satu atom besi, dan karena adanya empat molekul oksigen, disetiap molekul hemoglobin, setiap atom ini dapat berikatan longgar dengan satu molekul oksigen, sehingga empat molekul oksigen (atau delapan atom oksigen) dapat diangkut oleh di setiap molekul hemoglobin.
Tipe rantai hemoglobin pada molekul hemoglobin menentukan afinitas ikatan hemoglobin terhadap oksigen. Abnormalitas rantai ini dapat mengubah ciri-ciri fisik molekul hemoglobin. Contohnya pada anemia sel sabit, asam amino valin digantikan oleh asam glutamat pada satu titik, masing – masing dikedua rantai beta. Jika tipe hemoglobin ini terpapar dengan oksigen berkadar rendah akan terbentuk kristal panjang di dalam sel – sel tersebut hampir tidak mungkin melewati kapile-kapiler kecil, dan ujung kristal tersebut tajam cenderung merobek membran sel, sehingga terjadi anemia sel sabit.
Kombinasi hemoglobin dengan oksigen
gambaran paling penting dari molekul hemoglobin adalah kemampuan untuk dapat berikatan secara longgar dan reversibel dengan oksigen. Fungsi utama hemoglobin dalam tubuh adalah bergabung dengan oksigen dalam paru dan kemudian melepaskan oksigen di dalam kapiler jaringan perifer yang tekanan gas oksigennya jauh lebih rendah dari paru – paru.
Oksigen tidak bergabung dengan dua ikatan positif besi dalam molekul hemoglobin. Berikatan secara longgar dengan salah satu ikatan yang disebut ikatan koordinasi atom besi. Ikatan ini begitu longgar sehingga gabungan tersebut bersifat sangat reversibel. Selanjutnya oksigen di angkut ke jaringan bukan dalam bentuk ion melainkan dalam bentuk molekul (yang terdiri dari dua atom oksigen) , yang karena longgarnya dan sangat reversibel, oksigen dilepaskan ke dalam bentuk ion melainkan dalam bentuk molekul (yang terdiri dari dua atom oksigen) yang karena longgarnya dan sangat reversibel, oksigen dilepaskan kedalam cairan jaringan dalam bentuk molekul, dan bukan dalam bentuk ion.
Metabolisme besi
Besi tidak hanya penting untuk pembentukan hemoglobin namun juga untuk pembentukan hemoglobinnamun juga elemen penting lainya (Contohnya : mioglobin, sitokrom, sitokrom oksidasi, peroksidase, katalase) kita harus mengerti cara besi ini digunakan didalam tubuh.
Jumlah total besi rata-rata dalam tubuh sebesar 4 – 5gr, dan kira-kira 65% dijumpai dalam bentuk hemoglobin. Sekitar 4 % dalam bentuk mioglobin, 1% dalam bentuk variasi senyawa heme yang memicu oksidasi intrasel.  0,1 % bergabung protein transferin dalam plasma darah dan 15 – 30 % disimpan untuk penggunaan selanjutnya terutama di sistem retikuloendotelial dan sel parenkin hati, khususnya dalam bentuk feritin.
Pengankutan dan penyimpanan
Pengangkutan, penyimpanan dan metabolisme besi dalam tubuh diilustrasikan pada gambar di bawah ini dan dapat dijelaskan sebagai berikut.

sdda.jpg









Ketika besi diabsorbsi dari usus halus, besi tersebut segera bergabung di dalam plasma darah dengan beta globulin, yakni apotransfrin, untuk membentuk transferin yang selanjutnya diangkut dalam plasma. Besi ini berikatan secara longgar di dalam transferin dan akibatnya dan dilepaskan ke setia sel jaringan setiap tempat tubuh. Kelebihan besi dalam darah disimpan terutama di hepatosit hati dan sedikit di sel retikulo endotelial sumsum tulang.
Sitoplasma besi ini bergabung terutama dengan suatu protein yakni apoferetin untuk membentuk feritim. Apofertitin mempunyai berat molekul kirar-kira 460.000 dan berbagai jumlah besi dapat bergabung dalam bentuk kelompok radikal besi dengan molekul besar ini, oleh karena itu feritin mungkin hanya mengandung sedikit besi atau bahkan sejumlah besar besi atau bahkan sejumlah besar besi. Besi yang disimpan sebagai feritin ini disebut besi cadangan.
Ditempat penyimpanan, terdapat besi yang disimpan dalam jumlah yang lebih sedikit dan bersifat sangat tidak larut atau disebut hemosiderin. Hal ini terjadi bila jumlah total besi dalam tubuh melebihi jumlah yanga dapat di tampung oleh penyimpanan apferitin. Bila jumlah besi dalam plasma sangat rendah, beberapa besi yang terdapat di tempat penyimpanan feritin dilepaskan dengan mudah dan diangkut dalam bentuk transferin di dalam plasma ke area tubuh yang membutuhkan.
Karakteristik unik dari molekul transferin adalah bahwa molekul ini berikatan erat dengan reseptor pada membran sel  eriroblas di sumsum tulang. Selanjutnya bersama dengan besi yang terikat, transferin masuk ke dalam eritroblas dengan cara endositosis. Dalam eritroblas, transferin melepaskan besi secara langsung ke mitokondria, tempat heme di sintesis.
Pada orang – orang yang tidak mempunyai transferin dalam jumlah cukup di dalam darahnya, kegagalan pengangkutan besi ke eritroblas dengan cara tersebut dapat menyebabkan anemia hipokrom yang berat – yakni , sel darah merah mengandung leih sedikit hemoglobin daripada sel yang normal.
Bila masa hidup sel darah merah telah habis dan sel telah dihancurkan, maka hemoglobin yang dilepaskan dari sel akan dicerna oleh sel makrofag-monosit. Disini,terjadi pelepasan besi bebas dan disimpan terutama di tempat penyimpanan feritin yang akan digunakan sesuai kebutuhan untuk pembentukan hemoglobin tertentu.
Besi yang terbuang dalam sehari
Setiap hari, seorang pria mengekresikan sekitar 0,6mg besi terutama dalam tinja. Bila terjadi perdarahan, maka jumlah besi yang hilang akan lebih banyak lagi. Pada wanita, hilangnya darah menstruasi mengakibatkan kehilangan besi rata – rata sekitar 1,3mg/hari.
Masa hidup dan penghancuran sel darah merah
Ketika sel darah merah dihantarkan dari sumsum tulang masuk ke dalam sistem sirkulasi, sel tersebut normalnya akan bersirkulasi rata-rata selama 120 hari sebelum dihancurkan. Walaupun sel darah merah yang matur tidak mempunyai inti, mitokondria, dan retikulum enddoplasma, sel tersebut mempunyai enzim-enzim sitoplasma yang mampu melakukan metabolisme glukosa dan membentuk sejumlah kecil adenosin trifosfat. Enim tersebut juga mampu mempertahankan kelenturan membran sel dan mempertahankan transpor ion melalui membran dan menjaga besi hemoglobin sel agar tetap dalam bentuk fero bukan dalam bentu feri, dan mencegah oksidasi protein dalam sel darah merah. Meskipun demikian sistem metabolik dalam sel darah merah yang tua secara progesif makin kurang aktf dan sel menjadi semakin rapuh diduga karena proses kehidupan sudah banyak yang tepakai.
Penguraian hemoglobin
Hemoglobin yang dilepaskan dari sel sewaktu sel darah merah pecah akan segera di fagosit oleh sel-sel makrofag, di bayak bagian tubuh, terutama oleh sel-sel kupffer hati, makrofag limpa dan sumsum tulang. Selama beberapa jam atau hari sesudahnya. Makrofag akan melepasskan besi yang didapat dari hemoglobin, dan menghantarkan kembali ke dalam darah dan diangkut oleh transferin ke sumsum tulang ke sumsum tulang untuk membentuk sel darah merah baru  atau ke hati dan jaringan lainnya untuk disimpan dalam bentuk feritin. Bagian porifin dari molekul hemoglobin diubah oleh makrofag melalui serangkaian tahap menjadi pigmen empedu bilirubin, yang dilepaskan ke dalam darah dan kemudian dikeluarkan dari tubuh oleh sekresi melalui hati ke dalam cariran empedu.
ANEMIA
Anemia berari kurangnya hemoglobin di dalam darah yang disebabkan oleh jumlah sel darah merah yang terlalu sedikit. Beberapa tipe anemia dan penyebab fisiologisny sbb :
Anemia akibat kehilangan darah
Setelah mengalami perdarahan yang cepat tubuh akan mengganti cairan plasma dalam waktu 1-3 hari namun hal ini akan menyebabkan konsentrasi sel darah merah menjadi rendah. Bila tidak terjadi perdarahan berikutnya konsentrasi sel darah merah biasanya kembali normal dalam waktu 3 sampai 6 minggu.
Pada kehilangan darah yang kronik, pasien sering kali tidak dapat mengabsorbsi cukup besi dari usus untuk membentuk hemoglobin secepat darah yang hilang. Kemudian terbentuk sel darah merah yg berukuran jauh lebih kecil ketimbang ukuran yang normal dan mengandung sedikit sekali hemoglobin di dalamnya sehingga menimbulkan keadaan anemia hipokromik mikrositik.
Anemia apalastik
Aplasi sumsum tulang berarti tidak berfungsi sumsum tulang.
Anemia megaloblastik
Vitamin B12, asam folat dan faktor intrinsik yang berasal dari mukosa lambung, kita dapat mengerti dengan mudah bahwa hilangnya salah satu faktor ini dapat memperlambat produksi eritroblas dalam sumsum tulang.
Anemia hemolitik
Sel darah merah dihancurkan lebih cepat dibanding  pembentukan dan mengakibatkan anemia hemolitik.
Pengaruh anemia terhadap fungsi sistem sirkulasi
Viskositas darah dapt turun hingga 1,5kali viskositas air pada anemia berat/kronik. Keadaan ini akan mengurangi tahanan terhadap aliran darah dala, pembuluh darah perifer, sehingga jumlah darah yang mengalir melalui jaringan dan kemudian kembali ke jantung jauh melenihi normal. Hipoksia yg terjadi akibat penurunan transpor oksigen oleh darah akan menyebabkan pembuluh darah jaringa perifer berdilatasi, dan meningkatkan jumlah darah kembali ke jamtung meningkatkan curah jantung sampai empat kali nilai normal. Salah satu efek utama anemia adalah jantung dan peningkatan beban kerja pemompa jantung.
Lanjutnya,karena aliran darah yang melalui kapiler kulit berjalan sangat lambat sebelum memasuki pleksus vena,maka sejumlah hemoglobin yang melebihi normal akan mengalami doksigenasi.Warna biru dari semua hemoglobin yang mengalami deoksigenasi ini akan menutupi warna merah dari hemoglobin yang mengalami dioksigenasi.jadi pasein dengan polisitemia vera biasanya memiliki wajah berwarna normal kemerahan dengan kulit berwarna kebiru-biruan(sianotik).


Tidak ada komentar :

Posting Komentar