Sel-sel
darah merah,anemia dan polisitemia.
Dalam bab ini kita akan membahas
sel-sel darah dan sel-sel pada sistem limfatik pertama-tama akan kita bahas
fungsi sel darah merah, yang merupakan sel darah terbanyak dan diperlukan untuk
menghantarkan oksigen ke jaringan.
Sel-sel darah
merah (eritrosit)
Fungsi utama sel darah merah,yang
juga di kenal sebagai eritrosit adalah pengangkutan hemoglobin,yang elanjutnya
mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan.pada beberapa hewan tinkat
rendah, hemoglobin beredar sebagai protein bebas dalam plasma dan tidak
terkandung didalam sel darah merah.jika hemoglobin terbebas dalam plasma
manusia, kira-kira3 persen dari hemoglobin tersebut bocor melalui membrane
kapiler masuk kedalam ruang jaringan atau melalui membrane glomerulusginjal
masuk kedalam filtrate glomerulus setiap kali darah melewati kapiler. Oleh
krena itu, agar hemoglobin tetap berada dalam aliran darah manusia,hemoglobin
harus tetep berada didalam sel darah merah.
Selain mengangkut hemoglobin,sel
darah merah juga mempunyai fungsi lain.contohnya,sel tersebut mengandung
sejumlah besar karbon anhidrase,suatu enzim yang menganalisis reaksi revesibel
antara karbon dioksida(CO2) air untuk membentuk asam karbonat (H2 CO3)yang
dapat meningkatkan kecepatan reaksi ini beberapa ribu kali lipat.cepatnya
reaksi ini membuat air dalam darah mengangkut sejumlah besar CO2 dalam bentuk
ion bikarbonat (HCO3)dari jaringan ke paru-paru.Di paru-paru, ion tesebut
diubah kembali menjadi CO2 dan dikeluarkan kedalam atmosfer sebagai produk
limbah tubuh.Hemoglobin yang terdapat didalam sel merupakan asam-basa yang baik
(seperti halnya pada kebanyakan protein)sehingga sel darah merah bertanggung
jaawab untuk sebagaian besar daya asam basa seluruh darah.
Bentuk dan
ukuran sel-sel darah merah.
sel darah normal berbentuk lempeng
bikonkaf dengan diameter rata-rata kira-kira 7,8 mikrimeter dan dengan
ketebalan 2,5 mikrometer pada bagian yang saling tebal serta 1 mikrometer atau
kurang dibagian tengahnya.Volume rata-rata sel darah merh adalah 90 sampai 95
mikrometer kubik. Bentuk
sel darah merah dapat berubah-ubah ketika sel berjalan melewati
kapiler.sesungguhnya,sel darah merah merupakan suatu “kantung”yang dapat diubah
menjadi berbagi bentuk .selanjutnya karena sel yang normal mempunyai kelebihan
membrane sel untuk menampung banyak zat di dalamnya,maka perubahan bentuk tadi
tidak akan meregangkan menbransecara hebat,dan sebagai akibatnya,sel tidak akan
mengalami rupture,seperti yang terjadi pada banyak sel lainnya.
Konsentrasi
sel-sel darah merah dalam darah merah
permilimeter kubik adalah 5.200.000
(+ 300.000)pada wanita normal.4.700.000 (+300.000);pada wanita normal.4.700.000
(+300.00).orang yang tinggal di dataran tinggi mempunyai jumlah sel darah merah
yang lebih besar.
Jumlah
Hemoglobin dalam dalam sel.
sel-sel darah merah mampu
mengonsetrasikan hemoglobin dalam cairan sel sampai sekitar 34 gram per 100
mililiter sel.Kosentrasi ini tak akan melebihi nilai tersebut,karena nilai ini
merupakan betas metabolic mekanisme pembentukan hemoglobin sel.
Selanjutnya,pada oang normal,presentase hemoglobin hampir selalu mendekati
nilai maksimum dalam setiap sel, Namun, bila pembentukan hemoglobin dalam sel
dapat turun sampai dibawah nilai tersebut,dan volume sel darah merah juga dapat
menurun karena jumlah darah hemoglobin yang mengisi sel menjadi berkurang.
Bila hematokrit (persentase sel
dalam darah normalnya 40 sampai 45 persen) dan jumlah hemoglobin dalam
masing-masing sel bernilai normal,maka seluruh darah seorang pria rata-rata
mengandung 14 gram per 100 mililiter sel.
Seperti dalam pembahasan bab 40
yang berhubungan dengan transport oksigen.134 mililiter oksigen.Oleh karena
itu,pada seorang pria normal,jumlah maksimum sebanyak kira-kira20 mililiter
oksigen dapat dibawa dalam bentuk gabungan dengan hemoglobin 100 mililiter
darah, dan pada wanita normal,oksigen yang dapat diangkut sebesar 19 mililiter.
Produksi sel-sel
darah merah
Daerah-daerah
tubuh yang memproduksi sel darah merah.
Dalam minggu-minggu pertama
kehidupan embrio.sel-sel darah merah primitive yang berhenti diproduksi di yolk
sae.Selama pertengahan trimester masa gestasi.hati dianggap sebagai organ utama
untuk memproduksi sel-sel darah merah,namun terdapat juga sel-sel darah merah
dalam jumlah cukup banyak yang diproduksi dilimpa dan dikelenjar limfe.lalu
kira-kira selama bulan terakhir kehamilan dan sesudah lahir,sel-sel darah merah
hanya diprodusi disumsum tulang.
Pada dasarnya sumsum tulang dari
semua tulang memproduksi sel darah merah sampai seseorang berusia 5 th;tetapi
sumsum tulang panjang,kecuali bagian proksimal humerus dan tibia.menjadi sangat
berlemak dan tidak memproduksi sel-sel darah merah seelah berusia kurang lebih
20 th.setelah usia ini, kebanyakan sel darah merah diproduksi dalam sumsum
tulang membranosa,seperti vertebrata,sternum,rusuk,dan ilium. Bahkan dalam
tulang-tulang menjaddi kurang produktif seiring dengan bertambahnya usia.
Pembentukan sel
darah
Sel stem
hematopoietik pluripoten penginduksi pertumbuhan,dan penginduksi diferensiasi.
sel darah memulai kehidupanya didalam
sumsum tulang dari suatu tipe sel yang di sebut stem hematopoietik
pluripoten,yang merupakan asal dari semua sel dalam darah
sirkulasi.memperlihatkan urutan pembelahan sel-sel pluripoten untuk membentuk
berbagi sel darah sirkulasi.sewaktu sel-sel darahini telah membentuk satu jalur
khusus pembelahan sel dan di sebut commited stem cells.
Berbagi commited stem cells,akan
menghasilkan koloni tipe sel darah yang spesifik suatu commited stem cells yang
menghasilkan eritrosit disebut unit pembentuk koloni eritrosit.dan singkatan
CFU-E digunakan untuk menandai jenis sel stem ini. Demikian pila,unit yang
membentuk koloni granulosit dan monosit ditandai dengan singkatan CFU-GM,dan
seterusnya.
Pertumbuhan dan reproduksi
berbagisel stem diatur oleh bermacam-macam protein yang disebut penginduksi
pertumbuhan.telah dikemukakan empat penginduksi pertumbuhan yang utama
masing-masing memiliki cirri khas tersendiri.salah satunya adalah interleukin-3
yang memulai pertumbuhan dan reproduksi hampir semua jenis commited stem cells
yang berbeda-beda,sedangkan yang lain hanya menginduksi pertumbuhan pada
tipe-tipe sel yang spesifik.
Penginduksi pertumbuhan akan memicu
pertumbuhan dan bukan memicu diferensiasi sel-sel deferensiasi sel adalah
fungsi dri rangkaian protein yang lain,yang disebut penginduksi
diferensiasi.masing-masing protein ini akan menghasilkan satu tipe untuk
berdiferensiasi sebanyak satu langkah atau lebih menuju ke sel darah dewasa
bentuk akhir.
Pembentukan penginduksi pertumbuhan
dan penginduksi diferensiasi itu sendiri dikendalikan oleh faktor-faktor diluar
sumsum tulang.contohnya pada eritrosit (sel darah merah), paparan darah dengan
oksigen yang randah dalam waktu yang lama akan mengakibatkan induksi
pertumbuhan.pada sel darah putih penyakit infeksi akan menyebabkan pertumbuhan
diferensiasi dan akhirnya pembentukan sel darah putih tipe tertentu yang
diperlukan untuk membrantas setiap infeksi.
Tahap-tahap diferensiasi sel darah
merah
Sel pertama yang dapat dikenali
sebagi bagian dari rangkaian sel darah merah adalah proeritoblas,dengan
rangsangan yang sesuai,sejumlah besr sel ini dibentuk dari sel-sel stem.
Begitu proeritoblas ini
terbentuk,maka ia akan membelah beberapa kali,sampai akhirnya membentuk banyak
sel darah merah matur sel-sel generasi pertama ini disebut basofil eritrobls
sebab dapat dipulas dengan zat warna bias,sel yang terdapat pada tahap ini
mengumpulkan sedikit sekali hemoglobin pda generasi berikutnya.
Materi basofilik yang tersisa dalam
retikulosit normalnya akan menghilang dalam waktu 1 sampai 2 hari,dan sel
kemuian menjadi eritrosit matur.karena waktu hidup retikulosit ini pendek maka
konsentrasinya di antara semua sel darah merah normalnya sedikit kurang dari 1
persen.
Pengaturan produksi sel darah merah
peran eritrosit.
Jumlah total sel darah merah dalam
sistem sirkulasi diatur dalam kisaran batas yang kecil,sehingga 1 jumlah
sel-sel darah merah yang diangkut selalu tersedia untuk mengangkut oksigen yang
cukup dari paru-paru ke jaringan,menjadi berlimpah sehingga aliran darah tidak
terhambat.hal-hal kita ketahui tentang mekanisme pengaturan ini diperhatikan.
Oksigenasi
jaringan adalah pengatur utama produksi sel darah merah.setiap
keadaan yang menyebabkan penurunan transportasi sejumlah oksigen ke jaringan
biasanya akan meningkatkan kecepatan produksi sel darah merah.jadi bila seorang
menjadi begitu anemis akibat adanya perdarahan atau kondisi lainya,maka sumsum
tulang segera memulai memproduksi sejumlah besar sel darah merah.selain
itu,bila terjadi kerusakan pada sebagian besar sumsum tulang akibat sebab
apapun,terutama oleh terapi sinar-x akan mengakibatkan hyperplasia sumsum
tulang yang tersisa dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhan sel darah merah
dalam tubuh.
Didaratan yang sangat tinggi,dengan
jumlah oksigen dalam udara yang sangat rendah,oksigen dalam jumlah yang tidak
cukup itu diangkut kejaringan,dan produksi sel darah merah dalam darah yang
mengatur produksi sel,melainkan jumlah oksigen yang diangkut kejaringan dalam
hubunganya dengan kebutuhan jaringan akan oksigen.
Berbagi penyakit pada sistem
sirkulasi yang menyebabkan penurunan alairan darah melalui pembuluh darah
sewaktu melewati paru-paru dapat juga meningkatkan kecepatan produksi sel darah
merah.Hal ini tampak jelas terutama pada
keadaan gagal jantung yang lama,dan pada kebanyakan penyakit paru,karena
hipoksia jaringan yang timbul akibat keadaan ini akan meningkatkan produksi sel
darah merah,dengan hasil akhir berupa kenikan hematokrit dan biasanya juga akan
mengakibatkan volume darah total.
Eritropoiten
merangsang produksi sel darah merah,dan pembentukanya meningkat sebagai respons
terhadap hipoksia.
Stimulus utama yang dapat
merangsang produksi sel darah merah dalam keadaan oksigen yang rendah adalah
hormone dalam sirkulassi yang disebut eritropoietin yaitu suatu glikoprotein dengan
erat molkul kira-kira 34.000 tanpa adanya eritropoietin,keadaan hipoksia tida
akan berpengaruh atau pengaruhnya sedikit sekali Dallam perangsangan
reproduksi.
Peran ginjal
dalam pembentukan eritropoietin.
Pada orang normal,kira-kira 90 persen dari seluruh eritropoietin dibentuk
dalam ginjal;sisanya dibentuk di
hati.bagaian ginjal pembentuk eritropoitein masih belum diketahui dengan
pasti.ada satu kemungkinan yang cukup kuat bahwa eritropoitein disekresi oleh sel
epitel tubulus ke sel tubulus yang sangat banyak mengkonsumsi oksigen,sehingga
merangsang produksi eritopoitein.
Bila kedua ginjal seseorang
diangkat atau rusak akibat penyaakit ginjal,maka orang tersebut akan menjadi
sangat anemis,sebab10 persen eritopoitein normal yang dibentuk jaringan lain
(terutama di hati)hanya cukup menyediakan sepertiga sampai setengah dari
produksi sel darah merah yang diperlukan oleh tubuh.
Pengaruh eritropoietin
dalam pembentukan sel-sel drah merah.
Bila
kita menempatkan seseorang dalam atmosfer yang kadar oksigenya
rendah,eritoprotein akan mulai dibentuk dalam bebeapa menit sampai beberapa
jam,dan produksinya mencapai adanya sel darah merah baru dalam sirkulasi darah
sampai 5 hari kemudin.berdasarkan fakta ini,penelitian lain sudah ditentukan
bahwa pengaruh eritopoitein adalah merangsang produksi preitroblas dari sel
stem hematopoietic di sumsum tulang.cepatnya produksi sel ini terus berlangsung
selama orang tersebut teteap dalam keaddaan oksigen rendah,atau sampai jumlah
sel darah merah telah terbentuk cukup mengangkut oksugendalam jumlah yang
memadai kejaringan walaupun kadar oksigenya rendah.
Pematangan sel
darah merah kebutuhan vitamin B 12 (sianokobalamin)dan asam folat
Karena
adannya kebutuhan yang berkeseimbangan untuk memenuhi sel darah meah,maka sel
eritropoietik sumsum tulang merupakan salah satu sel yang tumbuh. Oleh karena
itu seperti yang diperkirakan pematangan dan kecepatan produksinya sangat
dipengaruhi oleh status nutrisi seseorang.
Dua vitamin yang khususnya penting
untuk pematangan sel akhir darah merah adalah vitamin B12 dan asam
folat.keduanya penting untuk sintesis DNA karena masing-masing vitamin dengan
cara yang berbeda dibutuhkan untuk pembentukan timidin trifosfat,yaiti salah
satu zat pembangun esensial DNA.oleh karena itu kurangnya vitamin B 12 atau
asam folat dapat menyebabkan abnormalitas dan pengurangan DNA dan akibatnya
adalah kegagalan pematangan inti dan pembelahan sel selanjutnya sel-sel pada
eritroblastik pada sumsum tulang,selain gagal berpoloferasi secara cepat akan
menghasilkan sel drah merah yang lebih besar dari normal.i sebut makrosit dan
sel itu sendiri mempunyai membren yang sangat lemah dan sering kali berbentuk
tidak teratur.Dan ovulasi berbeda dengan bentuk lempeng bikonkaf yang biasa sel
yang berbentuk kurang baik ini, setelah masuk dalam darah sirkulasi mampu
mengangkut oksigen secara normal.akan tetapi kerapuhanya menyebabkan sel
tersebut memiliki masa hidup yang pendek,yaitu setengah sampai sepertiga
normal.Oleh karena itu dikatkan bahwa defisiensi vitamin B12 atau asam folat
dapat menyebabkan kegagalan pematangan dalam proses eritropoiesis.
Kegagalan
pematangan sel akibat buruknya absorpsi vitamin B12-anemia pernisosa
Penyebab
umum kegagalan pematangan adalah adanya kegagalan untuk mengabsorbsi vitamin
B12 dari traktus gastrointestinal.hal ini sering terjadi pada penyakit anemia
pernisiosa dengan dasar kelainan berupa atrofi mukosa lambung yang gagal
menghasilkan secret lambung normal.sel-sel pariental pada kelenjar lambung
menyekresi glikoprotein yang disebut faktor intrinsik yang bergabung dengan
vitamin B12 dari makanan,sehingga B12 dapat diabsorbsi oleh usus.Hal tersebut
dapat terjadi dengan cara :
1. Faktor
intrinsic berkaitan erat dengan vitamin B12 dalam keadaan terikat B12
terlindungi dari pencernaan oleh sekret gastrointestinal.
2. Masih
dalam keadaan terikat faktor-faktor intrinsic akan berkaitan dengan reseptor
khusus yang terletak di brush berder membran sel mukosa di elium.
3. Kemudian
vitamin B12 diangkut kedalam darah selama beberapa jam berikutnya melalui
proses pinositosis yang mengangkut faktor intrinsik bersama vitamin melewati
membran.Oleh karena itu kekurangan faktor intrinsik akan menyebabkan kekurangan
tersedianya vitamin B12 akibat kelainan absorbsi.
Begitu vitamin B12 sudah diabsorbsi
dari traktus gastrointestional maka vitamin ini akan disimpan dalam jumlah yang
besar dihati dan kemudian dilepaskan secara lambat sesuai kebutuhan sumsum
tulang.Jumlah minimum vitamin B12 yang dibutuhkan setiap hari untuk menjaga
supaya pematangan sel darah merah tetap normal hanya sebesar 1 sampai 3
mikrogram,dan hanya disimpan dihati dan jaringan tuuh lainnya kira-kira 1000
kali jumlah ini jadi untuk menimbulkan
anemia akibat kegagalan pematangan dibutuhkan gangguan absorpsi B12 selam 3 sampai
4 tahun.
Kegagalan
pematangan yang disebabkan oleh defiseinsi asam folat (asam pteroliglitamat).
Asam folat adalah bahan normal yang
ditemukan .pada sayuran hijau,buah-buahan,dan daging terutama (hati)namun bahan
ini mudah rusak selama makanan dimasak.selain itu pada orang-orang dengan kelainan
absorpsi gastrointestinal misalnya sering mengalami penyakit usus halus yang
disebut sprue (sariawan usus),seringkali mengalami kesulitan yang serius dalam
mengabsorbsi asam folat maupun vitamin B 12.Oleh karena itu sebagaian besar
kegagalan manutrisi disebabkan adanya defisiensi absorpsi asam folt dan vitamin
B12 di usus.
Pembentukan
hemoglobin
Sintesis hemoglobin dimulai dalam
proeritrofoblas dan berlanjut bahkan dalm stadium retikulosit pada pembentukan
sel darah merah.Oleh karena itu ketika retikulosit meninggalkan sumsum tulang
dan masuk kedalam aliran darah,retikulasi tetap membentuk sejumlah kecil
hemoglobinsatu hari sesudah dan seterusnya sampai sel tersebut menjadi
eritrosit dan maatur.
Tiap-tiap rantai emmpunyai berat
molekul kira-kira 16.000 empat rantai ini selanjutnya akan berikan longgar satu
sama lain untuk membentuk molekul hemoglobin yang lengkap. Terdapat beberapa
variasi kecil di berbagai rantai sub-unit hemoglobin, bergantung pada susunan
asam amino di bagian polipeptidanya.
Tipe-tipe rantai itu disebut rantai alfa, rantai beta, rantai gamma, dan
rantai delta. Bentuk hemoglobin yang paling umum pada orang dewasa yaitu
hemoglobin A, merupakan kombinasi dari dua rantai alfa dan dua rantai alfa dan
dua rantai beta. Hemoglobin A mempunyai berat molekul 64.458.
Karena setiap rantai hemoglobin
mempunyai sebuah gugus protein prostetik heme yang mengandung satu atom besi,
dan karena adanya empat molekul oksigen, disetiap molekul hemoglobin, setiap
atom ini dapat berikatan longgar dengan satu molekul oksigen, sehingga empat
molekul oksigen (atau delapan atom oksigen) dapat diangkut oleh di setiap
molekul hemoglobin.
Tipe rantai hemoglobin pada molekul
hemoglobin menentukan afinitas ikatan hemoglobin terhadap oksigen. Abnormalitas
rantai ini dapat mengubah ciri-ciri fisik molekul hemoglobin. Contohnya pada
anemia sel sabit, asam amino valin digantikan oleh asam glutamat pada satu
titik, masing – masing dikedua rantai beta. Jika tipe hemoglobin ini terpapar
dengan oksigen berkadar rendah akan terbentuk kristal panjang di dalam sel –
sel tersebut hampir tidak mungkin melewati kapile-kapiler kecil, dan ujung
kristal tersebut tajam cenderung merobek membran sel, sehingga terjadi anemia
sel sabit.
Kombinasi
hemoglobin dengan oksigen
gambaran paling penting dari
molekul hemoglobin adalah kemampuan untuk dapat berikatan secara longgar dan
reversibel dengan oksigen. Fungsi utama hemoglobin dalam tubuh adalah bergabung
dengan oksigen dalam paru dan kemudian melepaskan oksigen di dalam kapiler
jaringan perifer yang tekanan gas oksigennya jauh lebih rendah dari paru –
paru.
Oksigen tidak bergabung dengan dua
ikatan positif besi dalam molekul hemoglobin. Berikatan secara longgar dengan
salah satu ikatan yang disebut ikatan koordinasi atom besi. Ikatan ini begitu
longgar sehingga gabungan tersebut bersifat sangat reversibel. Selanjutnya
oksigen di angkut ke jaringan bukan dalam bentuk ion melainkan dalam bentuk
molekul (yang terdiri dari dua atom oksigen) , yang karena longgarnya dan
sangat reversibel, oksigen dilepaskan ke dalam bentuk ion melainkan dalam
bentuk molekul (yang terdiri dari dua atom oksigen) yang karena longgarnya dan
sangat reversibel, oksigen dilepaskan kedalam cairan jaringan dalam bentuk
molekul, dan bukan dalam bentuk ion.
Metabolisme besi
Besi tidak hanya penting untuk
pembentukan hemoglobin namun juga untuk pembentukan hemoglobinnamun juga elemen
penting lainya (Contohnya : mioglobin, sitokrom, sitokrom oksidasi,
peroksidase, katalase) kita harus mengerti cara besi ini digunakan didalam tubuh.
Jumlah total besi rata-rata dalam
tubuh sebesar 4 – 5gr, dan kira-kira 65% dijumpai dalam bentuk hemoglobin.
Sekitar 4 % dalam bentuk mioglobin, 1% dalam bentuk variasi senyawa heme yang
memicu oksidasi intrasel. 0,1 %
bergabung protein transferin dalam plasma darah dan 15 – 30 % disimpan untuk
penggunaan selanjutnya terutama di sistem retikuloendotelial dan sel parenkin
hati, khususnya dalam bentuk feritin.
Pengankutan dan
penyimpanan
Pengangkutan, penyimpanan dan
metabolisme besi dalam tubuh diilustrasikan pada gambar di bawah ini dan dapat
dijelaskan sebagai berikut.
Ketika besi diabsorbsi dari usus
halus, besi tersebut segera bergabung di dalam plasma darah dengan beta
globulin, yakni apotransfrin, untuk membentuk transferin yang selanjutnya
diangkut dalam plasma. Besi ini berikatan secara longgar di dalam transferin
dan akibatnya dan dilepaskan ke setia sel jaringan setiap tempat tubuh.
Kelebihan besi dalam darah disimpan terutama di hepatosit hati dan sedikit di
sel retikulo endotelial sumsum tulang.
Sitoplasma besi ini bergabung
terutama dengan suatu protein yakni apoferetin untuk membentuk feritim.
Apofertitin mempunyai berat molekul kirar-kira 460.000 dan berbagai jumlah besi
dapat bergabung dalam bentuk kelompok radikal besi dengan molekul besar ini,
oleh karena itu feritin mungkin hanya mengandung sedikit besi atau bahkan
sejumlah besar besi atau bahkan sejumlah besar besi. Besi yang disimpan sebagai
feritin ini disebut besi cadangan.
Ditempat penyimpanan, terdapat besi
yang disimpan dalam jumlah yang lebih sedikit dan bersifat sangat tidak larut
atau disebut hemosiderin. Hal ini terjadi bila jumlah total besi dalam tubuh
melebihi jumlah yanga dapat di tampung oleh penyimpanan apferitin. Bila jumlah
besi dalam plasma sangat rendah, beberapa besi yang terdapat di tempat
penyimpanan feritin dilepaskan dengan mudah dan diangkut dalam bentuk
transferin di dalam plasma ke area tubuh yang membutuhkan.
Karakteristik unik dari molekul
transferin adalah bahwa molekul ini berikatan erat dengan reseptor pada membran
sel eriroblas di sumsum tulang.
Selanjutnya bersama dengan besi yang terikat, transferin masuk ke dalam
eritroblas dengan cara endositosis. Dalam eritroblas, transferin melepaskan
besi secara langsung ke mitokondria, tempat heme di sintesis.
Pada orang – orang yang tidak
mempunyai transferin dalam jumlah cukup di dalam darahnya, kegagalan
pengangkutan besi ke eritroblas dengan cara tersebut dapat menyebabkan anemia hipokrom yang berat – yakni , sel
darah merah mengandung leih sedikit hemoglobin daripada sel yang normal.
Bila masa hidup sel darah merah
telah habis dan sel telah dihancurkan, maka hemoglobin yang dilepaskan dari sel
akan dicerna oleh sel makrofag-monosit. Disini,terjadi pelepasan besi bebas dan
disimpan terutama di tempat penyimpanan feritin yang akan digunakan sesuai
kebutuhan untuk pembentukan hemoglobin tertentu.
Besi yang
terbuang dalam sehari
Setiap hari, seorang pria
mengekresikan sekitar 0,6mg besi terutama dalam tinja. Bila terjadi perdarahan,
maka jumlah besi yang hilang akan lebih banyak lagi. Pada wanita, hilangnya
darah menstruasi mengakibatkan kehilangan besi rata – rata sekitar 1,3mg/hari.
Masa hidup dan
penghancuran sel darah merah
Ketika sel darah merah dihantarkan
dari sumsum tulang masuk ke dalam sistem sirkulasi, sel tersebut normalnya akan
bersirkulasi rata-rata selama 120 hari sebelum dihancurkan. Walaupun sel darah
merah yang matur tidak mempunyai inti, mitokondria, dan retikulum enddoplasma,
sel tersebut mempunyai enzim-enzim sitoplasma yang mampu melakukan metabolisme
glukosa dan membentuk sejumlah kecil adenosin trifosfat. Enim tersebut juga
mampu mempertahankan kelenturan membran sel dan mempertahankan transpor ion
melalui membran dan menjaga besi hemoglobin sel agar tetap dalam bentuk fero bukan
dalam bentu feri, dan mencegah oksidasi protein dalam sel darah merah. Meskipun
demikian sistem metabolik dalam sel darah merah yang tua secara progesif makin
kurang aktf dan sel menjadi semakin rapuh diduga karena proses kehidupan sudah
banyak yang tepakai.
Penguraian
hemoglobin
Hemoglobin yang dilepaskan dari sel
sewaktu sel darah merah pecah akan segera di fagosit oleh sel-sel makrofag, di
bayak bagian tubuh, terutama oleh sel-sel kupffer hati, makrofag limpa dan
sumsum tulang. Selama beberapa jam atau hari sesudahnya. Makrofag akan
melepasskan besi yang didapat dari hemoglobin, dan menghantarkan kembali ke
dalam darah dan diangkut oleh transferin ke sumsum tulang ke sumsum tulang
untuk membentuk sel darah merah baru
atau ke hati dan jaringan lainnya untuk disimpan dalam bentuk feritin.
Bagian porifin dari molekul hemoglobin diubah oleh makrofag melalui serangkaian
tahap menjadi pigmen empedu bilirubin, yang dilepaskan ke dalam darah dan
kemudian dikeluarkan dari tubuh oleh sekresi melalui hati ke dalam cariran
empedu.
ANEMIA
Anemia berari kurangnya hemoglobin
di dalam darah yang disebabkan oleh jumlah sel darah merah yang terlalu
sedikit. Beberapa tipe anemia dan
penyebab fisiologisny sbb :
Anemia akibat
kehilangan darah
Setelah mengalami perdarahan yang
cepat tubuh akan mengganti cairan plasma dalam waktu 1-3 hari namun hal ini
akan menyebabkan konsentrasi sel darah merah menjadi rendah. Bila tidak terjadi
perdarahan berikutnya konsentrasi sel darah merah biasanya kembali normal dalam
waktu 3 sampai 6 minggu.
Pada kehilangan darah yang kronik,
pasien sering kali tidak dapat mengabsorbsi cukup besi dari usus untuk
membentuk hemoglobin secepat darah yang hilang. Kemudian terbentuk sel darah
merah yg berukuran jauh lebih kecil ketimbang ukuran yang normal dan mengandung
sedikit sekali hemoglobin di dalamnya sehingga menimbulkan keadaan anemia hipokromik mikrositik.
Anemia apalastik
Aplasi sumsum tulang berarti tidak
berfungsi sumsum tulang.
Anemia
megaloblastik
Vitamin B12, asam folat dan faktor
intrinsik yang berasal dari mukosa lambung, kita dapat mengerti dengan mudah
bahwa hilangnya salah satu faktor ini dapat memperlambat produksi eritroblas
dalam sumsum tulang.
Anemia hemolitik
Sel darah merah dihancurkan lebih
cepat dibanding pembentukan dan mengakibatkan
anemia hemolitik.
Pengaruh anemia
terhadap fungsi sistem sirkulasi
Viskositas darah dapt turun hingga
1,5kali viskositas air pada anemia berat/kronik. Keadaan ini akan mengurangi
tahanan terhadap aliran darah dala, pembuluh darah perifer, sehingga jumlah
darah yang mengalir melalui jaringan dan kemudian kembali ke jantung jauh
melenihi normal. Hipoksia yg terjadi akibat penurunan transpor oksigen oleh
darah akan menyebabkan pembuluh darah jaringa perifer berdilatasi, dan
meningkatkan jumlah darah kembali ke jamtung meningkatkan curah jantung sampai
empat kali nilai normal. Salah satu efek utama anemia adalah jantung dan peningkatan
beban kerja pemompa jantung.
Lanjutnya,karena aliran darah yang
melalui kapiler kulit berjalan sangat lambat sebelum memasuki pleksus vena,maka
sejumlah hemoglobin yang melebihi normal akan mengalami doksigenasi.Warna biru
dari semua hemoglobin yang mengalami deoksigenasi ini akan menutupi warna merah
dari hemoglobin yang mengalami dioksigenasi.jadi pasein dengan polisitemia vera
biasanya memiliki wajah berwarna normal kemerahan dengan kulit berwarna
kebiru-biruan(sianotik).
Tidak ada komentar :
Posting Komentar