Minggu, 05 Mei 2013

your energy

Energy Tubuh, tubuh manusia yang diciptakan dengan sempurna oleh Allah SWT yang didalamnya terdapat proses-proses Kimia-fisika, reduksi-oksidasi, proses regenerasi sel yang rusak,dll. Mungkin jika kita bisa mendengar proses kinerja sel tubuh dalam aktifitasnya sehari-hari terdengar gaduh bagaikan sebuah pabrik besar yang sedang berproduksi.

Energy digunakan manusia untuk hidup, Manusia membutuhkan energy untuk :
1. Menghidupi seluruh fungsi sel tubuh (bernafas, jantung tetap berdenyut, dll)
2. Gerakan aktif - kontraksi otot
3. tumbuh dan berkembang
4. Memperbaiki sel yang rusak

Melihat pentingnya energy untuk hidup, lalu dimanakah tempat untuk memproduksi energy pada tubuh manusia ? adalah sebuah organel sel bernama Mitokondria, Mitokondria adalah sebuah organel berongga berbentuk bulat lonjong, selaputnya terdiri dari dua membran, membran dalam bertonjolan kedalam rongga (matriks), dan mengandung banyak enzim pernafasan, rongga berisi cairan lebih kental dari sitosol.

Lantas bagaimana, proses terjadinya energy di Mitokondria ?
O2 + ATP + Glikogen ----> Energy

Mitokondria memproduksi kimia tubuh bernama ATP (Adenosin Tri Phospat). Energy hasil reaksi dari ATP inilah yang menjadi sumber energy bagi tubuh manusia. Energy ini diproduksi sebagian besar dalam bentuk hawa panas (heat). Karena ATP berada diseluruh sel tubuh, sehingga sumber energy ini tersebar merata di seluruh tubuh dan tidak terbatas pada satu bagian tubuh saja. Hal ini disebabkan karena setiap sel tubuh memerlukan energy. Hal ini mengindikasikan bahwa energy yang ada pada tubuh manusia sangat besar jika dioptimalkan.

Pada artikel yang lalu tentang SEFT sudah dibahas mengenai Energy tubuh berdasarkan pandangan para ahli barat dan timur.

Sel-sel dalam tubuh kita digerakkan oleh energi. Ia dapat kita pelajari dengan pendekatan materi atau energi. Dalam tiap tradisi pengobatan klasik, penyembuhan dilakukan
dengan menggunakana energi.
Albert Szent-Gyorgyi
Penerima Hadiah Nobel bidang Kedokteran

Hanya karena kita tidak bisa mendeteksi, meraba atau mengukur "aliran energi tubuh" yang oleh para dokter China penting untuk menegendalikan penyakit,
bukan berarti bahwa energi itu tidak ada.
Andrew Weil, MD

Informasi yang dikirimkan dan diterima oleh satu neuron ke neuron yang lain berbentuk signal elektrik yang dihasilkan oleh atom
yang penuh dengan energi.
Jeffrey M. Schwartz, M.D.
Penulis buku "The Mind and The Brain"

Berdasarkan fakta diatas berarti cadangan energy tubuh kita yang sangat besar ini bisa dioptimalkan dan digunakan untuk dimanfaatkan untuk banyak hal, maka untuk itu energy cadangan ini harus dibangkitkan terlebih dahulu (ATP direaksikan supaya dapat menghasilkan energy). Untuk menghasilkan energy berarti harus mengoptimalkan asupan oksigen (02), sehingga dapat bereaksi dengan ATP untuk menghasilkan energy, prosesnya :
  • Jika O2 yang disuply dari paru-paru dan dialirkan dalam darah bereaksi dengan ATP akan memecah menjadi ADP dan melepas energy sebagai hasil reaksi
  • Hal ini dimanfaatkan kalangan persilatan untuk menghasilka energy tubuh yang lebih banyak
  • Caranya dengan mengoptimalkan / memaksimumkan daya reaksi O2 dari jumlah kapasitas biasanya sehingga akan memicu kerja ATP dan protein-protein yang terlibat untuk memproduksi energy yang lebih banyak.
Cara untuk memaksimalkan asupan oksigen adalah lewat serangkaian proses Tarik-Tahan-Buang secara berirama, lewat proses inilah energy dipicu untuk dibangkitkan. Dengan menahan napas selama beberapa waktu sehingga ketika didalam keadaan menahan napas tubuh akan kekurangan O2 (dari kuantitas normal), karena kekurangan inilah ATP akan dipaksa untuk bekerja lebih keras/ terurai lebih banyak lagi sehingga energy yang diakibatkan akan lebih banyak lagi.

Jika kita sudah dapat memanfaatkan energy tubuh yang secara fitrah sudah ada dan tinggal digunakan saja, manfaat yang diperoleh adalah tubuh menjadi lebih sehat tanpa perlu berobat ke dokter, karena Allah menciptakan manusia dengan sempurna sebagai khalifah di bumi ini. Proses pembangkitan Energy tubuh melaui proses sederhana Tarik-Tahan-Buang dengan menambahkan konsentrasi dalam prosesnya yang menghasilkan energy dengan adanya hawa panas (energy panas) mengalir didalam tubuh, konsentrasi membantu dalam hal proses pendistribusian energy ke setiap bagian tubuh yang memerlukannya. Sebagai contoh jika kita sering terkena flu dan batuk yang mengganggu proses pernafasan, segera alirkan energy panas yang dihasilkan ke paru-paru dan tenggorokan, hasilnya pernafasan menjadi lebih lega dan batuk menjadi lebih berkurang. Selain itu otak kita bisa menjadi lebih cerdas karena sel-sel otak kita menjadi lebih aktif, caranya dengan mengalirkan energy ke kepala tempat otak berada. Einstein saja yang diklaim sebagai orang "terpintar" didunia menurut banyak orang baru beberapa persen aktif sel-sel otaknya, lalu bagaimana jika seorang manusia dapat mengaktifkan sel-sel otaknya tentunya akan menjadi khalifah yang cerdas dan dapat mengungkap rahasia teknologi dan alam semesta.

Gunakan Energymu (Use Your Energy) untuk kesehatan tubuhmu, kecerdasan otakmu, dan untuk bermanfaat bagi orang lain (Profitable) sehingga tidak sia-sia Allah SWT menciptakan Manusia dengan berbagai fasilitas yang sudah ada dalam setiap tubuh manusia.
"Bagi ahli-ahli hikmah pengetahuan tentang Allah ini bergantung pada pengetahuan tentang berbagai tanda dalam diri sendiri."
"Barangsiapa mengenal jiwanya [atau"dirinya sendiri"], maka dia mengenal Tuhannya,"
"Allah berfirman, "Wahai anak ADAM ! Jika kamu ingin mengetahui tanda-tanda dan panji-panji keesaan Allah dan mengenali tanda-tanda
ketunggalanNya, bukalah mata pikiran dan akal, jelajahi alam jiwa, dan pandanglah asal-usul penciptaanmu."

Betapa dahsyatnya seorang ibu mengandung anaknya

Apa jadinya kalau ibu menuntut “uang jasa” atas keberadaan kita selama sembilan bulan lebih di rahimnya? Berapa banyak uang yang harus kita bayar untuk mengganti biaya persalinan, biaya pemeliharaan serta biaya ASI? Tampaknya daftar tagihan akan makin panjang jika ibu memasukkan biaya pengasuhan, biaya pendidikan, kesehatan, sandang, pangan, tempat tinggal, bahkan sampai biaya pernikahan.
Alhamdulillah, ibu kita mewarisi sifat Rahmân dan Rahîm-Nya Allah Swt. Tak terpikir oleh mereka membuat tagihan untuk anak-anaknya. Yang ada justru keinginan memberi dan terus memberi. Seperti halnya Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, cinta mereka—dalam kapasitasnya sebagai manusia—adalah “cinta tak bersyarat” atau unconditional love. Cinta mereka adalah “cinta walaupun” bukan “cinta karena”. Mereka mencintai anak-anaknya, “walaupun” anaknya tidak tahu terima kasih, “walaupun” anaknya sering menyakiti, dsb.

Demikian besarnya jasa seorang ibu, Rasulullah saw. sampai menegaskan bahwa apa pun yang diberikan seorang anak kepada orangtuanya tidak akan pernah cukup membalas budi baiknya. Betapa hebatnya pengorbanan Uways Qarni yang ratusan mil menggendong ibunya, sehingga dari jauh Rasulullah saw. dapat mencium bau kemuliaannya. Namun, apa yang dikatakan Rasul? Walau Uways menggendong ibunya lebih jauh lagi, ia tidak akan pernah mampu membalas budi baiknya.

Itulah mengapa bakti seorang anak kepada orangtua harus mencapai derajat ihsan. Ihsan ini lebih tinggi derajatnya daripada adil. Yaitu “hanya” memperlakukan orangtua seperti memperlakukan diri. Ihsan kepada orangtua artinya memperlakukan mereka lebih baik dari memperlakukan diri sendiri, memberi lebih banyak daripada apa yang harusnya kita beri, dan mengambil lebih sedikit dari yang seharusnya kita ambil. Dalam Al Qur’an, tidak kurang dari lima kali Allah Swt. memerintahkan kita berlaku ihsan kepada orangtua (QS 2:83, 4:36, 6:151, 17:23, 46:15). Padahal, dalam Al Qur’an kata ihsan hanya disebutkan enam kali saja.
Tampaknya, tidak seorang pun di antara kita yang menyangkal bahwa peran ibu teramat luar biasa dalam hidup kita. Namun, apakah kita tahu bahwa ibu-lah yang mewariskan terangnya dunia serta indahnya nada-nada bagi kita? Teori terdahulu menyebutkan karakteristik dan sifat-sifat bawaan seorang anak diwariskan dari ibu bapaknya dalam proporsi 50-50. Namun penelitian biologi molekuler terbaru menemukan bahwa seorang ibu mewariskan 75 persen unsur genetikanya kepada anak. Sedangkan bapak hanya 25 persen. Karena itu, sifat baik, kecerdasan serta keshalihan seorang anak sangat ditentukan oleh sifat baik, kecerdasan serta keshalihan ibunya. Apa yang disabdakan Rasulullah saw. ternyata memiliki korelasi dengan fakta ini. Ketika seorang sahabat bertanya, mana yang harus diprioritaskan seorang anak, beliau pun menjawab, “Ibumu, ibumu, ibumu …. lalu bapakmu”.

Dalam setiap sel manusia ada sebuah organela yang sangat strategis fungsinya. Organela ini dinamakan mitokondria. Organelnya berongga berbentuk bulat lonjong, selaputnya terdiri dari dua lapis membran, membran dalam bertonjolan ke dalam rongga (matriks), serta mengandung banyak enzim pernapasan. Tugas utama mitokondria adalah memproduksi kimia tubuh bernama ATP (adenosin tri phosphat). Energi hasil reaksi dari ATP inilah yang menjadi sumber energi bagi manusia.
Mitokondria bersifat semiotonom karena 40 persen kebutuhan protein dan enzimnya dihasilkan sendiri oleh gennya. Mitokondria adalah salah-satu bagian sel yang punya DNA sendiri, selebihnya dihasilkan gen di inti sel. Yang menarik, mitokondria ini 

hanya diwariskan oleh ibu, tidak oleh ayah. Sebab, mitokondria berasal dari sel telur bukan dari sel sperma. Itulah sebabnya investasi seorang ibu dalam diri anak mencapai 75 persen.

Kita dapat berkata, inilah organela cinta seorang ibu yang menghubungkan kita dengan Allah Azza wa Jalla dan kesemestaan. Tanpa mitokondria, hidup manusia menjadi hampa, tidak ada energi yang mampu menggelorakan semangat hidup, sehingga tidak akan ada perabadan manusia yang tercipta. Tanpa mitokondria kita tidak bisa melihat, tidak bisa mendengar, hingga akhirnya tidak bisa membaca. Allah Swt. berfirman, ”Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam (tubuh)nya ruh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur (QS As Sajdah, 32: 9). Tanpa adanya mitokondria di mata, kita akan buta. Tanpa adanya mitokondria di telinga, kita akan tuli. Tanpa adanya mitokondria di kulit, kita mati rasa. Tanpa adanya mitokondria di hidung, kita buta aroma. Sesungguhnya, kita menjadi ”buta”, ”tuli”, dan ”tak berperasaan”, boleh jadi karena ibu tidak ridha mewariskannya. Bukankah ridha seorang ibu adalah syarat datangnya kebahagiaan?

Itulah mengapa kontak batin antara ibu dan anaknya, walau terhalang jarak sejauh apa pun, begitu kuat dan intens. Hal ini memperlihatkan adanya energi cinta yang menembus dimensi. Sebenarnya, teori superstring yang kita ambil dari ilmu Fisika sedikit bisa menjelaskan hal ini. Beberapa tahun lalu, para ilmuwan MIT yang tergabung dalam Kelompok 18, menemukan sebuah supersimetri, yaitu sebuah persamaan matematika yang menciptakan ruang di alam semesta yang terdiri dari 57 bentuk di 248 dimensi. Konsep supersimetri menyebutkan, andai dunia ini dibagi-bagi seperti apa pun, sebenarnya hanya satu titik. Dengan kata lain, ilmu pengetahuan baru menemukan bahwa jarak itu tidak bisa membatasi jiwa dan ruh yang bersemayam di titik yang sama.

Kalau kita menggunakan konsep ini, maka di mana pun berada, hati seorang ibu selalu berada di titik yang sama. Karena itu, apa yang dirasakan anak dan apa yang dirasakan ibu, bioelektriknya berada di titik yang sama. Mitokondrianya sama sehingga titik pertemuannya pun sama. Dengan kata lain, perasaan seorang ibu kepada anaknya bagaikan perasaan ia terhadap dirinya sendiri. Anak menderita, ibu pun ikut menderita. Anak sakit, ibu pun ikut sakit. Anak bahagia, ibu pun ikut bahagia. Begitulah ibu kita. Itulah mengapa, doa seorang ibu kepada buah hatinya senantiasa tepat, jarang meleset, dan efeknya begitu cepat.
Di sini kita dapat membayangkan, betapa perjuangan seorang ibu tidak hanya sebatas hamil, melahir, menyusui, merawat, serta membesarkan anak-anaknya. Ibu pun harus mewariskan fungsi biologis yang sempurna agar kita dapat merasakan indahnya dunia. Sudahkah kita membalas cinta ibu? Atau, kita malah membalasnya dengan sumpah serapah, suara ketus, bentakan, tatapan mata menghina, tidak mempedulikan nasihatnya, atau sekadar membiarkannya kesepian karena kita terlalu sibuk dengan pekerjaan sehingga tidak punya waktu sekadar untuk ”say hello” via SMS kepadanya!

Ada doa yang sangat menyentuh yang diungkapkan oleh Syaikh Muhammad Al Hadhrami, “Bacaan apa pun yang kami baca dan Engkau sucikan, shalat apa pun yang kami dirikan dan Engkau terima, zakat dan sedekah apa pun yang kami keluarkan dan Engkau sucikan serta kembangkan, amal saleh apa pun yang kami kerjakan dan Engkau ridhai, maka mohon kiranya ganjaran mereka lebih besar dari ganjaran yang Engkau anugerahkan kepada kami, bagian mereka hendaknya lebih banyak dari yang Engkau limpahkan kepada kami, serta perolehan mereka lebih berlipat ganda dari perolehan kami. Karena Engkau, ya Allah, telah berwasiat agar kami berbakti kepada mereka, dan memerintahkan kami mensyukuri mereka, sedangkan Engkau lebih utama berbuat kebajikan dari semua makhluk yang berbuat kebajikan, serta lebih wajar memberi dibanding siapa pun yang diperintahkan memberi …”.

”Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ’ah’ dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.”
— QS Al Isrâ’, 17: 23 —

KECERDASAN ANAK di wariskan dr IBU

Tingkat Kecerdasan Anak adalah Warisan dari Ibu?

Pernahkah Anda mendengar anjuran “carilah istri yang cerdas supaya bisa mempunyai anak yang cerdas karena kecerdasan itu diturunkan dari seorang ibu”. Namun, Anda pasti bingung dan bertanya-tanya, yaitu bagaimana kecerdasan itu diturunkan dari ibu? apakah kecerdasan itu bisa ditingkatkan? dan apa saja yang mempengaruhi kecerdasan?
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, berikut uraian yang mungkin bisa menjadi referensi Anda.

Apakah Kecerdasan Diturunkan?
Menjelang akhir 1997, seorang ilmuwan mengumumkan bahwa ia telah menemukan satu gen kecerdasan di kromosom 6. Orang kebanyakan memiliki urutan tertentu pada gen tsb, tapi anak-anak cerdas dengan IQ 160 yang diteliti olehnya memiliki urutan agak berbeda pada gen IGF2R tsb. Penemuan Robert Plomin ini segera mengundang kontroversi. Tak banyak perdebatan dalam sejarah sains yang berlangsung seseru perdebatan seputar kecerdasan. Parameter uji kecerdasan dengan IQ sendiri merupakan kontroversi. Di akhir 1990-an, banyak ilmuwan memperkenalkan kecerdasan yang lain: emotional, spiritual, adversity quotience, dll. Seorang pakar, Howard Gardner, bahkan telah mendefinisikan 9 jenis kecerdasan yang berbeda, di antaranya kecerdasan visual, kecerdasan verbal, kecerdasan musik, bahkan kecerdasan atletik. Penelitian yang terakhir ini rasanya lebih adil. Mengatakan Mozart, Hemingway, atau Zidane lebih bodoh daripada Newton, kini akan terdengar cukup konyol.
Penelitian lain dilakukan Thomas Bouchard. Dimulai th 1979, ia mengumpulkan pasangan-pasangan kembar terpisah dari seluruh dunia dan menguji kepribadian dan IQ mereka. Hasil yang diluar dugaan dari penelitian ini adalah korelasi antara anak-anak adopsi yang dibesarkan bersama ternyata nol. Artinya,tidak ada pengaruh asuhan keluarga terhadap IQ. Jika bukan asuhan keluarga, lalu apa yang menentukan IQ? Jawabnya adalah peran penting rahim seorang Ibu! Menurut studi lain, pengaruh peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam kandungan terhadap kecerdasan tiga kali lebih besar dibanding apapun yang diperbuat oleh orangtua sesudah bayi lahir.
Kesimpulan yang dapat diambil dari studi tadi adalah, kali ini menurut Ridley, bahwa kira-kira separuh IQ kita dapatkan melalui pewarisan, dan kurang dari 20% berasal dari asuhan keluarga. Sisanya berasal dari kandungan, sekolah, dan teman sepergaulan. Sifat pewarisan IQ sewaktu anak-anak porsinya kurang lebih 45%, sedangkan pada masa akhir remaja naik menjadi 75%. Sejalan dengan pertumbuhan, anak secara berangsur mengekspresikan kecerdasan bawaan dan meninggalkan pengaruh-pengaruh sebelumnya yang ditanamkan orang lain. Akhirnya, meskipun terbukti sahih bahwa kecerdasan diwariskan, sifat pewarisan bukan berarti tidak dapat berubah. Kecerdasan bawaan sangat berperan, sebagaimana pengaruh lingkungan asuhan tak dapat disepelekan. Ambillah orok dari sepasang suami-istri profesor mekanika kuantum dan doktor biologi molekuler, lalu besarkanlah ia di Nusa Tenggara Timur, tempat dimana anak-anak menderita marasmus. Tujuh belas tahun kemudian kita akan membuktikan kesimpulan Ridley.
Siapa yang Lebih Berperan dalam Mewariskan Kecerdasan pada Anak?
Faktor genetik seorang Ibu seangat berpengaruh terhadap kecerdasan anak. Menurut ahli genetika dari UMC Nijmegen Netherlands Dr Ben Hamel “Pengaruh itu sedemikian besar karena tingkat kecerdasan seseorang terkait dengan kromosom X yang berasal dari ibu”.

Karena itu, ibu yang cerdas berpotensi besar melahirkan anak yang cerdas pula. “Dengan demikian, lebih baik memiliki ibu yang cerdas daripada ayah yang cerdas,” ujar Hamel. Namun, kelainan genetika dari seorang ibu juga dapat diturunkan kepada anak-anaknya, termasuk di antaranya retardasi mental.
Dalam keadaan normal, setiap manusia memiliki 23 pasang kromosom yang terdiri atas 22 pasang kromosom autosom dan sepasang kromosom seks. Ada 23 kromosom berasal dari ibu yang disebut kromosom XX dan 23 pasang lagi berasal dari ayah yang disebut kromosom XY.

Kromosom dari ayah dan ibu akan bergabung saat terjadinya fertilisasi, yaitu pertemuan antara sel sperma dan sel telur yang akan menghasilkan zigot. Dalam keadaan normal, zigot akan melakukan pembelahan sel secara mitosis sehingga setiap sel dalam tubuh manusia akan membawa informasi genetik yang sama.
Otak dikatakan berfungsi optimal jika memiliki kemampuan berfikir kreativ dan innovative pada saat yang tepat. Untuk mendapatkan sel otak yang bisa berfungsi maksimal, selain factor genetic, juga dipengaruhi oleh asupan gizi, dan ransangan luar.
Genetik diturunkan dari kedua orang tua, asupan gizi dan ransangan dari luar tergantung dari bagaimana kita memenuhi kebutuhan gizi anak, dan melayani anak, apakah permainan, interaksi orang tua dan anak. Permainan edukatif dan yang banyak mengundang kreativitas anak tentu akan lebih baik untuk perkembangan otak yang sempurna. Sehingga kecerdasan yang sebenarnya itu adalah akumulasi dari genetic, supply gizi dan ransangan. Dengan artian walaupun orang tua mempunyai genetic yang baik, tapi anak tidak diberi makanan yang baik dan tanpa diransang justeru kecerdasan itu nggak akan muncul sempurna.
Bagaimana Seorang Ibu Berperan Penting dalam Pewarisan Kecerdasan Anak?
Bagaimana bisa seorang ibu menjadi penentu kecerdasan anak-anaknya? Mungkin pertanyaan ini akan terdengar kurang indah ditelinga kaum laki-laki karena pada dasarnya seorang anak terlahir dari pertemuan antara sperma (laki-laki) dan ovum (perempuan) melalui proses fertilisasi dimana setelah terjadi proses fertilisasi tersebut, kedua sel gamet itu akan melebur menjadi satu dan membentuk zygot kemudian membelah menjadi morula, blastula, gastrula, dan berdiferensiasi menjadi makhluk hidup kecil di dalam rahim yg disebut dengan fetus (janin).

Ovum merupakan sel gamet yang terdiri dari inti sel dan sitoplasma lengkap dengan organel-organel yang akan berperan dalam proses pembelahan dan perbanyakan sel. Sperma merupakan sel gamet yang terdiri atas kepala dengan inti sel dan ekor yang mengandung mitokondria sebagai pemberi energi bagi pergerakan sperma. Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa 14 jam setelah proses fertilisasi maka ekor sperma yang mengandung mitokondria akan dilepas dan dibuang, inti sel ovum dan sperma akan melebur menjadi satu sehingga terbentuklah sel baru (zygot) 2n. Inti zigot merupakan gabungan antara inti sperma dan ovum sedangkan sitoplasma dan organel-organel sel berasal dari organel sel ovum. Dari penjelasan ini dapat diketahui bahwa prosentase peran ovum lebih besar daripada sperma dalam aktivitas pembelahan sel selanjutnya.
Di sinilah awal peran[1]  Ibu dalam menentukan kecerdasan, yaitu melalui mitokondria. Yang menarik, mitokondria ini hanya diwariskan oleh ibu, tidak oleh ayah. Sebab, mitokondria berasal dari sel telur bukan dari sel sperma (sebagaimana penjelasan sebelumnya). Dalam setiap sel manusia ada sebuah organela yang sangat strategis fungsinya. Organela ini dinamakan mitokondria. Organelnya berongga berbentuk bulat lonjong, selaputnya terdiri dari dua lapis membran, membran dalam bertonjolan ke dalam rongga (matriks), serta mengandung banyak enzim pernapasan. Tugas utama mitokondria adalah memproduksi kimia tubuh bernama ATP (adenosin tri phosphat). Energi hasil reaksi dari ATP inilah yang menjadi sumber energi bagi manusia. Mitokondria bersifat semiotonom karena 40 persen kebutuhan protein dan enzimnya dihasilkan sendiri oleh gennya. Mitokondria adalah salah-satu bagian sel yang punya DNA sendiri, selebihnya dihasilkan gen di inti sel. Itulah sebabnya investasi seorang ibu dalam diri anak mencapai 75 persen.

Keseimpulannya, berdasarkan uraian 3 pertanayaan di atas. Secara teori, kecerdasan anak mungkin sangat dipengaruhi oleh kecerdasan seorang ibu. Namun, fenotip (penampakan) yang kita lihat bukanlah melulu hasil dari faktor genetik melainkan hasil interaksi dengan lingkungan juga.

Circle me on G+ : aRief LordZY