Senin, 31 Januari 2011

PENGALAMAN DI SELINGKUHI :(

Sebelum melangkah lebih jauh, kita sebutkan dulu beberapa penyebab seseorang berkhianat, menyeleweng atau selingkuh. Anda boleh menambahkan sendiri:

1. Kita kurang menjaga perasaannya
2. Si dia mencari atau menemukan yang lebih baik atau lebih sempurna dari kita
3. Si dia ingin sesuatu yang lebih dari apa yang sudah kita berikan
4. Si dia sedang mencari sensasi baru
5. Si dia bukan tipe pasangan setia
6.Si dia memang sengaja melukai hati kita
7. Si dia memang seorang buaya darat (untuk lelaki) atau buaya laut (untuk wanita)
8. Dasar sifatnya playboy atau playgirl

Demikian mungkin beberapa alasan kenapa “si dia” yang sangat kita cintai membalas cinta kita yang tulus, suci, plus murni dengan sebuah pengkhianatan yang kejam dan tidak berperi kekasihsayangan.

cuplikan : 
“Mas, padahal aku sangat mencintainya. Aku mencintainya dengan sepenuh jiwaku. Ketika kami melakukan janji setia, langit dan bumi jadi saksinya. Bahkan dia memintaku untuk bersumpah setia atas nama Tuhan. Aku berpikir bahwa dialah jodoh sejatiku…, tapi kenapa dia tega menduakan cintaku dan menghancurkan perasaanku…?!”
“Hmm, tanya sendiri sama orangnya donk… Mas nggak tau! Nich, ada kolor sepatu warna hitam… bisa untuk gantung diri. Tapi putus tidak ditanggung, hehehehe…”

Sahabat, begitulah kalau hati kita tertambat kepada selain Dia Yang Maha Esa. Kalau patah hati pasti menderita. Bagi anda yang sudah biasa dikhianati mungkin tidak merasakan sakit lagi atau malah tidak percaya lagi dengan yang namanya “cinta”.

Saya pikir pengalaman “dikhianati” seseorang yang kita cintai adalah merupakan salah satu berkah, rahmat atau hidayah dari-Nya agar kita mau menginsafi kesalahan dan melakukan instrospeksi diri. Ternyata Dia Maha Membolak-balikkan Hati, sehingga dalam hitungan detik bisa mengubah perasaan yang tadinya suka/cinta dengan kita menjadi sebaliknya.


Jadi, jangan terlalu sedih atau terluka dengan pengalaman yang satu ini. Juga jangan membenci si dia yang telah mengkhianati cinta kita yang seputih salju Himalaya. 
Sakit hati karena dikhianati benar-benar akan menjadi ladang pembelajaran bagi kita dalam melatih emosi dan bersikap lebih dewasa. Pengalaman sakit hati akan membuat kita lebih bijak dalam menjalani kehidupan jika kita mau belajar darinya.

Bicara masalah sakit hati karena dikhianati, bukannya saya tidak pernah mengalaminya. Justru pengalaman itu adalah pengalaman terpahit yang pernah saya alami. Namun, dari pengalaman itulah saya banyak mendapatkan pemahaman dan ilmu baru. 

Saya tidak tahu bagi anda yang mengalami pengalaman yang sama, apakah bisa mengambil manfaatnya atau tidak. Tapi yang jelas hikmahnya selalu ada.

Dari masa sakit hati itu, adanya sahabat-sahabat sejatilah yang bisa menegarkan dan memberi arti indahnya persahabatan. Bila dikenang, hanya sahabat-sahabat sejati sayalah yang ternyata hadir dengan penuh perhatian dan memberi support mental yang luar biasa. 

Kalau dipikir, ide-ide gila mereka dalam menghadapi “si pengkhianat cinta”-ku saat itu akan membuat saya tertawa sendiri. Dari itu, terkadang sahabat adalah segalanya karena di satu sisi cinta kasih mereka lebih tulus dari kekasih kita yang sebenarnya. Dan sahabat ternyata selalu ada di saat kita benar-benar membutuhkannya.

Sahabat sejati… selalu ingat kita di saat kita mungkin tidak ingat dia. Jauh beda dengan si dia yang telah mengkhianati kita.

Selanjutnya, berikut beberapa hal yang mungkin bisa anda lakukan bila ternyata sudah menjadi takdir cinta anda yang katanya tulus dan suci hanya mendapat balasan berupa sebuah pengkhianatan yang “menyakitkan”. 

Saya sengaja memberi tanda petik pada kata menyakitkan, karena sesungguhnya itu hanya sebagai akibat penilaian (pemberian makna) pikiran kita secara subyektif. 

Jika kita belajar NLP (Neuro Linguistic Programming) maka akan dijelaskan bahwa sesungguhnya semua kejadian itu bersifat “netral”, hanya pikiran kita saja yang menilai atau memberi “makna”.

Ok, mari kita bahas satu per satu…!
Introspeksi diri dan menjadi pribadi yang lebih baik

Mengatahui ternyata si dia yang sangat kita cinta koq bisa-bisanya meninggalkan kita dan berdua dengan orang lain harusnya disikapi dengan pemikiran bahwa ternyata diri kita bukanlah makhluk yang sempurna.

Jika kita manusia yang sempurna, mana mungkin kekasih kita akan pergi meninggalkan kita dan menjalin cinta dengan orang lain. Kita seharusnya melakukan instrospeksi diri. Ternyata diri kita masih banyak kekurangannya sehingga tidak bisa mempertahankan cinta si dia kepada diri kita.

Dari sini kita sama sekali tidak boleh bersikap sombong, meskipun secara fisik dia cantik ganteng dan pernah menjadi coverboy covergirl dan rupawan.

Yang layak untuk sombong hanya Allah SWT.

Setelah kita menganalisis kekurangan diri kita maka langkah selanjutnya adalah memperbaiki diri agar kekurangan-kekurangan tersebut bisa kita minimalisir dengan kelebihan yang ada pada diri kita. Jadikan “sakit karena dikhianati” sebagai cambuk agar diri kita bisa menjadi lebih baik, secara lahir maupun batin.

Dalam proses perbaikan diri ini tidak usah anda mengharapkan si dia akan kembali pada anda, karena setelah dia berkhianat/berselingkuh maka anda tahu bahwa ternyata cintanya tidaklah murni.
“Tapi aku sangat mencintainya, Mas! Aku sangat menyayanginya!”

Tidak perlu diuraikan lebih jauh lagi ya, karena kalau sudah begini maka yang bicara adalah emosi. Dan kalau menuruti emosi maka tidak akan ada titik temunya.
“Kalau si dia mau tobat, bagaimana Mas?”
“Kalau dia mau tobat maka dia tidak akan mencari cintamu lagi. Dia hanya akan menemuimu untuk minta maaf, kemudian tiap malam dia akan bersujud memohon ampunan-Nya dan taqarrub ilallah…”
“Hmm…, masuk akal juga. Matur nuwun, Mas!”

Memaafkan dan mengikhlaskan


Langkah selanjutnya ialah memaafkan dan mengikhlaskan, tidak hanya orangnya, tapi juga perbuatan si dia yang membuat luka di hati kita.

Ini dimaksudkan agar kita bisa merelease emosi negatif berupa amarah, sakit hati maupun dendam dari hati kita, karena semua emosi tersebut adalah emosi yang akan sangat menghambat kemajuan diri kita. Orang yang menyimpan dendam cenderung akan sulit meraih kesuksesan karena semua emosi negatif tersebut akan menyedot energi psikis kita.

Jadi, bukannya kita tambah bahagia, namun makin menderita.
Maafkanlah orang yang telah mengkhianati kita, karena memaafkan adalah akhlak yang dicontohkan Rasulullah Saw. Kalau tidak ada orang yang menyakiti hati kita maka kapan kita praktek langsung meneladani akhlak Nabi, yakni memaafkan.

Ikhlaskanlah, karena sesungguhnya semua yang ada di dunia ini—termasuk orang yang menyakiti hati kita—juga adalah milikNya. Ikhlaskan kepergiannya dari hati kita agar tidak ada emosi negatif yang bersarang di hati dan menjadi sumber penyakit, baik lahir maupun batin.

Pernah beberapa tahun yang lalu ketika sedang merasakan sakit hati karena dikhianati, seorang kawan yang sedang pulang dari kuliah, telpon dan berkata, “Bersyukurlah anon, itu tandanya Allah masih sayang sama kamu dan mau menunjukkan bahwa dia bukanlah yang terbaik untukmu.
Untung selingkuhnya sekarang, coba kalau nanti ketika dia sudah jadi suami mu…”

Yakinlah bahwa hukum karma itu ada

Jika kita mau membuka kitab suci, di situ Allah SWT berfirman dalam Surat Al Israa’ ayat 7 yang artinya, “Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri…”. 

Dari sini kita tahu bahwa jika orang lain menyakiti kita sesungguhnya dia sedang menyakiti dirinya sendiri. Demikian juga jika menyakiti orang lain, sesungguhnya kita juga sedang menyakiti diri sendiri. Pendek kata, semua itu akan ada balasannya, baik di dunia ini maupun di akhirat nanti.

Hukum karma atau hukum tebar-tuai menyatakan bahwa apa yang kita tebar maka itulah yang akan kita peroleh. Jika yang kita tebar adalah kejahatan, maka bisa dipastikan kejahatan juga yang akan menimpa kita. Begitu juga jika yang kita tebar adalah benih-benih kebaikan, maka kebaikan pula yang akan menghampiri kita, bahkan jumlahnya bisa berlipat ganda.

Sekedar berbagi pengalaman, ternyata bisa dibuktikan… pria yang pernah mengkhianati saya (telah saya maafkan) juga ditinggal kekasihnya begitu dia (pacar barunya) tahu bahwa saat itu si pria masih ada hubungan dengan saya.

Karma… selalu ada balasan bagi setiap perbuatan atau tindakan yang berhubungan dengan diri dan perasaan orang lain. Oleh karena itu, hati-hatilah…!

Sekedar untuk bahan renungan, dari kisah “pengkhianatan cinta” yang pernah saya alami (semoga pertama dan terakhir), ternyata pria yang menjadi tokoh utama kisah tersebut sampai sekarang masih “sendiri”. Dan pernah suatu saat ketika bertemu, dia seolah mencoba menarik simpatiku atau seperti ingin menggali lagi cintaku yang dulu sedalam laut biru. [Salah sendiri kenapa dikau mengkhianati seorang aku :P  hahahaha…].

Beberapa teman kalau sedang bercanda berceloteh asal bunyi, “Kenapa tidak CLBK saja, non…?” [CLBK menurut temanku adalah singkatan dari Cinta Lama Bersemi Kembali].

“Hmm… bagiku selalu tidak ada kesempatan kedua…!”
“Ya, kami tahu… kesalahan yang pernah dia perbuat tidak mungkin membuat dia berani ngejar-ngejar kamu lagi. Sabar cuy, masih banyak pria lain yang lebih baik dari dia…”
“Thanks sobat! Tapi, masalahnya adalah: mereka tidak ada yang mau…”

“Ah, nggak percaya…! Gue tahu itu, si A, si B, si C, dan si X ada rasa sama kamu… Kenapa nggak pilih salah satu? Bukalah sedikit pintu hatimu…”

“Hmm…” [tidak bisa jawab, ada tanda tanya plus tanda pentung].
“Ngomong donk… koq diem aja…?”

“Mungkin benar ungkapan yang menyatakan hidup tanpa cinta bagai taman tak berbunga. Namun, menurutku ‘cinta’ yang dimaksud adalah cinta dari Sang Pemilik Cinta… Adakah manusia yang mencintai sesamanya demi mengharap keridhaan-Nya…?”
“Ok, kami setuju!!!”

So, jangan pernah takut untuk disakiti, namun takutlah untuk menyakiti.

Menjadi Kesayangan Allah
Merasakan pedihnya cinta kita dikhianati mungkin akan menjadi pengalaman yang tak terlupakan dan tak ingin terulang lagi. Namun, boleh jadi dengan cara itu Allah SWT sedang mengingatkan kita (bagi yang mau sadar) agar tidak menambatkan seluruh cinta kita kepada sesama makhluk-Nya. Kita mencintai dengan sepenuh hati dan pengharapan, tapi justru si dia membalasnya dengan sebuah pengkhianatan yang memilukan. Kaciaaaan dech lo…!

Jika saja si dia tidak mengkhianati anda, belum tentu anda jadi ingat dengan Sang Pencipta. Bisa saja anda justru bergelimang dosa karena mencoba sesuatu yang belum pada tempatnya, atau memadu nafsu sehingga kemesraan yang anda bina sampai melanggar batas yang dilarang agama. So, jika realitas yang terjadi ternyata si dia berkhianat, mungkin itu sebuah sinyal agar anda segera tobat! Temanku pernah berkata, “Pacaran adalah dosa termanis…” Ya, memang semua jenis maksiat biasanya terasa nikmat bila dikerjakan. Beda jauh dengan ibadah atau amalan-amalan utama yang bisa mendekatkan kita dengan Sang Pencipta; semua terasa berat dan penuh godaan bagi yang belum membiasakannya.

Untuk itu, jika anda sudah terlanjur dikhianati, jangan biarkan hati anda bersedih dan meratapi nasib. Namun, jadikan momentum itu sebagai sarana bagi anda untuk menginsafi diri dan mendekatkan jiwa raga anda pada Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Jadikan setiap keadaan yang tidak nyaman atau menyakitkan sebagai ladang pembelajaran bagi anda untuk memahami kehidupan ini.
Ingat selalu kata bijak berikut ini:
Hal paling buruk yang terjadi terhadap anda mungkin merupakan hal paling baik yang pernah terjadi terhadap diri anda kalau anda tidak membiarkannya mengalahkan diri anda. ~ Napoleon Hill

Dan yang lebih penting lagi, renungkan baik-baik firman Allah dalam Al Qur’an Surat Al Baqarah ayat 216 yang artinya, “…Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”

Setelah ini, alangkah baiknya kita terus memperbaiki diri detik demi detik dengan semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT (jika muslim) karena Dia-lah sesungguhnya yang harus menjadi tumpuan cinta dan pengharapan kita.

Kita tegakkan shalat dengan penuh kekhusyu’an (meskipun sulit, kita harus belajar mencobanya). Kita perbanyak bacaan dzikir di pagi, siang, sore dan malam, baik dengan lisan maupun dengan hati. Dzikir dengan lisan harapannya akan menuntun hati untuk ikut berdzikir. Kita perbanyak tadarus Al Qur’an, tidak hanya di bulan Ramadhan.

Kita perbanyak shalat sunnah dan amalan-amalan utama yang pernah dicontohkan Rasulullah Saw. Kita perbanyak sedekah, tidak hanya dengan “senyum”, tapi juga dengan harta yang kita miliki. Kita sambung tali silaturahmi dengan saudara yang memutuskan silaturahmi dengan kita. Dan masih banyak hal utama lainnya yang bisa kita lakukan. Pendek kata, kita jadikan momentum “patah hati karena dikhianati” sebagai ajang pendekatan diri kepada Sang Khalik. Dengan sekuat tenaga kita berusaha terus meningkatkan kualitas maupun kuantitas amal ibadah kita dan kita lakukan secara terus menerus (istiqomah, konsisten) sehingga pada akhirnya kita pun bisa menjadi “Kesayangan Allah”. Jika kita sudah menjadi yang “disayang Allah” maka mungkin kita akan lebih suka terus disakiti sesama manusia namun disayang Dia Yang Maha Kuasa.
***

Demikian sedikit jawaban yang dapat saya sampaikan. Jika ada manfaatnya, itu semua datangnya dari Allah SWT. Dan mohon maaf jika penjelasan di atas masih banyak kekurangannya. Membahas masalah remaja atau dunia anak muda kalau tidak dikembalikan kepada agama maka semua itu tidak akan ada titik temunya dan pencerahan pun akan sangat sulit kita dapatkan.

Dan bagi sahabat yang sudah terlanjur sedang menjalin hubungan istimewa dengan seseorang yang anda kasihi, maka kewajiban anda adalah menjaga si dia dari hal-hal yang bisa menodai kesucian arti cinta. Jangan jadikan kata “cinta” sebagai dalih pelampiasan nafsu syahwat anda, dan jikalau hubungan anda sudah berjalan secara sehat maka jangan sekali-kali mengkhianati kekasih anda. Cukup saya yang pernah dikhianati…!
“Saya juga pernah, non…!”
“Kamu nggak kehitung!”
“Nggak adil itu namanya…!”
“Biarin! Emang gue pikirin…!”
***

Waktu yang terus berlalu tak ‘kan membuat cinta sejati menjadi layu

Bagian - Bagian pada OKSIGEN

Oxygen (O2) merupakan obat yang harus digunakan secara tepat dan harus diberikan pada kondisi tertentu yang seharusnya memerlukan oxygen theraphy. Pada umumnya theraphy ini di berikan sebagai sebuah ukuran sementara terhadap pencegahan Hypoxaemia atau kekurangan O2 dalam darah. Walaupun demikian therapy ini tidak dapat menggantikan obat pokok yang semestinya di berikan pada kondisi tertentu seperti antibiotic dan sebagainya.

O2 sangat di butuhkan dalam metabolisme aerobic untuk menghasilkan energy. Karena ketidakcukupan O2 dalam darah dapat mendorong penggunaan asam lactate untuk metabolisme anaerobic sehingga mengakibatkan penurunan biological energy dan penumpukan asam lactat yang sangat berbahaya pada tubuh.

Indikasi klinis pemberian O2 ;

* Henti jantung dan nafas
* Gagal pernafasan baik pada tipe I ( hypoxemia tanpa penumpukan CO2 misalanya asthma, pneumonia, oedema paru dan embolisme paru) ataupun tipe II (hypoxemia dengan penumpukan CO2 misalnya Bronchitis kronis, trauma dada , penurunan kesadaran akibat overdose obat dan sebagainya)
* Gagal jantung atau miocardial infartion
* Segala macam bentuk syock
* Keracunan CO ( carbon monoxide)
* Peningkatan kebutuhan metabilsme seperti pada patient luka bakar, trauma dan infeksi yang serious.

Secara umum O2 dibutuhkan ketika tekanan O2 dalam darah turun. Hal ini dapat diukur secara kasar dengan menggunakan pulse oximetry. Alat ini dapat membaca saturasi haemoglobin dalam darah artery melalui sinar detertor/ infrared. Informasi yang akurat dari pulse oximetry dapat di tunjukkan dan digambarkan pada SpO2 ( peripheral Capillary saturation of haemoglobin) daripada SaO2 ( arterial blood gas saturation.

BAGIAN yang Terdapat pada OKSIGEN :

* TABUNG OKSIGEN : berisi gas Oksigen.

* Kateter Nasal : ( 1 cabang ) ini harus masuk sampai nasofaring.

* Canula Nasal : ( 2 cabang paling sering di pakai di Indonesia ) di masukan ke hidung.

* Flow Meter : Dosis pemberian OKSIGEN ( ukuran oksigen yang di berikan 1-10 )

* Humidifer  / pelembab : berisi air DTT / Aquades

* Regulator  : melihat tekanan oksigen


* Suction : menyedot cairan dari jalan nafas atas. Seperti darah, lendir, muntahan, dll.

Lolipop seperti Kehidupan

Lollipop . .
means permen bulat, berwarna-warni, manis dan enak pastinya.

  
Lollipop itu kan warna-warni jadi ya isi blog ini adalah apapun yang diharapkan nantinya bisa ngebantu siapa saja dan dalam berbagai hal, mungkin bisa bikin kita tertawa, menginspirasi kamu.


hidup dibawa senyum aja guys, SEPERTI kita menikmati makan permen lollipopnya.
jadi hidupnya juga selalu bahagia.

"Ermm..kamu tahu kenapa saya selalu bagi kamu lollipop
tapi bukan bunga?Kamu tak pernah tanya pun.."

"Kenapa?"

"Sebab bunga boleh mati,pasti ga semua bunga wangi. contohnya bunga bangkai. hahaha


Tapi lollipop selalu manis,pastu bila makan will be part of u forever Smile"

Saya senyum dari jauh.


Dan lollipop itu rasanya sungguh manis semanis hidup saya
walaupun manis lollipop itu cuma saya dapat bayangan rasanya
melalui teks-teks pesanan ringkas yang dihantar.

Dan saya juga sadar...hidup ini bukan seperti lollipop yang selalu akan manis dan berwarna-warni. :)


kehidupan pun berputar selayaknya lingkaran yang ada pada lolipop

Jadi, nikmati setiap detik berharga dalam hidup kita seperti lolipop  :) 

Keistimewaan atas Ayat Al-Quran

Kalau kita merenung :
"Mungkin kita sering bertanya, kenapa aku diuji ?"
Jawabnya : Al Ankabut 2-3

"Kenapa aku tidak mendapat apa yang aku inginkan ?"
Jawabnya : Al Baqarah 216

"Kenapa ujian yang aku hadapi seberat ini ?"
Jawabnya : Al Baqarah 286

"Trus, jadi sedih banget ?"
Jawabnya : Ali Imran 139

"Tapi aku tak bisa bertahan lagi !"
Jawabnya : Yusuf 87 & Az Zumar 83

"lalu, bagaimana aku menjalani hidup ?"
Jawabnya : Ali Imran 200 & Al Baqarah 45

"Jadi, pada siapa aku harus berharap ?"
Jawabnya : At Taubah 129

"Lalu, apa yang aku dapat dari semua ini ?"
Jawabnya : At taubah 111

TERNYATA BEGITU JELAS PERINGATAN & JANJI-JANJI ALLAH 'AJJA WAJALLA...

ciri - ciri orang selingkuh

  1. Biasa bilang “I love you” , “aku sayang kamu” , tapi tiba-tiba dia tidak pernah bilang kalimat itu lagi ke elo.
  2. Biasa manggil elo dengan kalimat “Beib, Yang, Sayang, Huney.” Tapi sekarang manggil nama.
  3. Pas jalan sama elo, dia matiin handphone nya atau menyembunyikan handphonenya dari elo supaya elo ga liat apakah ada sms dari siapa. Dan ketika elo tanya kenapa handphonenya mati, dia bilang,”ah ribet, ntar ada yg nelpon.” (kepedean abis, emangnya ada yg mau nelpon elo?)
  4. Selalu ada alasan enggak mau ketemu lo. Bilangnya ada tugas lah, disuruh nyokap lah. Padahal sebelumnya, dia yang nafsu pengen ketemu elo.
  5. Selalu bilang benci kepada orang yang selingkuh. Tetapi pas dia yang selingkuh, dia malah mengakui kalo dia mungkin selingkuh seperti orang yang ia benci. (It’s so weird)
  6. Kalo lo pacaran sama dia naik motor, dia selalu minta elo buat meluk dia. Tapi pas selingkuh, jangankan minta, elo nyentuh pundaknya aja, dia ngerasa jijik.
  7. Dia enggak mau minta putus sama lo, karena dia pengen ngebandingin elo sama selingkuhannya. Kalo lo lebih baik dari selingkuhannya, mungkin dia balik sama elo. Tapi kalo lo lebih minus dari selingkuhannya, elo bakal dibuang sejauh-jauhnya.
  8. Ngerubah penampilan supaya selingkuhannya itu tertarik sama dia. Kalo lo yang liat, malah penampilan dia itu aneh.
  9. Enggak pernah mau sms atau nelpon elo duluan. Kalo lo enggak contact dia, yaudah seharian juga elo enggak bakal terhubung sama dia.
  10. Kalo lo datang kerumahnya, mukanya menggambarkan, “Ngapain sih elo kesini? Elo tuh ganggu gue tau.”
  11. Setiap ada masalah kecil, selalu dia buat jadi besar. Ini merupakan jalan yang paling efektif supaya dia makin aman selingkuh.
  12. Dia jadi lupa tuh anniversary kalian.
  13. Apalagi tanggal ulang tahun.  Bagi dia, elo itu enggak pernah lahir.
  14. Pas elo deket sama cowok lain,  dia rela lo deket sama cowok lain. Tapi kalo selingkuhannya dia lebih minus dari elo, sikapnya jadi over protective ke elo.
  15. Coba deh elo sms dia pake nomer handphone lain dan bahasanya jadi bahasa alay, dia enggak ngira itu elo. Dia ngira kalo elo itu temen selingkuhannya.
  16. Pas dia tau elo yang ngerjain pake nomer lain, dia berubah menjadi kasar. Omongannya menjadi “Goblok lo, bego lo! Gue ga suka diginiin.” Tapi kalo dia enggak selingkuh, dengan halusnya dia berkata,”Ih sayang, kamu ngerjain aku ya. Hayo loh, ketahuan, hihihi.” (beda banget kan?)
  17. Selalu ngungkit masalalu elo, padahal masalalu nya dia lebih nyakitin elo.
  18. Mengganti password facebooknya dan elo enggak boleh tau passwordnya.
  19. Dulu sih, dia selalu ada buat elo. Tapi sekarang, dia udah punya mainan baru, jadi elo dilupain.
  20. Dia enggak bisa  jawab sebenarnya apa masalah kalian berdua.
  21. Dia nge-add mantan-mantannya yang sebelumnya dia pernah cerita kalo dia benci banget sama mantan-mantannya.(Plin - plan abis).
  22. Ngatain gebetan lo “jamet lah, norak lah.” Padahal, dia yang jamet.
  23. Dulu pas pacaran sama lo, enggak pernah ngelakuin hal yg lo benci misalkan ngerokok. Tapi pas dia selingkuh, dia lebih banyak memperlihatkan hal itu supaya lo ninggalin dia dan dia selingkuh deh.
  24. Ngejelekin elo di depan teman-temannya, padahal yang  jahat itu dia.
  25. Memfitnah elo di depan gebetan lo supaya gebetan elo enggak jadi suka sama lo. Pas gebetan lo lari dari elo, dia juga lari dari elo. Lain kata, pacar lo enggak ditangan lo, gebetan lo juga enggak ditangan lo.
  26. Selalu menutupi rasa bersalahnya karena selingkuh dari elo dengan nulis status lagu lah, bilang maaf di status lah.
  27. Dulu sih, dia punya impian menikah sama elo, punya anak sama elo, keliling dunia sama elo. Tapi pas dia selingkuh, boro-boro menikah, kenal aja dia enggak mau.

Sebenernya sih masih banyak, entar deh gue bikin part 2 nya.
Nasehat gue sih ya:
  1. Kalo lo udah ada gejala kayak gini, diemin pacar lo dan lo deketin temen-temen cowok lo. Minimal 3 orang. Emangnya dia doang yg bisa deket sama orang lain.
  2. Jangan marah ke dia, karena dia bisa nganggep elo cewek enggak laku.
  3. Deketin temen lo yang lebih ganteng/cantik, PASTI dia ngiri banget.
  4. Kalo dia enggak hubungin elo seminggu, berarti dia udah mantep sama selingkuhannya. So, PUTUSIN AJE!
  5. Berdoa dan sholat, minta petunjuk Allah. Cuma Allah yang ngasih terbaik buat kita. (gue juga gitu soalnya)
  6. Jangan nangis di depan dia, dia merasa menang dan ngerasa lo itu butuh dia BANGET.
  7. Jangan naro status yang aneh2 tentang dia. Tulis aja kalo lo abis jalan sama temen lo yg ganteng/cantik, pasti dia jealous dah.
  8. Jangan ngarep-ngarep dia ya, kalo perlu, dia yang harus ngarep-ngarep minta maaf sama lo.
  9. Lo harus sharing sama orang yg lo percaya dan lo ngerasa nyaman. Kalo lo enggak nyaman, hati lo tambah sakit.

MUDAH-MUDAHAN TIDAK ADA YANG MERASAKAN SAKITNYA.

Kalo Allah sayang kalian, emang sih lo bakal sakit hati. Tapi elo bakal dapet seseorang yang jauh diatas dia asalkan lo ikhlas.

LEBAH MADU PEMBUAT SARANG YANG SEMPURNA


Tahukah kamu tentang lebah madu? Pernahkah kamu menontonnya di televisi? Atau bahkan melihatnya sedang terbang ke sana kemari? Tapi aku yakin masih banyak yang belum kamu ketahui tentang mereka.

Suatu hari, Ibu, Ayah dan aku pergi ke taman untuk lari-lari. Aku senang sekali di sana. Tetapi yang paling menyenangkan adalah aku mengenal teman baru ketika kami beristirahat. Aku tak akan pernah lupa, walaupun tubuhnya mungil.

Kamu mungkin ingin tahu siapa dia, kan? Dia adalah seekor lebah madu yang cantik. Ia mendekatiku dengan terbang berputar-putar. Mulanya aku takut disengatnya karena ia terbang sangat dekat...

Aku berteriak, “Jangan! Jangan sengat aku. Aku tak ingin disakiti!” Tapi, anehnya, tiba-tiba lebah itu berbicara kepadaku.
“Aku tidak akan menyengatmu. Aku hanya ingin berteman denganmu.”
“Benarkah?” tanyaku.
“Kenalkan, aku seekor lebah pekerja. Aku tinggal di dalam batang pohon itu, bersama dengan ribuan temanku.”
“Wah! Temanmu banyak sekali! Apa saja yang kalian lakukan sehari-hari?”
“Kami membersihkan sarang, mengumpulkan makanan dan membawanya ke sarang, membuat madu, menghangatkan sarang dan menjaganya...”
“Tidakkah kalian lelah mengerjakan itu semua?”
“Ah, tidak. Kami tidak pernah merasa lelah. Kami lebah pekerja saling berbagi tugas. Aku, misalnya, sekarang sedang membangun kotak-kotak untuk menyimpan madu...”
“Aku jadi penasaran, bagaimana kalian dilahirkan?”
“Pernahkah kamu mendengar ada seekor ratu di setiap masyarakat lebah madu? Sang ratu adalah lebah paling besar di antara lebah-lebah betina. Ia bertelur pada waktu-waktu tertentu. Tetapi kami tidak muncul dari telur begitu saja. Yang keluar dari telur adalah ulat-ulat putih yang disebut larva. Larva itu tanpa mata dan sayap atau kaki. Kemudian, dalam beberapa waktu mereka terbungkus sebagai kepompong. Sementara itu, mereka diberi makan dan akan keluar dari kepompong dengan rupa seperti aku.”
 “Hebat sekali! Tapi, kalian sangat banyak, tidakkah terjadi kekacauan di dalam sarang?

 “O, tidak pernah. Sarang kami sangat teratur. Ribuan lebah hidup bersama secara damai dengan tugasnya masing-masing.”
 “Sungguh menarik! Aku masih belum tahu bagaimana kalian dapat teratur meskipun jumlahnya sangat banyak. Ayahku seorang manajer perumahan, tapi ia sulit menjaga ketertiban di sana. Tetapi kamu katakan kalian tidak mempunyai masalah seperti itu!
 “Kamu pantas terkejut! Para ilmuwan pun juga terpesona dengan hal ini. Mereka mencari tahu bagaimana keteraturan bisa dijaga. Bagaimana setiap lebah tahu tugasnya. Bagaimana lebah sebanyak itu dapat bekerja sama dengan baik. Aku dapat memberikan jawabannya dengan singkat. Setiap kami mempunyai tugas tertentu; kami bekerja keras dan melakukan tugas kami dengan sungguh-sungguh. Kami juga berusaha agar tidak mengganggu ketertiban di dalam sarang.”

Aku masih mendengarkan lebah pekerja itu dengan kagum. Tiba-tiba Ibuku memanggil, “Umar! Umar! Di mana kau, nak? Kita sudah mau pulang.”
“Ibu memanggilku. Aku harus pergi sekarang. Aku senang bertemu denganmu. Terima kasih atas semua ceritamu!”
 “Aku juga senang menemanimu. Mungkin kita bisa bertemu lagi! Bagaimana kalau kita bertemu lagi di sini pekan depan? Jika kamu mau, aku bisa membawamu ke sarang kami dan memperlihatkan kamar-kamar madu kami.”
 “Wah, pasti akan menyenangkan! Semoga orang tuaku bersedia datang lagi pekan depan.
“Baiklah, sampai jumpa pekan depan.”
Sesampai di rumah, aku segera membuka ensiklopedi binatang hadiah ulang tahunku dari ayah. Segera aku buka halaman-halamannya dan kutemukan bagian mengenai lebah madu. Aku melihat gambar seekor lebah madu. Aku rindu teman kecilku…”
Aku membaca buku itu dengan penuh kekaguman. Aku sangat terpesona hingga tidak merasakan berlalunya waktu. Ibuku menjadi bertanya-tanya mengapa aku diam di kamar begitu lama. Dengan penuh semangat aku langsung bercerita kepada beliau tentang lebah.
 “Ibu tahu tidak kalau lebah madu itu benar-benar menakjubkan? Coba Ibu dengarkan bagian akhir dari yang kubaca ini. Lebah madu betina bertugas membersihkan kamar-kamar sarang. Mereka mengeluarkan kotoran yang ditinggalkan lebah-lebah yang menetas dari kepompong mereka, lebah-lebah yang mati di dalam sarang dan segala sesuatu yang bukan menjadi bagian dari sarang. Tahukah Ibu apa yang mereka lakukan kalau menemukan kotoran yang terlalu besar untuk diangkut ke luar sarang? Mereka membungkus kotoran itu dengan zat yang disebut “propolis”. Zat ini dapat mencegahnya menjadi sumber bakteri yang akan membahayakan kesehatan lebah lain di sarang. Sulit dipercaya, tetapi propolis adalah zat anti bakteri, yaitu zat yang mencegah bakteri untuk tumbuh…
Tahukah Ibu darimana mereka mendapatkan zat ini? Bagaimana makhluk mungil ini bisa mengetahui sifat kimia suatu zat begitu banyaknya? Sampai di situlah aku membaca. Aku akan ceritakan bagaimana mereka membuat zat itu…”
 “Lebah memang kecil tetapi sangat cerdas… Namun, kecerdasaan itu bukanlah hasil usaha mereka. Ada Sang Pencipta yang mengajari apa yang mereka kerjakan. Ketika seusiamu, Ibu juga membaca buku tentang lebah. Ibu kagum seperti dirimu. Jika kamu suka, bacalah terus. Ibu akan senang mendengarnya,“ kata ibu.
Ibu keluar dari kamar untuk menyiapkan makan malam. Pertanyaan itu masih ada dalam pikiranku: dari mana lebah madu memperoleh zat yang disebut propolis? Dari mana mereka belajar kegunaannya? Aku lanjutkan membaca dengan penuh rasa ingin tahu.
Buku itu juga menceritakan bagaimana lebah madu menghasilkan propolis. Pertama, memakai rahang bawahnya, mereka mengumpulkan zat yang disebut resin dari tunas berlendir pada pohon-pohon tertentu. Mereka kemudian membuat propolis dengan mencampur resin tersebut dengan air liur mereka, dan mengangkutnya ke sarang dalam kantung khusus pada kaki mereka.
Lebah madu membungkus semua benda yang tak dapat mereka keluarkan dari sarang dengan zat itu. Dengan cara ini, benda-benda itu tidak akan menjadi tempat tumbuh bakteri sehingga tidak membahayakan. Pekerjaan ini mirip dengan pembuatan mumi.
Tapi siapakah yang mengajari lebah madu mengerjakan itu semua? Bagaimana mereka mengetahui bahwa lebah yang mati atau kotoran dapat membahayakan lebah-lebah di dalam sarang? Hal semacam ini tentu tidak diketahui oleh seekor serangga. Bahkan aku pun baru mempelajari hal ini sekarang. Aku jadi semakin ingin tahu. Mungkinkah lebah madu mempunyai kesadaran seperti manusia?
Aku belum tahu jawabannya, aku teruskan saja membaca. Aku berkata sendiri, “Sekarang aku mengerti bahwa aku belum tahu apa-apa mengenai lebah! Banyak pertanyaan yang tak kuketahui jawabannya. Tapi aku yakin akan menemukan jawabannya. Cepat atau lambat.”
Buku itu juga menjelaskan bagaimana lebah membuat madu. Sebenarnya aku sudah tahu kalau lebah madulah yang membuat madu. Tapi aku tak tahu, bagaimana mereka membangun kamar-kamar madu. Apalagi cara mereka membangun kamar-kamar itu adalah sebuah keajaiban tersendiri!
Kamar-kamar madu berbentuk segi enam atau heksagonal. Lebah madu memulai pembuatan kamar itu dari bagian atas sarang. Dimulai dari beberapa titik, mereka membuat dua atau tiga baris ke bawah. Aku sungguh tak mengerti bagaimana kamar-kamar tersebut bisa tersusun sedemikian rapi padahal pembuatannya dimulai dari beberapa titik? Apalagi, tak ada tanda-tanda penyambungan di antara kamar-kamar tersebut.
Aku pernah memperhatikan Ibu sedang merajut. Ibu selalu memulai dari satu titik. Aku membayangkan apa jadinya rajutan itu jika ibu memulainya dari tiga titik yang berbeda… Boleh jadi hasilnya akan terlihat kurang bagus! Kalau begitu, lebah madu pastilah binatang yang sangat teliti…
Aku mengambil selembar kertas dan pensil. Dimulai dari beberapa tempat, aku mulai menggambar segi enam-segi enam. Aku berusaha mempertemukan deretan segi enam tersebut di tengah-tengah kertas. Aku menggambar tanpa bantuan penggaris, jangka dan tanpa membuat perhitungan.
Aku tahu bahwa itu tak mungkin berhasil. Lalu bagaimana para lebah madu dapat mengerjakannya? Bagaimana mereka dapat membangun kamar-kamar segi enam dengan baik?
Hal lain yang menarik adalah bahwa lebah yang lain segera mengerti sampai dimana pembangunan tersebut. Pada saat lebah-lebah sedang meneruskan pembangunan sarang, sekelompok lebah yang lain akan bergabung dan memulai pembuatan kamar dari titik yang lain. Walaupun begitu tak ada kekacauan dalam bekerja. Lebah tetap menghasilkan bangunan yang sempurna.
Aku juga membaca bagian tentang teknik pembuatan madu. Aku sangat terpesona membaca proses luar biasa ini. Buku itu bercerita bahwa asal madu adalah nectar yang dikumpulkan lebah dari bunga-bunga dan bakal buah. Setelah dikumpulkan, nektar ini diubah menjadi madu.
Ada lagi yang penting dalam buku itu. Lebah harus kerja keras untuk menghasilkan madu. Maksudnya begini, 900 ekor lebah harus bekerja seharian untuk mengumpulkan setengah kilogram nektar. Bahkan ada yang lebih mengherankan lagi: 17 ribu ekor lebah harus mengunjungi 10 juta bunga untuk menghasilkan 450 gram madu murni. Sebuah pekerjaan yang amat berat bagi mereka. Namun demikian, lebah tetap bekerja keras dan menghasilkan madu yang jumlahnya lebih dari yang mereka butuhkan. Ditambah lagi, mereka tidak memakai sebagian besar dari madu tersebut, malahan menawarkannya kepada kita.
Sungguh mengherankan. Meski panjang tubuhnya hanya sekitar tiga sentimeter, lebah-lebah bekerja sangat menakjubkan. Apa yang menjadi sumber kesadaran, keterampilan, dan kekuatan ini? Bagaimana mereka bisa memiliki kebijakan, kesadaran, dan pengetahuan tentang kimia dan matematika? Mengapa mereka bekerja begitu keras untuk menghasilkan madu?
Kubawa bukuku kepada Ayah. Aku ceritakan semua yang telah aku pelajari, dan bertanya bagaimana lebah bisa memperoleh segala kemampuannya itu. Sambil tersenyum, Ayah mengusap kepalaku dan berkata:
“Kamu benar. Kita melihat pelajaran dan karya seni yang tinggi dalam kehidupan lebah. Tetapi apakah itu hanya pada lebah? Sebenarnya, semua binatang memiliki keteraturan yang sempurna. Bahkan dalam setiap bagian alam semesta ini! Ayah akan membacakan sebuah ayat dari al Qur’an mengenai lebah. Dengarkan baik-baik!

“Dan Rabbmu mewahyukan kepada lebah: Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibuat manusia. Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Rabbmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Rabb) bagi orang-orang yang memikirkan. (QS. An Nahl [16]: 68-69)

 “Sekarang aku mulai mengerti, Ayah. Allahlah yang menyuruh lebah untuk bertingkahlaku demikian. Allah sangat sayang kepada kita hingga Allah meminta lebah untuk membuat madu yang berguna sebagai obat. Sungguh menyenangkan dapat mengerti kebaikan Allah.
 “Kamu pasti kagum jika mengamati kesempurnaan semut, nyamuk, unta, burung, ikan, bunga, pohon, bintang, lautan atau semua yang ada di muka bumi. Semua ini menunjukkan bahwa setiap bagian alam semesta ini diatur dengan seni yang indah. Inilah karya seni Allah, yang menciptakanmu, Ayah dan Ibu, lebah, burung betet, kelinci, tupai, planet, angkasa, matahari, dan seisi alam semesta. Allahlah tuhan segala sesuatu.
Segala sesuatu terjadi dengan ijinNya dan atas kehendakNya. Dialah pencipta lebah madu. Semua yang mereka lakukan adalah dengan ijinNya. Kehebatan binatang ini menunjukkan kebaikan Allah yang tak tertandingi. Semua serba ajaib, jika kamu melihat segala sesuatu di sekelilingmu.”
Ayahku benar. Segala yang dilihat di sekeliling kita menunjukkan adanya Allah yang Maha Perkasa. Aku yakin benar, “Allahlah yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana, Pencipta segala sesuatu.”
Akhirnya aku menemukan semua jawaban dari pertanyaanku. Lebah madu tidaklah memiliki kelebihan seperti yang kamu lihat! Tidak mungkin bagi mereka untuk mempunyai kelebihan seperti itu! Apa yang mereka lakukan adalah atas petunjuk Allah, pencipta mereka, sehingga mereka mampu menampilkan kehebatan yang membuat kita semua kagum.
Sepekan ini kuhabiskan waktu untuk memberitahu setiap orang yang aku temui tentang lebah madu. Baik ibu, ayah, keponakan serta teman-temanku. Di akhir pekan aku meminta Ayah untuk menemaniku ke taman lagi.
 “Ayah, akhir pekan ini kita lari santai lagi, kan?”
 “Sebenarnya Ayah tidak berencana ke sana akhir pekan ini. Tapi kalau kamu mau, mengapa tidak?”
Aku sangat senang mendengarnya. Aku bertanya-tanya akankah aku bertemu lebah madu yang dulu lagi.
Aku semakin gembira, ketika kami sampai di taman. Aku tak sabar untuk bertemu dengan lebah madu itu lagi. Aku mulai berlari-lari bersama ayah. Tak berapa lama, kami sampai di tempat aku pertama kali bertemu dengan lebah itu. Aku katakan kepada Ayah bahwa aku ingin melihat-lihat di sekitar tempat itu. Ayah mengijinkan, tapi memintaku agar tidak pulang terlambat. Aku segera berlari ke tempat pertemuan kami. Temanku ternyata telah ada di sana menunggu. Sepertinya ia telah menunggu cukup lama.
 “Hai! Aku senang bertemu denganmu lagi!”
 “Aku juga! Selamat datang! Senang bertemu kamu. Aku akan tunjukkan sarang lebah hari ini.”
 “O, ya? Tahu tidak, aku memikirkan kamar madumu yang mengagumkan itu selama sepekan? Aku tak sabar untuk melihatnya!”
Dari sebuah pohon beberapa langkah dariku, suara dengungan mulai terdengar. Aku tak berani mendekatinya jika tidak bersama temanku ini. Lebah mungil itu berjanji bahwa tak akan terjadi apa-apa denganku. Aku percaya padanya.
Ketika kami semakin dekat dengan batang pohon itu, aku ingat betapa indah di dalamnya. Bunyi terdengar berdengung-dengung. Lebah madu adalah salah satu binatang pekerja keras. Mereka bekerja tanpa henti dan menghasilkan madu yang lezat dan berguna untuk manusia.
Teman mungilku menunjukkan kamar-kamar madu. Kamar-kamar madu itu tersusun dengan sangat rapi. Setiap orang pasti bertanya-tanya bagaimana makhluk mungil ini bisa membuatnya.
Aku melihat kamar-kamar tersebut tersusun atas segienam-segienam yang sempurna. Dalam pelajaran matematika pekan lalu, aku menanyakan tentang segienam kepada guruku. Beliau menjelaskan tentang segienam, tapi aku masih belum mengerti.
Aku tanyakan kepada temanku bagiamana cara pembuatan kamar madu segienam tersebut. Ia mengatakan kalau lebah madu yang umurnya lebih tua akan dapat menjelaskannya dengan lebih baik. Ia kemudian meminta lebah madu tua menjawab pertanyaanku:
 “Ketika kami membangun kamar segienam, sudut bagian dalam kamar adalah hal yang penting. Kami harus membuat setiap sudut 120 derajat. Selain itu, kemiringan kamar terhadap tanah juga sangat penting. Jika kami memperhatikan petunjuk yang pertama dan tidak menghiraukan syarat yang ke dua, kamar itu tak akan terbentuk dengan sempurna. Semua madu yang kami simpan akan tumpah ke tanah.
 “Wah maaf, aku sulit memahaminya. Bagaimana lebah madu dapat melakukan perhitungan ini tanpa kesalahan? Bagaimana kalian bisa membuat tiap sudut tepat 120 derajat? Apalagi kalian tidak memakai peralatan ketika membangun sarang. Aku ingat kertas yang ada bentuk-bentuk geometris tak beraturan saat aku mencoba membuat susunan segi enam yang benar... Aku semakin kagum pada kalian!”
 “Janganlah kagum pada kami. Kami tidak melakukan itu karena keahlian kami. Itu semua adalah keahlian bawaan. Artinya, kami dilahirkan lengkap dengan keahlian itu. Kami tidak memperoleh pelatihan atau semacamnya.”
 “Kalian menunjukkan pelajaran yang mulia! Setiap orang perlu belajar hal-hal yang kalian lakukan. Jika boleh, aku ingin bertanya lagi.”
 “Silakan...”
 “Mengapa kalian membangun kamar madu dalam bentuk segienam?”
 “Oh itu… Kamu ingin tahu mengapa kami tidak membuatnya dalam bentuk bujursangkar, segitiga, segilima atau segidelapan? Jika kami membuatnya dalam bentuk lain selain segienam, akan ada bagian yang tak terpakai antar kamar. Bila demikian kami hanya dapat menyimpan sedikit madu dan perlu lebih banyak lilin untuk menutupi daerah yang kosong.

Sebenarnya kami dapat menyimpan dalam kamar segiempat atau segitiga. Tapi segienam adalah bentuk dengan keliling paling pendek. Segienam membutuhkan lilin lebih sedikit dibandingkan segitiga atau segiempat. Jadi, kamar segienam dapat menyimpan madu lebih banyak dengan menggunakan lilin yang sedikit.”


Aku tak percaya dengan apa yang kudengar! Aku mendapat pelajaran teknik dari lebah madu yang mungil dan cantik... Masih ada beberapa hal yang ingin aku tanyakan. Tetapi hari semakin sore, kami meninggalkan Lebah Tua dan menemui ayahku.
 “Aku telah belajar banyak darimu dan dari lebah madu yang lain. Sekarang aku sadar bahwa dulu aku tidak menyadari keindahan yang kulihat! Kamu telah mengajariku bahwa ada keteraturan yang sempurna di alam semesta.
Mulai sekarang, aku berharap dapat melihat seluruh kesempurnaan ini. Terima kasih banyak!”
 “Tak perlu berterimakasih teman kecilku. Ingatlah, kesempurnaan ini bukan berasal dari kami. Kami hanya mengerjakan apa yang telah diajarkan kepada kami. Sampai jumpa!”
Begitu meninggalkan lebah madu tersebut, aku mendengar Ayah memanggilku.
Hari semakin sore. Aku segera kembali menemui ayahku, tetapi aku masih ingat kepada teman kecilku! Ketika aku memasuki mobil, kumelihat kupu-kupu. Ia memiliki paduan warna dan bentuk yang indah pada sayapnya. Aku akan pergi ke perpustakaan besok dan belajar lebih banyak tentang kupu-kupu.
Tak ada yang mampu menghitung semua keindahan yang diciptakan Allah. Aku sadar bahwa masih sangat banyak yang harus dipelajari...

“Mereka menjawab: Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami

ketahui selain apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya
Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al Baqarah [2]: 32)

-di kutip dari buku harun yahya-